"Milery dimana Wicha?.."
"Wicha sedang di ruang rapat, kau kesini sendiri?"
"Ya aku kesini sendiri... Apakah rapatnya lama? Aku harus segera pergi untuk pemotretan"
"Mungkin 20 menit lagi selesai... Apakah kau tak lelah terus mengejar Wicha?"
"Tidak, aku tidak pernah lelah, lagipula kandidat paling cocok untuk jadi pasangan Wicha adalah aku. Suatu saat juga Wicha akan bertekuk lutut padaku.."
"Kau terlalu sombong Teressa, itu salah satu sikap yang membuat Wicha sulit menerima mu"
"Sudahlah Milery, kau tidak perlu mengomentari ku. Jika nanti aku menjadi pasangan Wicha kau juga akan menjadi bawahanku. Yasudah lah aku pergi dulu, kau jangan lupa berikan ini pada Wicha" ujar Teresa kemudian pergi dari ruangan Wicha.
"Dasar perempuan dakjal. Najis, gak sudi aku jadi bawahannya.." geram Milery melihat kelakuan Teressa.
Sekitar 20 menit kemudian ahirnya Wicha masuk ke ruangan nya.
"Wicha ingat besok pukul 10 adalah jadwalmu Photoshoot di majalah Brizz"
"Hem.. Bagaimana perkembangan persiapan konserku Milery?"
"Berjalan baik, gedung juga sudah ku sewa sesuai dengan tanggal yang kau mau. 90% tempat, tiket, band pengiring dll sudah selesai semua. Ah ya, tadi Teressa kemari, ia menitipkan makan siang untukmu"
"Buang saja atau kau bisa memakan makanannya"
"Kau selalu saja begitu, lagipula kenapa kau tidak coba saja berpacaran dengan Teressa, meskipun kelakuannya kek dakjal dia adalah teman masa kecilmu, dia menyukaimu sejak lama"
"Kau sudah tahu Milery, aku hanya menganggapnya adik tidak lebih. Lagipula aku masih belum berminat untuk memiliki pacar"
"Apakah kau gay?"
"Maybe.."
"Ohh ayolah, kau harapan satu-satunya keluarga mu, kakakmu juga menyukai perempuan. Somers tidak akan punya keturunan yang murni jika kau gay juga"
"Aku bisa adopsi anak.... Lagipula mengapa kau jadi homofobic? Lagipula negara ini melegalkan lgbt... "
"Bukan aku homofobic, kau lupa mantan pacarku juga seorang pria, tapi kau adalah harapan ibumu. Maksudku itu... ahh terserah lah aku malas berdebat denganmu.. pusing aku liat kelakuanmu.." kesal Milery
-----------
Tak terasa sudah dua hari Biu tertidur, selama itu Apolius, Baylee dan Dixon terus menjaga Biu. Terkadang Apo juga mengajak Baylee dan Dixon untuk ketaman belakang rumahnya agar tidak bosan. Malam sebelumnya juga mereka bertiga pindah tidur ke kamar Biu. Untuk Baylee ia tidur disamping Biu, sedangkan Apolius dan Dixon tidur di bawah.
Ini malam ketiga, Biu masih belum bangun dari tidurnya. Sepertinya biasa mereka bertiga tidur di kamar Biu. Tiba tengah malam, Biu ahirnya terbangun dari tidurnya.
Ia membuka mata, kemudian menoleh ke arah samping, ia menemukan kakaknya sedang tertidur. Ia mencoba bangun, kemudian melangkah pelan menuju ke arah pintu, ia ingin keluar untuk mencari air minum. Biasanya ketika ia terbangun dari tidurnya ia harus minum kopi pahit/Americano, namun karna ia sadar bahwa ini bukan dirumahnya ahirnya ia mencoba mencari air putih saja.
Belum sempat pintu terbuka...
"B-biuniel.. kau kah itu?"
"Eh kak Apoli, maaf mengganggu tidurmu" cicit Biu.
Apo pun bangkit dari tidurnya ,dan menuju ke arah Biu.
"Ah syukurlah kau sudah bangun.. kau haus ya?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Schlafen
FantasiaBiuniel Rylee Driffin menghabiskan hidupnya dengan sebuah penyakit langka, bertemu dengan Wicha Ximon Somers aktor dan penyanyi terkenal. Jangan ada yang copas, gue sumpah in yang copas merasakan dan mengalami "Ipar adalah Maut" dalam kehidupannya. ...