31

121 9 1
                                    

Keesokkan paginya ketika Wicha terbangun, Biu sudah tidak ada di sampingnya. Wicha tersenyum bodoh, kembali mengingat kejadian kemarin malam. Sampai ada suara pintu yang mengetuk "Wicha pakailah pakaianku yang ada di lemari, sebagai baju ganti, segeralah bersiap dan kita akan sarapan bersama"

"Ya Apolius!" balas teriak Wicha. Setelahnya ia segera mengambil baju ganti di lemari dan segera ia pergi ke kamar mandi.

Setelah beberapa menit kemudian Wicha ahirnya selesai. Iapun segera pergi ke ruang makan. Di ruang makan yang lain sudah duduk di tempat mereka masing-masing. Melihat itu, Wicha ahirnya duduk juga.

Sarapan hari ini dimasak oleh Biu dan Baylee. Biu dan Baylee pun ahirnya menghidangkan sarapan. Mereka ahirnya sarapan bersama.

"Setelah sarapan, aku dan Wicha pamit untuk pulang"

"Terserah mu Apolius! Kalian pulang detik ini juga, tidak apa-apa"

"Baylee! Kau selalu saja mengusirku."

"Ehmmm! Maaf, sebelum aku dan Apolius kembali, aku ingin mengundang kalian semua untuk pergi ke acara ulang tahun ayahku Minggu depan, tepatnya hari sabtu malam. Semoga kalian berkenan untuk datang"

"Kalian yang kau maksud itu, termasuk aku dan Dixon atau hanya Apolius dan Biu saja?" sewot Baylee.

"Kalian semua, termasuk kau Baylee dan Dixon"

"Kami bukan siapa-siapa, mengapa kau mengundang kami?"

"Kalian adalah keluarga dari orang yang ku cinta. Jelas aku harus mengundang kalian. Datanglah aku akan menyuruh orangku untuk menjemput kalian"

Biu yang mendengar itu tersipu malu, pipi dan telinganya memerah.

"Tidak perlu, kami akan berangkat sendiri. Kami akan hadir"

"Pastikan tidak ada yang melukai Biu disana! Kami akan langsung membawa Biu pergi jika ada yang melukainya!

"Baik Baylee, akan ku pastikan tidak ada yang menyakiti Biuniel dan kalian"

Setelahnya mereka kembali melanjutkan sarapan mereka. Setelah selesai sarapan Wicha dan Apolius bersiap untuk kembali pulang. Mereka berdua berpamitan ke yang lain. Tak lupa Wicha juga meminta nomer telefon Biuniel.

----------

Di tempat lain ada Teressa yang sedang mengunjungi salah satu bar di pinggiran kota Nexus. Ia kesini untuk bertemu dengan seseorang.

"Nona Teressa benar?" sapa seorang pelayan.

"Ya!"

"Mari ikuti saya!"

Tanpa bertanya kembali Teressa segera mengikuti lahkah pelayan tersebut. Ia menaiki beberapa anak tangga sampai ahirnya ia berada di sebuah pintu.

"Masuklah nona, tuan menunggu anda"

Teressa segera membuka kemudian masuk ke dalam ruangan itu. Dalam ruangan itu ada seseorang yang bertelanjang dada dan tubuhnya dipenuhi dengan tato sedang menatap ke arah Teressa.

"Tuan William..." lirih sapa Teressa.

"Kau yakin meminta kami membunuhnya? Bukankah dia calon ibu mertuamu? seorang Somers. Kau juga sudah tau bahwa Biuniel adalah tunangan Levin Griffin. Banyak resiko jika membunuh mereka berdua"

"Ini cek senilai 2 miliar sebagai awal pembayaran"

"Hahahah cek dari Somers untuk membunuh Somers? Aku mulai menyukai mu nona. Kau sama liciknya dengan ayahmu!"

"Ya! Dia bukan Somers yang asli. Obelia, Somers yang asli telah di bunuh, dia Adelia kembaran Obelia. Kau bisa gali informasi itu. Aku mengamankan diri sebelum ia membunuhku. Lagipula ia kini tidak terlalu berguna"

SchlafenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang