28. Pria Egois.

435 32 5
                                    

Sebelum membaca jangan Lupa Vote dan komennya dulu sayangku!.

HAPPY READING

_

"Tan.."

Pintu rumah yang terbuka, memperlihatkan Seorang wanita cantik dengan pakaian rumahannya, ketika mendengar panggilan yang di ucapkan Oleh Topan membuat Wanita itu langsung mendongak dan langsung tersenyum sumringah melihat ke arahnya.

"Aaa,, pria cantik Tante.." Dia berujar antusias, lalu kemudian memeluk Tubuh jangkung Topan dengan Erat sembari menepuk nepuk punggung Pria itu. "Apa kabar sayang?." Lanjutnya.

Topan yang merasakan  pelukan Tiba tiba seketika tersenyum tipis, lalu menerima pelukan mendadak tersebut. "Ah lagi lagi, Topan Pria kalau Tante lupa." Balasnya yang membuat Sonya terkekeh.

Memang tidak jadi rahasia lagi, Topan akan selalu di panggil Pria cantik oleh Sonya. Dari kecil, dengan penampilan yang cantik, Tubuh kecil putih bersih, rambut yang di biarkan panjang karena dia selalu sakit sakitan ketika rambutnya di potong, Semua akan mengatakan bahwa Topan adalah seorang gadis kalau dia memakai Pakaian wanita.

 Bahkan, Jika dia memakai pakaian pria pun, dia tetap terlihat cantik. namun mungkin semenjak dia aktif di setiap Aktivitas Olahraga, Tubuh nya sedikit memperlihatkan kejantannya sehingga menutupi ke anggunannya, membayangkannya saja sudah membuat Sonya flasback. betapa menawannya Keponakannya ini saat itu, Bahkan dia berniat Untuk menjodohkannya dengan Satria, ketika melihat betapa dekatnya mereka.

"Tante pasti membayangkan masa lalu lagi."

Sonya tersentak lalu kemudian tergelak dengan memukul lengan pria itu. "bagaimana tante bisa melupakan pakaian Balet yang kamu kenakan?."

Wajah Topan langsung memerah. "Topan melakukannya karena tante memaksa, Lagian Topan menyelinginya dengan taekwondo. bagaimana mungkin, pria seperti Topan tetap Tante anggap cantik."

Sonya mengangguk anggukkan kepalanya cuek seolah olah tak peduli. "Ah baiklah baiklah. Kamu cari Satria kan?. Tenang aja, suamimu ada di kamarnya."

Topan membulatkan matanya sempurna. "Tante?!."

"Pfft,... Ah.." Sonya langsung terhenti, ketika matanya menangkap soerang pria yang berdiri di belakang Topan. "Geri juga di sini?." Ujarnya basa basi membuat geri menganggukkan kepalanya canggung. Sepertinya dia baru saja melihat sebuah rahasia yang baru saja terbongkar, karena mau bagaimanapun, ini pertama kalinya ia mendengar.

"permisi tante,"  Ujarnya yang mendapat senyuman dari Sonya. "Langsung naik aja, keknya dia tidur."Lanjutnya yang membuat mereka mengangguk dan melangkah masuk.

Di perjalanan, Geri melihat ke arah Topan yang fokus melihat ke depan. "gue baru tahu soal itu." tanyanya iseng yang membuat Topan menggaruk hidungnya. "lupakan Apa yang baru saja lo dengar, gue berani bersumpah kalau itu sungguh memalukan."

"benar, Gue rasa juga begitu. Sangat tidak sesuai dengan image yang lo perlihatkan."

"Brisik!." Topan berujar jengkel. lalu kemudian melangkah lebih cepat ketika sudah melihat kamar Satri. Tanpa mengetuk pintu, memegang Knop Pintu lalu membukanya spontan mengabaikan pria yang ada di dalam terkejut di buatnya. 

"Nggak ada sopan santunnya lo main masuk masuk aja."

Topan yang berdiri di depan pintu, melihat ke arah Satria yang melihatnya dengan ekspresi jengkel, namun dengan tampang tak pedulinya ia melangkahkan kakinya menuju meja belajar Satria dan menduduki tubuhnya di sana. "jangan Alay, Ini tidak seperti Gue mengganggu Lo yang sedang Coli."

"Anjing." Umpatnya, lalu kemudian menghela nafas sabar. "Lalu, Tumben kalian barengan. ada apa?. kalian nongkrong tanpa Gue?." Tanyanya penuh selidik, Topan yang sedang mengambil Rubik di atas meja Satria, lalu kemudian memainkannya. Sedangkan Geri, melihat ke arah Satria intens, seolah bercerita tentang apa yang terjadi yang membuat Satria menggaruk tengkuknya mengangguk mengerti. 

"Gue nggak akan minta maaf." ujarnya lebih dulu melihat ke arah Topan yang membuat topan berhenti sejenak, lalu kemudian melanjutkan menggerakkan tangannya. "Gue nggak akan meminta hal itu." ujarnya singkat yang membuat Satria mengangguk.

"Namun, Sat. Gu tetap nggak akan merubah keputusan Gue. Gue akan tetap bersamanya." lanjutnya cuek

Geri membulatkan matanya sempurna. "Gila lo?!. Lo nggak denger apa yang baru saja gue ceritain?."

Topan hanya merespon cuek dengan melanjutkan memainkan Rubiknya sedangkan Satria sudah menghela nafas dengan menggaruk tengkuknya. "Gue tahu, lakukan apapun yang lo mau." Ujarnya pasrah membuat Geri langsung menoleh ke arah Satria Tak percaya. 

"Sat?!. Lo nggak papa papa?. Bukankah Ini keputusan Gila?."

"Mau bagaimana lagi, Memang beginilah Topan yang Gue kenal." Ujarnya melihat ke arah Geri.

"Apa maksudnya?. Gue tahu Topan memiliki hati yang lapang?. Bukankah ini sudah keterlaluan?. Dan kita sebagai temannya, Bukankah tanggung Jawab Kita untuk mengarahkan ketika ia memberikan keputusan yang salah?."

Lagi lagi Satria menghela nafas. "Percuma. Dia sudah membuat Keputusan."

"Apaan sih? gue sama sekali nggak ngerti." Geri berujar Frustasi dengan meremas rambutnya kuat. lalu kemudian Melihat ke arah Topan. "Pan., Seharusnya Lo fikirkan dulu."

"Gue bilang percuma, Apa yang lo katakan, Nggak bakal dia dengarkan." ujar Satria memberi pengertian. "Sedikitpun gue nggak ngerti." Lanjut Geri dengan suara seperti gumaman.

"Ger, Seperti yang lo ketahui. Topan memiliki hati yang lapang. dia bahkan Rela melepaskan masa lalu dan juga akan tetap setia dengan kenyataan yang ada. lalu dengan rendah hati akan menerima masa depan." Satria berujar dengan melihat ke arah Topan yang masih melihat ke arah rubik yang sedang ia coba untuk menyelesaikan.

"Bahkan sekarangpun, bagaimanapun kita membicarakan Sesuatu di depannya, ketika dia sedang melakukan sesuatu. sedikitpun dia tidak akan mendengarkan. seolah olah kita sedang tidak melakukan apa apa."

Geri ikut melihat ke arah pandang Satria dimana Satria sedang mengerutkan Keningnya dengan sesekali memutar mutar rubik untuk mencari warna yang cocok, Persis seperti adik laki laki yang apapun yang ia lakukan, dia membutuhkan seseorang.

"Lo tahu bagaimana dia menjalani hidup dengan penyakit yang ia derita kan?. Dia selalu berfikir, Apapun yang terjadi jangan hidup dengan masa lalu yang tidak menguntungkan."

Geri terdiam, seolah olah dia langsung mengerti tentang bagaimana Pribadi Topan. Mungkin dia akan mencoba untuk memahami dan mendukungnya. Geri bangkit, lalu kemudian mendekat ke arah Topan, dan mengambil paksa Rubik yang ada di tangannya. "Mumpung saat ini kita sedang ngumpul, Bukannya kita harus bersenang senang bersama?." Tanyanya lalu kemudian mencoba memutar Rubik itu sehingga akhirnya warnanya tersusun beraturan.

Topan mendengus jengkel. "Padahal gue Hampir menyelesaikannya, Lo benar benar mengaanggu Ger." Ujarnya yang membuat Geri meletakkan Rubik itu di depan Topan lagi dan berbalik.

 Berjalan melangkah ke arah Ranjang, lalu kemudian menghempaskan Tubuhnya di atasnya secara kasar dengan posisi menelungkup. lalu beberapa saat kemudian ia berbalik. "Baiklah, Gue akan mendukungnya." Ujarnya Simpel yang membuat Satria mengangguk.

"Mendukung siapa?." tanya Topan melihat ke arah geri yang sedang terlentang di atas ranjang dengan kaki yang menjuntai ke bawah dengan tatapan penasarannya.

seperti yang Satria bilang, sedikitpun apa yang kami ucapkan tidak ada yang di dengar oleh Topan. sungguh, benar benar... "Hanya Pria Yang Egois." lanjutnya yang membuat Topan semakin mengerutkan keningnya. "Haa?."

TBC

Vote dan komen cintaku. biar semangat Update.

[BXB] KISSING NERDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang