Hai gaiss, kalian tau gak sih?
Di bab 41 kemarin, aku sempet selipin satu spoiler buat ending nanti. Kalo kalian perhatiin dengan baik-baik, pasti bakalan bisa nebak gimana endingnya.
Siap membaca dan membuka satu bukti lagi?
•
•
Seluruh anak-anak serta Elvi menepuk tangan bahagia setelah balon berhasil terbang bebas di langit. Begitu pun Jayendra. Ia merasa bahwa dirinya telah berhasil membuat saudaranya berbahagia hari ini.
Merasa bahwa tugas Jayendra di taman ini telah selesai, saat ini adalah waktunya untuk mereka kembali pulang ke rumah.
Seluruh anak-anak segera kembali ke tempat sebelumnya. Tempat di mana Savian setia duduk di sana hingga saat ini.
Sesampainya di sana, hal pertama yang dirinya lihat adalah Savian yang masih sama dengan posisi sebelumnya. Duduk dengan mata yang fokus pada ponsel yang di genggamnya, kaki menyilang, dan wajah yang datar.
"Ayah ... ayo pulang." Ajak Savian membuat segala fokus Savian hilang begitu saja.
"Kamu kesini hanya untuk hal seperti itu? Sungguh menyusahkan saja, seharusnya saya tadi ada meeting di kantor. Hanya saja kamu yang terlalu memaksa saya. Lain kali jika tidak penting jangan paksa saya!!" Tukas Savian beranjak dari duduknya serta menunjuk-nunjuk wajah Jayendra yang sama sekali tak bersalah.
Sebenarnya, tadi ia tak memaksa. Ia hanya meminta sekali, dan akibat kehadiran bunda, Savian dengan yakinnya menerima permintaan itu. Itu bukan memaksa, benar bukan?
"Kan aku cuman minta aja, kalo gak mau pun gak bakalan maksa. Kan itu Ayah sendiri yang setuju. Gak ada maksa sedikit pun."
Anak itu tertunduk sejenak, mencoba untuk belajar bagaimana caranya untuk menjadi anak teladan di 14 hari terakhirnya?
Tak lama kemudian, datang seorang perempuan dengan rambut cokelat yang terurai. Perempuan itu terlihat begitu cantik. Sudah lama mereka tidak bertemu dengan perempuan ini, alasannya hanya satu; dia masih melanjutkan studi di Semarang.
Dia adalah Shreya. Waktu Jayendra sedang di rawat, Jendra sempat menghubunginya untuk meminta tolong agar Shreya mendonorkan darahnya. Namun, Shreya menolaknya. Dan sekarang, mereka kembali dipertemukan dengan tidak sengaja.
"Hai, Om, Tante ... apa kabar?" Sapanya memulai pembicaraan.
"Ohh, Shreya? Kamu sudah pulang? Saya baik-baik saja, bagaimana denganmu?" Sahut Elvi kala melihat sesosok perempuan menyapanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Wounds [ On Going ]
Fiksi RemajaApa yang kamu rasakan ketika dirimu dituduh tanpa adanya bukti yang kuat? Bahkan kamu sama sekali tidak tahu perihal masalah yang dituduhkan kepadamu. Dia adalah Jayendra dan Sagara, dua anak yang dituduh sebagai pelaku pembunuhan neneknya. ...