07. Pertengkaran Kecil.

1.1K 67 0
                                    

Sebelum membaca jangan Lupa Vote dan komennya dulu sayangku!.

HAPPY READING

_

Suasana kelas yang Ramai, Obrolan obrolan singkat yang terdengar, siswa yang berlari larian di sepanjang kelas bergelut dengan sesamanya, pesawat kertas pun ikut berterbangan di awang awang menambah kesan padat pada kelas itu.

Begitupun juga Geng populer itu, dimana yang Topan sedang duduk di kursinya mengarahkan kursinya ke meja belakang, dimana salah satu temannya duduk di sana, Ngobrol dengan santai sesekali tergelak melihat leluconnya. 

"Kalian tahu, Populasi manusia di dunia sudah sampai 8,0 miliar di abad pertengaha tahun 2020 kemarin, Bahkan sekarang udah 8,1 miliar. Gila bukan?." obrolan konyol yang di katakan Oleh Geri membuat Topan dan Satria menganggukkan kepalanya sedikit tertarik dengan topik itu.

"jadi pertanyaannya, Berapa kapasitas dunia?. tebak!." Pertanyaan Satria tiba tiba membuat Topan dan Geri tergelak dengan sesekali berfikir.

"Jadi, kita nggak boleh kalahkan?. Dan Coba kalian bayangkan, Anggap 8,0 miliar itu kita bagi 3?."

Geri dan Satria langsung menoleh ke arah Topan. "Bagi 3?. Apa maksud lo."

"gini, pertama... Pria suka wanita,  Kedua.. Pria suka Pria, ketiga..  Wanita suka wanita.. sekarang berapa?."

Geri menganggukkan kepalanya, "Tunggu tunggu." Ujarnya lalu kemudian mengeluarkan handphone dari kantongnya, mengotak atik ponsel tersebut lalu kemudian tiba tiba mendongak. "jadi miliar nolnya ada berapa?." tanyanya tiba tiba yang membuat Satria dan Topan ikut terdiam.

"Benar juga, 12 bukan?." tanya satria mengemukakan pendapatnya.

"12?. bukankah itu udah triliun?." Tanya Topan Lagi.. 

"benar juga, 9 bukan?." Geri ikut termenung dan bertanya melihat kedua temannya.

Mengangkat tangannya, dengan sesekali meraba dagunya, Topan tampak berfikir. "9?. Mana mungkin, jutaan aja nolnya cuma 6. jadi miliar juga 6 dong." Ujarnya.

"emang iya?. Bukannya miliar angkanya lebih tinggi dari juta ya?."Geri tampak berfikir lagi, mencoba untuk mencari sesuatu membenarkan perkataannya. 

"begitukah?." tanya Topan tak yakin, akrena dia pernah ,melihat sesuatu yang aneh, makanya dia agak ragu dengan itu. "waktu itu gue pernah liat, kalau di followers ig 1 miliar tuh sama dengan 1 jt."

Mendengar Hal itu, Geri terdiam ikut berfikir. "Benar juga." 

Satria menatap kedua temannya itu, obrolan bodoh macam apa ini?. Tapi kalau ada yang bertanya dan kita selaku siswa sma nggak tahu jawabannya, bukankah pendidikan kita patut di pertanyakan?. Umm.. Satria juga ikut bingung, dia terdiam sejenak ikut memikirkannya. 

"jadi berapa?." tanya nya tiba tiba yang membuat Topan dan Geri mengedikkan bahunya, "nggak tau." Ujarnya serentak.

"Tolol."

Suara yang terdengar sedikit keras dari kursi sebrang mereka, membuat Topan, dan Satria membalikkan tubuhnya melihat ke sumber suara, "Apa lo bilang?." Geri sedikit kesal di buatnya, bangkit dari duduknya dengan suara sedikit menyaut dengan nada kuat.

Pria yang tiba tiba mengatakan itu, seketika menghela nafas lalu membalikkan tubuhnya melihat ke arah Geng itu. "Apa?!." Tanyanya nyolot yang membuat Geri semakin jengkel melihatnya.

Geri bangkit berdiri, ingin mendekat ke arah Pria itu, tetapi tangannya di tahan oleh Topan. "lepas Pan, mulut tu orang keknya mintak di bogem." ujarnay penuh kekerasan.

Topan semakin mengeratkan cekalan tangannya pada Geri, lalu menggelengkan kepalanya serius. Geri yang melihat tatapan Topan pun mendecih tak terima, lalu kemudian kembali duduk. Setelah melihat Geri yang sudah menurut walaupun sedikit kesal., ia kembali melihat ke arah Artha. 

Artha yang melihat tatapan Topan pun mendecih jengkel, lalu balik menatap pria itu tajam. "Apa?!."tanyanya lagi membuat Topan menghela nafas sabar. apa yang terjadi pada Pria di depannya ini?. kenapa melihatnya Artha selalu merasa jengkel. apa dia pernah punya salah?. dan apa dia begitu membencinya?.

"Lo barusan ngomong apa?."tanya nya tanpa ekspresi menatap ke arah Mata Artha.

Artha yang melihat itu menyunggingkan senyum miringnya, "selain Tolol, Lo juga budeg ya?." Sindirnya yang membuat Topan mengerutkan keningnya kesal.

"L-lo.." Topan tidak bisa menahan dirinya lagi, ia mulai bangkit untuk mendekat, dan melakukan apapun yang dia mau kepada pria itu, tetapi tangannya sudah lebih dahulu di pegang oleh Satria.

"Pan." panggil Satria dengan memegang tangan Topan menahan Pria itu untuk tidak mendekat ke arah Artha, Artha yang melihat tatapan yang di tunjukkan oleh Satria, ia kembali membalikkan tubuhnya. "Cih!. Membosankan!." gerutunya. 

Satria yang melihat tatapan yang di tunjukkan oleh Artha pun menghela nafas, lalu dengan kencang ia pun menarik Topan untuk kembali duduk. "Ck, Lo mau apa sih?!."

"Duduk!. Lo udah jadi pusat perhatian sekarang." Ujarnya dengan menoleh kesana kemari yang membuat Topan ikut menoleh, melihat segala sesuatu yang sesuai dengan apa yang di katakan Oleh Artha, ia menganggukkan kepalanya singkat, Hingga suasana di sekitarnya kembali tenang. Bahkan Topan sudah memperbaiki kursinya lagi untuk melihat kedepan dengan memainkan penanya.

Cukup lama mereka diam, Dan Topan yang tidak memiliki mood untuk melakukan banyak hal, tiba tiba saja sebuah Kertas terlempar ke depannya. diam sejenak melihat kertas itu, lalu kemudian menoleh ke arah dimana pelaku yang melemparkannya,

Disana Pria itu  menatapnya tanpa ekspresi yang membuat Topan semakin jengkel di buatnya, lalu kemudian membuang kertas itu tanpa melihat isinya. Artha yang melihat apa yang Topan lakukan terhadap kertasnya pun menjadi jengkel, merobek kembali bukunya, ia pun menulis sesuatu di sana lalu kemudian meremas remas Kertas itu hingga berbentuk bola besar dan kembali melemparkannya ke arah Topan, Hingga mengenai kepala Pria itu.

Topan semakin jengkel, mengambil kertas itu bersiap ingin melemparkannya lagi ke arah Artha, tetapi melihat tatapan tajamnya seolah olah mengancamnya membuat Topan Pun kembali menurunkan tangannya.

Saking sibuknya mereka dengan dunia mereka berdua, sampai ia tak sadar bahwa Satria Sampai menopang dagunya melihat ke arah masing masing interaksi yang mereka Lakukan, Tontonan Gratis yang sangat Rugi kalau di lewatkan, Apalagi melihat Topan yang tidak bisa berkutik ketika di hadapan Artha, Hal itu benar benar membuat Satria sedikit menikmatinya.

Dengan perasaan jengkel, Topan mulai membuka Remasan kertas itu lalu kemudian membacanya. 
"Gue Haus, beli Minum!." Singkat tapi mampu membuat Kejengkelan Topan bertambah berkali kali lipat, meremas kembali kertas yang di kirimkan Oleh pria itu dengan kuat, lalu kemudian melemparkan kertas itu lagi ke arah Artha.

Namun, sekesal apapun dia, Topan tetap menurut dan bangkit dari duduknya melangkahkan kakinya pergi menuruti apa yang di inginkan Oleh Artha, membuat Artha yang menghindar dari lemparan kertas Topan pun menatap Punggung pria itu dengan Senyum kemenangan.



TBC

[BXB] KISSING NERDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang