Setelah cerita Alan yang mengatakan tentang Hadden, Serena justru sekarang menatap Hadden sedikit haru. Nama adiknya itu terseret juga beserta namanya, nama Serena bahkan banyak tersebut di grup Alan yang jelas grup basket 2 generasi. Kaya kenapa harus sebut nama Serena padahal jelas jelas orangnya nggak ada. Sampah namanya.
"Aku ga suka mereka." ucap Serena setelah memberikan kembali hp Alan.
"Ngapain juga suka mereka? nggak usah disuka nggak guna." Alan juga sama tidak sukanya.
"Terus selain itu apalagi?"
"Ada satu kakak kelas perempuan, bahas kamu terus. Katanya aku sama kamu ini itu lah, udah aku bales disana tapi orangnya masih kaya nggak punya malu." keluh Alan.
"Kalau aku disana udah aku hantam mulutnya."
"Hadden hanya perlu menunjukkan diri kalau dia mampu untuk bersanding bersama anggota team lainnya. Biarin mereka nggak suka, kalau ternyata Hadden memang jago dan bisa makin bikin tim bagus, why not?" jelas Alan.
"Tapi, pasti banyak yang nggak suka sama Hadden. Aku nggak suka adikku dibahas yang buruk sama orang orang. Lagian itu kakak kelas juga kemampuan minim aja bikin heboh." tambah Serena.
"Hahaha, sabar. Udah lah kalau gitu bahas ininya. Kamu jadi marah marah." bisik Alan.
"Huum."
Tok tok..
"Serenaaaa!" seru 3 gadis hampir bebarengan. Mereka adalah Nalyss, Kath dan Gigi.
"Aduh aduh.. Rusuh banget, sakit ih." keluh Serena ketika mereka bertiga memeluknya dengan dramatis dan bebarengan. Yang ada gepeng ini mah.
"Hehe. Oh iya kita bawain ini." seru Gigi sembari mengangkat plastik dengan logo minuman terkenal. Manis dan tentu Serena akan sangat suka.
"Makasihh, tau banget butuh asupan." ucap Serena happy.
"Eh, tadi gue ketemu Jake diloby bawah, ini barengan sama kelas lo kah jenguknya?" tanya Kath ke Alan yang diangguki Alan tanda mengiyakan.
Tak lama kemudian pintu terketuk dan masuklah wali kelasnya diikuti teman temannya yang lain. Alan juga langsung ikut bergabung dalam teman temannya, biar Serena ngobrol dengan wali kelas atau perwakilan kelas D. Mereka membawakan Serena bunga, kue dan entah apalagi dalam paperbag besar. Semua itu menggunakan uang kas mereka yang sangat wow itu.
Alan menjadi pendengar ketika mendengarkan wali kelasnya dengan mama atau sesekali papa Serena. Menanyakan kronologi dan tentunya kondisi terbaru Serena sudah ada perkembangan atau belum. Ya tentunya pertanyaan dan segala doa baik untuk kebaikan Serena tentu saja. Hal itu tak berlangsung lama, karena beberapa orang sudah harus pulang di jam tersebut. Dan akhirnya hanya bersisa keluarga Serena, Alan dan 3 teman Serena itu. Awalnya Jayden sama Jake mau tahan lebih lama. Tapi gara gara mereka ini bawa mobil dan orang ada yang nebeng jadi harus balik.
"Aku turun dulu jemput ibu sama ayah." pamit Alan ke Serena yang tengah asik ngobrol dengan teman temannya. Untungnya nih, dia ada Hadden yang peka dan mengajaknya untuk main game. Alan akui Hadden ini definisi anak laki laki terdidik baik. Buktinya, dia tau Serena sibuk dengan temanny tapi dengan cepat membuat Alan tidak awkward.
"Mau kemanaa Alan? ini baru tante pesenin makan malam loh." cegah Elea.
"Mau jemput ibu sama ayah dibawah tan, mau jenguk Serena." jelas Alan.
"Ehhh, iya kahh?? yasudah sana, hati hati yaaa." ucap Elea girang. Ini akan menjadi pertemuan keduanya dengan keluarga Alan setelah pertemuan pertama sangat diluar ekspektasi.
"Siap."
"Itu mama papanya Alan jenguk lo Ser?" tanya Nalyss memastikan. Apakah mereka tertinggal berita atau bahkan Serena tidak cerita?
KAMU SEDANG MEMBACA
Sense Of Rythm
Teen Fiction[IRAMA'S SERIES 2] Sense Of Rythm adalah sebuah rasa dari sebuah irama. Tak seperti sebelumnya, cinta yang baru saja timbul tanpa alasan. Saling mencari dan berusaha mendapatkan. Hingga menemukan sebuah 'rasa' dalam irama. Rumit, menyebalkan, lelah...