Hari ini, hari ke 5 Wicha dan Milery berada di markas Phoenix. Wicha dan Milery benar-benar dihajar habis-habisan dengan latihan yang sangat berat. Tubuh mereka juga dipenuhi beberapa luka. Keduanya juga kaget ketika bertemu dengan Tian, Grim, Vian, Morgan, dan Leandra. Wicha dan Milery tidak menyangka bahwa mereka juga bagian dari Phoenix.
"Besok waktunya kau bertarung dengan Levin, jika bahkan sampai hari ini kau tidak bisa mengalahkan ku, aku yakin kau juga tak akan bisa mengalahkan Levin. Hanya sampai disini sajakah kemampuanmu? Ah ku pikir Biuniel ku masih bisa menemukan orang yang lebih baik darimu.." remeh Jeffrey menatap Wicha.
"ARRGGHHH..."
Bug
Bug
Wicha berlari, mencoba menyerang Jeffrey dengan menggunakan belati yang ia genggam. Jeffrey yang melihat pergerakan Wicha segera ia menghindar. Sama seperti sebelum-sebelumnya, Wicha akan terus menyerang tanpa memikirkan bahwa tenaganya akan terbuang dengan sia-sia. Sampai pada titik dimana Jeffrey paham bahwa tenaga Wicha mulai habis, segera ia langsung membanting dan mengunci pergelangan tangan Wicha.
Jeffrey menekan wajah Wicha ke tanah dengan sikunya dan menduduki punggung Wicha "Hah Sialan! Aku tak pernah menyangka bahwa pasangan Biuniel selemah ini, waktuku terbuang sia-sia karna mengajarimu!" ujar Jeffrey kemudian berlalu meninggalkan Wicha sendiri.
Wicha masih berada di posisinya, ia kemudian bangkit, ia marah pada dirinya sendiri, ia terlalu sombong dan menggap remeh Phoenix. Berfikir bahwa mereka mudah dikalahkan. Egonya yang tinggi untuk bisa mendapatkan Biuniel membuatnya menyerang Jeffrey secara membabi buta tanpa memikirkan strategi untuk membuat Jeffrey terluka.
Milery menghampiri Wicha dengan botol air minum yang ia bawa. Ia menyerahkan air minum itu pada Wicha. "Turunkan egomu, kau tidak boleh terprovokasi dengan ucapan Jeffrey. Kau selalu menyerangnya, Jeffrey juga selalu dengan mudah menghindari serangan mu. Tenagamu akan cepat habis jika kau menyerangnya karna emosi"
Tanpa mengindahkan ucapan Milery, Wicha pergi begitu saja meninggalkan nya.
Wicha pergi menuju danau yang berada di belakang markas. Ia duduk di rerumputan di pinggir danau sambil merenungi kegiatan yang selama ini ia lakukan. Kemampuannya begitu payah ketika ia masuk dalam markas ini. Jangankan mengalahkan Jeffrey, bahkan menggoreskan belati ditubuhnya pun ia tidak bisa. Sungguh ia hampir putus asa.
Sangking larutnya Wicha dalam lamunannya, ia tidak menyadari ada seseorang yang kini sudah berada di sampingnya.
"Bagaimana kabarmu?" sapa seseorang yang duduk di kursi roda.
Wicha menolehkan wajahnya, ia cukup kaget bahwa orang yang sudah lama tak ia temui ternyata berada di markas ini.
"Tak menyangka aku bertemu denganmu di sini!" jawab Wicha kemudian mengalihkan wajahnya kembali ke arah danau.
"Ya dengan belas kasih Biuniel aku berada disini. Maafkan aku, maafkan sikapku selama ini. Sungguh aku menyesal!"
"Dibanding minta maaf padaku, minta maaflah pada Biuniel"
"Aku sudah minta maaf padanya dan dia dengan mudah memaafkan ku. Dia baik sekali padaku, padahal aku sudah sering menyakitinya. Wicha kau harus tetap bertahan untuk bisa mendapatkannya. Pasti sulit, tapi ku yakin kau juga pasti bisa, sejak kecil kau kan keras kepala, segala keinginanmu harus tercapai. Biuniel akan menjadi milikmu!"
"Ya terimakasih atas dukungan mu, ngomong-ngomong berapa usia kandunganmu?"
"7 bulan ka...."
"TERESSA!"
"ah Ailee memanggilku, aku harus pergi, sampai jumpa lagi, aku menunggu undangan pernikahan kalian!" Ujar Teressa kemudian berlalu.
----------
Sedang di tempat lain ada Biu yang menghabiskan waktu dengan keluarganya. Jadwal tidur Biu hanya berlangsung selama 3 hari, dan seketika ia bangun yang ia cari adalah Wicha. Melihat itu, Levin cukup cemburu. Ya, dulu yang selalu Biu cari adalah dirinya, kini dirinya telah di gantikan oleh orang lain.
"Abang, ayah, katanya kalau Biu uda sadar, Wicha nya boleh nemuin Biu.. ini uda dua hari loh Biu sadar tapi dari kemarin-kemarin kalian belum ngizinin Biu ketemu Wicha..."
"Pacarmu itu sangat payah sayang, ayah bahkan tidak menyangka bahwa Wicha sepayah itu, dari laporan yang diberikan Jeffrey, di hari dimana kamu bangun dia masih belum bisa menembak tepat sasaran dengan jarak yang telah ditentukan"
"Ya gimana, dia kan hidupnya sangat berbeda dengan kita, ya mungkin dia sudah lama tidak menggunakan pistol, disana juga kan tekanannya sangat tinggi, dia gugup mungkin sehingga tidak dapat menembak tepat sasaran" cemberut Biu, mencoba membela kekasihnya.
"Kau ini selalu saja membelanya! Biuniel adikku sayang, kau yakin memilih Wicha yang payah itu sebagai pacarmu?" seru Levin keheranan.
"Yakin! Ya dia memang payah dan agak pecundang si, tapi dia tulus padaku, cari orang setulus Wicha sangat sulit, jadi begitu aku menemukannya aku akan mendekapnya dengan erat"
"Tapi dia tidak bisa melindungimu?" ujar bunda Biu.
"Ya, aku yang akan melindungi nya bundaa..."
"Oh iya Abang! Kalau Wicha tidak bisa melukai Abang seperti yang diperintahkan ayah bagaimana?"
"Ya kau harus berpisah dengannya!"
"Huhuuu Abang tega, memisahkanku dengan kekasihku?"
"Bubu!! Bubu tenang saja aku akan membantu bubu" sahut Xander.
"Kau bocah kematian! Pasti ada imbalannya kan?m" curiga Biu, menatap sengit Xander.
"Tentu! Selama paman Wicha memberiku saham aku akan membantunya mendapatkan bubu..."
"Berarti kamu harus melawan opa dan papamu! Kau ini kecil-kecil sudah sok paling mengerti saham!" gemas Biu, kemudian mendekap Xander.
"Iya juga ya..."
"Nanti sore ikutlah bersama kami, lihatlah lelaki pecundang mu itu. Nanti sore jika ia bisa melukaiku, aku dan ayah akan merestui kalian!"
"Melukai walau sedikit saja ya?! Meski aku mencintai Wicha, Abang adalah saudaraku, aku tidak ingin Abang terluka..."
"Cih bilang saja agar pacarmu itu terluka. Kau jelas tau aku sangat sulit dilukai.."
"Jangan jahat-jahat Abang, begitu-begitu Wicha bisa bikin adikmu ini bahagia tau!"
"Jadi selama bersama kami, kamu tak bahagia?" sewot Levin.
"Bubu tidak bahagia jika bersamaku?" ujar Xander ikut-ikutan.
Biu kebingungan, bukan ini yang ia maksud.
"Bundaa, anak kita tidak bahagia ketika dengan kita bundaaa, bagaimana iniii" seru ayah Biu menggoda anaknya.
Biu panik "Ehh loh loh, bu-bukan gitu!! Kok jadi gini siii!! Bundaaa mereka menyebalkan bundaaa" adu Biu pada bundanya dengan rengekannya.
Bunda menatap mereka malas "Huh, capek bunda capekkk liat kelakuan kalian, dah lah lebih baik bunda bantu bibi memasak di dapur"
"Bundaaa ikuttt, Biu tidak mau bersama merekaa, mereka menyebalkan bundaa" teriak Biu kemudian mengikuti bundanya ke arah dapur.
Xander sendiri juga mengikuti bubunya di belakang.
Kini hanya tinggal ayah Biu dan Levin di ruang keluarga.
"Levin sepertinya kita memang harus mengikhlaskan bayi kecil kita untuk orang lain..."
"Ya! Aku akan iklas jika ia benar-benar bisa melukaiku. Seseorang yang akan memiliki Griffin haruslah orang yang pantas, tidak bisa sembarang orang bisa memiliki Griffin"
----------
Makasii yaa uda baca, like dan komen..

KAMU SEDANG MEMBACA
Schlafen
FantasyBiuniel Rylee Driffin menghabiskan hidupnya dengan sebuah penyakit langka, bertemu dengan Wicha Ximon Somers aktor dan penyanyi terkenal. Jangan ada yang copas, gue sumpah in yang copas merasakan dan mengalami "Ipar adalah Maut" dalam kehidupannya. ...