19. Pengecut.

526 47 1
                                    

Sebelum membaca jangan Lupa Vote dan komennya dulu sayangku!.

HAPPY READING

_

Hatccimm!.

Menggosok gosok hidungnya yang terasa Gatal, Topan kembali menjatuhkan kepalanya di atas meja, menelungkupkan kepalanya dengan bersembunyi di balik Hoodie yang ia pakai Di tengah Hari dengan cuaca yang begitu cerah. 

Ini tidak biasanya ia seperti ini, Ntah kenapa baginya cuaca begitu dingin. namun di sekeliling matanya terasa panas. Dan rasanya ia hanya ingin tidur saat ini.

TOKTOKTOK

Ketukan yang terdengar dari mejanya sehingga membuat sebuah getaran, Topan hanya mendusel mengabaikannya, sudah jelas Bahwa itu adalah Geri atau Satria. lagian siapa lagi yang berani melakukan hal ini selain mereka?.

Toktoktok

Ketukan kembali terdengar membuat Topan menggeser wajahnya. "Brisik!. Gue ngantuk." Ujarnya kasar tanpa melihat siapa yang melakukannya.

toktoktok.

"Gue bilang brisik!." Sentaknya kasar, berdiri tegak lalu melihat tepat kedepan dengan jengkel, Namun ekspresi jengkelnya mampu bertahan sebentar, Karena Siapa sangka kalau pria yang berani mengganggunya itu bukanlah Geri maupun Satria, Yaitu Pria yang akhir akhir ini memenuhi otaknya.

"Ah, Ta.." Ujarnya dengan senyum merasa bersalah sembari menggaruk tengkuknya tak gatal.

Artha hanya menatap Topan datar. "Jalani kehidupan Lo sebagai babu gue. Sekarang Gue haus." Ujarnya tanpa ekspresi menatap Topan intens. 

Topan menganggukkan kepalanya, Lalu kemudian bangkit dari duduknya, Ntah karena pijakannya yang tak Tepat, Topan seperti merasakan gempa hingga jarak pandangnya berkunang kunang, ia memijit keningnya pelan, sepertinya kali ini dia menangis dengan berlebihan. Namun, ia tetap memaksakan dirinya untuk tetap bangun dan berjalan pergi membelikan Artha minuman seperti yang pria itu minta.

Topan tetap melangkahkan kakinya menuju Kantin, membelikan Minuman seperti yang di minta Artha tak menyadari apa bahwa ia sedang di ikuti, Hingga ketika berada di depan labor kimia, Topan terlonjak kaget ketika sebuah tarikan kasar menariknya untuk masuk kedalam Ruangan itu.

Dengan cahaya yang minim karena ruangan Kimia selalu di tutup dengan gorden ketika tidak di gunakan, Namun Topan tetap menyadari siapa sekarang yang sedang berada di depannya, parfum yang tercium familiar dan tubuh yang juga sama. 

"Ta, happ.."

Topan membulatkan matanya sempurna, ciuman yang begitu intens yang ia rasakan saat ini. semuanya terasa tak nyata. Sejak Kapan Artha bisa melakukan Ciuman inisiatif terlebih dahulu Jika keadaannya tidak mendesak?.

Artha semakin mengapit tubuh Topan ke pintu dengan memperdalam ciuman mereka, Topan tidak banyak reaksi, Ia hanya mengikuti permainan yang di mainkan Artha kepadanya, Membuka mulutnya ketika Artha menginginkannya, Dengan mata yang terbuka melihat ke arah wajah Artha yang tampak menikmatinya, Memejamkan matanya di balik Kaca mata yang bertengger di hidungnya, Topan hanya berdiam seperti benda tak bergerak.

Tunggu, Sangat sesak, kenapa Lehernya seperti tercekik?. Tampaknya Artha tidak mengetahui soal itu karena kelihatannya dia sangat menikmati ciuman yang mereka lakukan sekarang, Topan mengangkat tangannya, dengan perlahan untuk menggapai Wajah Pria yang saat ini, Ntah bagaimanapun kondisi yang sedang terjadi, Dia tidak bisa mempungkiri kalau dia benar benar mencintai sangat Artha.

Ah, Tangan Topan berhenti di awang awang sebelum jari jarinya menyentuh wajah Artha, Dengan cepat ia memegang Kedua bahu pria itu, lalu dengan pelan mendorongnya sedikit jauh memberikan ruang di tengah tengah mereka.

[BXB] KISSING NERDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang