Sebelum membaca jangan Lupa Vote dan komennya dulu sayangku!.
HAPPY READING
_
Dengan menghapus Air matanya Topan masih saja sesenggukan walaupun air mata itu sudah tidak ada lagi yang turun, kembali duduk di atas ranjang milik Artha dengan Artha yang berdiri di depan Pria itu dengan melipat tangannya di dada.
"Lo, udah mulai tenang?." Tanyanya dengan masih melihat ke arah Topan yang menunduk, Dia menggelengkan kepalanya tak percaya, apa yang membuat Pria ini menangis dengan begitu kerasnya Sampai tetangga di sekeliling kontrakannya sampai mengetuk pintunya.
memikirkannya saja sudah membuatnya kesal sendiri, Malu nya sungguh. Bahkan Mereka pikir dia juga menganiaya seseorang, apa wajahnya sekriminal itu?.Dengan menghirup ingusnya yang mengalir, Topan masih menunduk dengan menganggukkan kepalanya menjawab pertanyaan Artha.
Melihat Topan yang sudah menjawab Pertanyaannya, dengan ekspresi yang masih sama, ia berujar. "Jadi, kenapa lo nangis?."
Bibir Topan kembali turun, mendengar pertanyaan dingin dan apa yang terjadi membuat Air matanya seperti ingin keluar lagi. "Itu karena lo usir gue." cicitnya dengan memegang erat celananya.
Artha menautkan alisnya. "kenapa, bukannya urusan lo di sini udah selesai?. Apa lagi? Lo juga yang nolak Gue tadi!."
"Gue juga nggak tau, Setidaknya lo harus meminta gue untuk menginap!. Tapi lo malah nyuruh Gue pulang." Ujarnya dengan suara yang sedikit tinggi karena kesal, Air matanya seperti ingin keluar lagi, dia menutup matanya masih menolak untuk melihat wajah Artha yang sedang berdiri di depannhya sekarang.
Ini memalukan sungguh, sangat menjengkelkan ketika sesuatu yang terjadi tidak seperti yang ia rencanakan.
"Haaaahh..."
Artha menghela nafas, lalu kemudian berjalan mendekat, ketika sudah berada lebih dekat di depan Topan, ia memegang dagu pria itu dengan memajukan Wajahnya sehingga sekarang mereka pun berhadapan sampai hidung mereka bersentuhan.
"lalu, kenapa tadi lo nolak gue?."Dia bertanya serius, "Lo tahu, gimana kesalnya Gue tadi." Lanjutnya.
Melihat ekspresi yang di tunjukkan oleh Artha, membuat Topan mengalihkan pandangannya ke arah lain. "Gue belum tahu cara melakukannya dengan laki laki." Cicitnya yang membuat Artha membulatkan matanya sempurna.
Menjauhkan wajahnya dari wajah Artha, kemudian menatap Pria itu tak percaya lalu kemudian terkekeh, yang benar saja. Apa terlalu cepat?. Siapa sangka kalau seorang Topan tidak tahu apa apa, Ini sekarang kita membicarakan Topan Loh, Pria Populer! yang benar saja!
"Lo tunggu disini."
Walaupun bingung dengan apa yang di katakan Artha, Topan masih saja sangat malu tentang kebenaran yang baru saja ia katakan, Apalagi di tambah dengan kekehan Artha tadi, Mungkin dia benar benar di jadikan bahan lelucon sekarang. TapiTopan tetap menganggukkan kepalanya, melihat ke arah Artha yang duduk di Depan meja belajarnya, ntah apa yang pria itu tulis, Topan masih tetap menunggu dengan tenang.
Hingga beberapa saat kemudian, Artha pun berjalan mendekat ke arahnya, dengan Memegang selembar kertas di tangannya, lalu menyerahkannya kepada Topan.
Topan menerima kertas itu, lalu kemudian menatap Artha dengan bingung. "Apa ini?." Tanyanya.
"Baca!. Dan lo harus terima."
KONTRAK
Mulai Hari ini dan seterusnya, pihak 1 yang bernama Biantara Taufan Gentala akan selalu menuruti apa yang pihak 2 Marva Greisy Artha Katakan, dan bertindak sebagai Budak Pihak 2 tanpa ada bantahan sedikitpun. Dan ketika Pihak 2 membutuhkan pihak 1 maka Pihak 1 akan datang tanpa ada alasan apapun dengan tulus.
bertanda :
Pihak 1. Topan
Pihak 2. Artha.
Topan membulatkan matanya tak percaya. "Apa apaan ini?." tanyanya menatap Artha tak percaya.
Dengan wajah entengnya, Artha mengedikkan bahunya Acuh. "Seperti yang gue bilang, Lo harus terima."
Menggelengkan kepalanya, ia kembali menyerahkan kertas itu kepada Artha lagi. " Gue nggak terima, Ambil lagi!." Sentaknya tegas. dengan Masih memangku kedua tangannya di dada, Artha ikut menggeleng, dengan makduk ia menolak. "Bukankan lo harus memnta maaf atas penolakan yang lo berikan tadi?."
"Bukankah permintaan maaf saja sudah cukup?. Buat apa pakai kontrak kontrak segala?." Tanyanya, lalu kemudian memperlihatkan kontrak Itu kepada Artha lalu merobeknya jadi beberapa bagian. "Nggak, gue nggak terima." lanjutnya,lalu kemudian melepaskan robekan robekan itu dari tangannya, hingga jatuh berserakan di lantai.
Artha membulatkan matanya sempurna lalu kemudian menatap Topan tajam. "Kalau Gitu, kita berhenti di sini. Gue Juga bukan orang baik yang hanya akan terima atas apa yang lo lakuin ke gue." Artha berbalik, berjalan dengan membelakangi Topan, mengarah ke arah Pintu. lalu kemudian membuka pintu kamarnya lebar lebar. "pergi!." usirnya dengan suara yang dingin melihat ke arah Topan tanpa ekspresi.
Topan menatap Artha lekat, melihat ekspresi yang di tunjukkan pria itu kepadanya. yang membuatnya berfikir kalau itu bukan ekspresi seseorang yang bercanda. Dia ragu, apa semuanya harus memiliki kontrak segala?.
"Apa Kontrak itu di haruskan?." tanyanya lagi.
"Ya, Karena bagaimanapun. Gue pihak yang di rugikan di sini. Bukankah wajar bagi gue untuk memanfaatkan lo juga?."
Itu benar, Dia lah yang memanfaatkan keberadaan Artha, memakai pria itu untuk kepentingannya sendiri, tapi apa ini Kontrak ini juga harus ada?. topan tak tahu lagi.
Mengacak rambutnya, lalu kemudian menatap Artha. "Fine!. Ayo lakukan seperti yang lo mau." Ujarnya pasrah yang membuat Artha menyunggingkan senyumnya.
"Good." Pujinya, lalu kemudian berjalan ke arah meja belajarnya lagi lalu kemudian mengambil dua kertas lagi dan memberikannya kepada Topan di tambah dengan satu buah Pena di tangannya. "Tanda tangan." Suruhnya.
Topan menerima kertas dan pena itu ragu ragu, lalu kemudian membaca Kertas itu ulang. membuatnya sedikit bergidik. "Berapa lembar yang udah lo tulis?."
Artha diam sejenak, lalu kemudian mengedikkan bahunya acuh. "Hanya beberapa."Jawabnya singkat yang membuat Topan menghembuskan nafas gusar,
"Lo menyeramkan" Protes Topan, lalu kemudian meletakkan surat itu di atas kasur, kemudian mulai menanda tangani Kotrak tersebut.
Artha yang melihat hal itu dan mendengarnya pun menyungginkan senyum kecil. "begitukah, salah lo sendiri yang mau berurusan sama gue." Ujarnya, lalu kemudian mengambil satu kertas. "yang Satunya, lo yang simpan,." Ujarnya lalu kemudian mulai berjalan menjauh, Berdiri di depan lemari. ia pun membuka Handuk yang masih melilit di pinggangnya, dan mulai memakai celana pendek.
Topan masih duduk di Ranjang dengan mata yang melihat ke arah Topan. Dia benar benar tidak tahu apa yang sedang di fikirkan pria itu sekarang. Memikirkannya saja sudah membuatnya pusing, Apa yang terjadi terasa menjengkelkan.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
[BXB] KISSING NERD
Teen FictionUntuk mengobati hal aneh yang terjadi pada dirinya, Atas saran yang di berikan oleh sepupunya, Ia pun pergi kesalah satu Bar untuk menemukan seseorang yang bisa menyembuhkan hal yang terjadi padanya. Sudah 17 tahu ia hidup di dunia ini, Sekalipun i...