[22]

2.3K 279 56
                                    

Hari berikutnya..

Serena terpaksa dihari Jumat harus menemani Hadden ekstra basket. Seharusnya dia sudah pulang, langsung istirahat karena rutinitas sabtu paginya akan sangat sibuk bersama dengan papanya. Alias mereka akan berolahraga bersama sih, Hadden juga.

"Ck, gue sama pak Fikri ajaaa ih." rengek Serena. Dia malu kalau harus ketemu Alan lagi, soalnya tadi pagi itu cowok fokus banget sama kerjaannya. Bahkan Serena hanya disapa dan di chat minta maaf karena dia sibuk sendiri dulu. Ngurusin kerjaan luarnya kata dia.

"Ngapain sih, ikut tinggal ikut. Ada Alan noh." tunjuk Hadden, karena harusnya kakaknya itu bahagia dong dia temukan dengan pujaan hati.

"Kemarin disuruh nunggu ekstra gue ga mau, tapi sekarang maksa maksa gue ikut ekstra lo. Gue liat liat nggak ada adab lo lama lama ya Hadden." marah Serena tapi tetep ngikutin Hadden karena tangannya digandeng.

"Ya gue males anjir nonton lo di taekwondo, gitu gitu juga. Bosen, ini gue ajak karena ada Alan, siapa tau lo makin gila." Hadden sebenarnya tau Serena dan Alan ini sudah tidak berpacaran monyet. Mereka sedang pdkt an lah istilahnya.

"Orang gila emang lo." setelahnya hanya diam yang menemani mereka sampai di lapangan basket luas yang lumayan ramai. Kalau dikira kira ada sekitar 20 lebih yang ikut esktra dan sisanya duduk dikursi tribun. Dan super duper lebih banyak yang nonton.

"Widihhh, Kak Serena!" seru seseorang yang disambut heboh lainnya. Sebelum Hadden pasang badan didepannya untuk sebagai penghalang.

"Dilarang mendekat lo semuanya, kaya nggak pernah liat cewek cantik aja." tegur Hadden, Serena duga sih itu temen seangkatannya.

"Eh, halo kalian. Semangat yaa latihannya." balas Serena sebagai timbal balik.

"SIAPP BOS."

Aduh lucunya batin Serena.

"Ada agenda apa nih nonton latihan basket Ser?" tanya Jayden yang mendekat ke dirinya. Bahkan Serena belum sempat mencari dimana posisi Alan saat ini.

"Itu diajak Hadden, gabut juga dirumah." bohong.

"Gue pikir mau liat Alan, tuh anaknya." Jayden ini bener bener tipe cowok peka. Kenapa ya dia nggak suka ke modelan Jayden gini, yang gercep, yang hangat.

"Gue nemenin Hadden bukan nyari Alan, biarin dia mau dimana aja." balas Serena.

"Putus yaaa?" ledeknya yang dibalas anggukan santai Serena.

"Lah? beneran? gue niatnya bercanda." ucap Jayden pelan.

"Alan nggak bilang kah?" gelengan polos menjadi sebuah jawaban singkat atas pertanyaan itu.

"Putus kita-"

"JAY!"

"Duluan ya Ser, Alan jadi anjing kalau gue deket deket lo." ucapnya sebelum lari menjauh.

"Duduk di bench pemain, soalnya lo gue bawa."

Serena dengan anteng duduk dibangku pemain melihat anak anak ekstra basket. Ya bohong juga sih kalau bilang biarin Alan dimana aja. Matanya juga ga bisa diajak bohong, pinginnya nengok ke arah Alan mulu. Apalagi dia ganteng banget pake jersey basket. Kulit putihnya Alan ini hampir sama dengan kulit Serena yang jelas perawatan mahal.

Setelah hampir mati bosen, akhirnya Serena memutuskan untuk mendengarkan lagu dan ngegame. Candy crush nya sudah menunggu sehari ini belum disentuh.

•|

Alan kaget ketika menyadari kala Serena ada dilapangan basket. Dia bahkan tidak dikabari untuk hal itu, tapi mungkin memang yang mengajak Serena itu Hadden. Adiknya sendiri.

Sense Of RythmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang