Sudah dua Minggu keadaan toko bunga milik Biu selalu ramai. Pelanggan dan pembeli, bukan hanya suka dan hanya ingin melihat Biu dan kakak-kakak nya namun mereka kembali lagi karna desain bucket bunga yang ditawarkan toko Biu, menarik untuk mereka. Bunga-bunga milik Biu juga selalu fresh. Ada banyak orang juga yang menawarkan beragam kerja sama. Bahkan beberapa brand dari kota-kota sebelah menawarkan mereka kontrak kerjasama sebagai model.
Namun ketiganya menolak, Baylee dan Dixon merasa cukup dengan toko bunga Biu, lagipula mereka tidak ingin meninggalkan Biu sendiri. Biu sendiri juga tidak mau karna Biu tidak terlalu suka keramaian, apalagi banyak kamera yang menyoroti dirinya. Menjadi terkenal bukan tujuan mereka.
Tian, Grim, Vian, Morgan dan Leandra diperkerjakan oleh Levin di toko bunga Biu. Mereka digaji oleh Levin, tempat tinggal mereka tak jauh dari toko bunga Biu. Jika Apolius tidak mengunjungi toko bunga, salah satu dari mereka akan menginap di toko bunga dan menempati kamar Apolius.
Mereka semua sudah sangat akrab juga selalu sarapan dengan Biu, Baylee dan Dixon. Saat ini mereka sedang sarapan bersama sebelum Biu pamit pergi.
"Biu apakah tidak apa kau ke Usrach sendiri? Perlu salah satu dari kami menemanimu?" ujar Baylee.
"Tidak perlu kak, aku sudah biasa sendiri, kalian buka toko lah seperti biasa"
"Tidak perlu terlalu khawatir berlebihan Baylee, maskapai penerbangan ke Usrach hanya dimiliki oleh keluarga Griffin. Staff, pilot, crew semuanya kenal dengan tuan Biuniel, jadi jika sesuatu terjadi mereka akan langsung melindungi tuan Biuniel" ujar Leandra.
"Kak Leaaaa, sudah kubilang jangan panggil aku tuan" cemberut Biu.
"Tidak bisa, aku tidak mau berurusan dengan tuan Levin jika tidak memanggilmu dengan sebutan tuan"
"Nah benar itu, tuan Biu. Kau tau kakak mu menyeramkan jika sedang marah" seru Morgan
"Benarkah? Tapi menurutku Abang Levin sangat imut"
"Imut?" heran Vian.
"Ya Abang Vian, Abang Levin sangat imut, lihat saja pipinya. Pipinya selalu kemerahan jika terkena panas matahari"
Tian dan Grim yang mendengar itu hanya bisa menyeritkan dahinya "imut? Seseorang yang anda sebut imut, suka menembak kepala orang, tuan Biu" jerit mereka dalam hati.
"Psttt ya ya nanti aku akan melihatnya tuan Biu" jawab Vian, meski tidak yakin.
"Ya sudah aku pergi dulu ya.. bayi ku terus merengek, jika tidak segera berangkat dan tiba di Usrach dia akan marah-marah heheh" pamit Biu pada semuanya.
Biu memeluk mereka satu persatu, dan segera berangkat ke bandara di antar Dixon.
"Hati-hati, Abang sayang Biu" ujar Dixon dalam pelukan Biu.
"Biu sayang Abang Dixon juga, bye-bye Abang.."
----------
Sampai di pesawat, Biu duduk sesuai dengan nomer kursinya, ia naik pesawat bisnis class. Kini pesawat sudah lepas landas.
Tak banyak orang yang ada di pesawat itu. Sampai ada satu waktu terjadi keributan tiga kursi di belakang kursi milik Biu.
Pyarr, suara piring pecah
"Kau mau membunuhku?! Salmon ini kurang fresh!!"
"Sebelumnya maaf nyonya salmon ini fresh, kami sudah memastikannya"
"Kau tidak tau siapa aku? aku tidak bisa menelannya kau tau!! Salmon ini tidak fresh. Tunggu sampai mendarat kau akan melaporkan kau ke polisi. Maskapai milik siapa sih ini pelayanan benar-benar buruk!! Sialan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Schlafen
FantastikBiuniel Rylee Driffin menghabiskan hidupnya dengan sebuah penyakit langka, bertemu dengan Wicha Ximon Somers aktor dan penyanyi terkenal. Jangan ada yang copas, gue sumpah in yang copas merasakan dan mengalami "Ipar adalah Maut" dalam kehidupannya. ...