[11]

2.3K 255 20
                                    

Hari ini jadwal kelas D adalah olahraga. Jadwalnya adalah bermain bola besar, jadi otomatis excited. Seru nya bola besar itu banyak pilihan ada sepakbola, basket, bahkan voli.

"Stop dulu." cegah Serena ke Alan yang baru keluar ruang ganti dan lokernya.

"Apa?"

"Izin in ke Mr. Ted. Aku mau duduk aja ga mau ikut olahraga." ucap Serena ke Alan to the point. Alan baru ngeh karena Serena masih dengan rok dan kemeja sekolah.

"Kenapa? sakit?" tanya Alan.

"Huum, sakit perut day one." kode Serena yang diangguki Alan paham.

"Nggak mau ke uks? gue bilangin Zoe atau temen lo biar dianter." ucap Alan sembari berjalan beriringan berdua menuju lapangan yang sudah terisi siswa lain.

"Ck. Udah tau gue belum ada temen cewek dikelas. Temen gue ya Kat, Gigi sama Nalyss. Nggak mau temenan sama kelas D." ucap Serena frontal. Dirinya benar benar menolak mencintai kelas D.

"Coba temenan, kan nggak selalu temen dikelas berbeda lo itu ke kelas D terus. Yang bakal sama lo ya kelas D." jelas Alan. Sebenernya bener sih, sekarang mereka jarang ketemu. Ngantin pula kadang kelas A ngacara, B ada apa bla bla endingnya  Serena join Hadden. Kalau Hadden mah dipanggil langsung berangkat.

"Ssst.. Lagi nggak mau kena ceramah."

"Ya Zoe."

"Gamau, Zoe sibuk. Udah ah gue maunya duduk dipinggir." ucapnya sebelum meninggalkan Alan dan duduk di lapangan pinggir sendiri. Hanya membawa hp dan tab yang tak ia mainkan sama sekali.

Dia memantau Alan apakah dia benar benar mengizinkannya ke Mr. Ted atau tidak. Ternyata Alan mendatangi guru olahraga muda itu lalu mengizinkannya sembari menunjuk tempat Serena duduk. Perutnya sakit dan Serena berusaha menahannya agar tak kecanduan obat.

"Serena! Sini duduk sama saya, jangan disitu sendiri." panggil Mr.Ted yang membuat Serena berdiri lalu bergabung disamping guru olahraganya itu.

"Okee, sekarang ambil penilaian dulu untuk shooting ball. Yang bisa masukkan 5 kali berturut nilainya bisa dibicarakan." ucap Mr. Ted. Serena yang mendengarnya bahkan hanya diam. Kalau tau cuma penilaian shoot mah dia bisa. Rugi banget.

"Urut ya."

"Mr. Ted saya harus ganti penilaian hari ini keberikutnya? atau ada cara ganti nilai yang lain?" tanya Serena sopan.

"Emm, ambil penilaian minggu depan. Memangnya kamu mau ada bikin tugas untuk gantikan nilai?" tanya Mr. Ted kembali.

"Tidak, saya mau ujian sekarang, kalau untuk shooting saya bisa. Tapi kalau yang lari lari nggak bisa Mr, boleh tidak?" jelas Serena. Kan kalau cuma shooting ball kan dia nggak perlu lari larian ngejar bola.

"Boleh."

"Terimakasih Mr."

Serena malah jadi asisten tulis menulis untuk gurunya satu itu. Mencatat absen awal bahkan dengan sangat fokus Serena menatap Alan. Alan emang sesuai dengan ekspektasinya, laki laki itu dengan sempurna shoot bola 5 kali berturut dan semuanya masuk. Dengan percaya diri Serena juga akan menunjukkan kemampuannya.

"Weh, Serena juga ikut penilaian?" gumam Jake yang sedang mengistirahatkan diri bergabung dengan teman temannya yang lain. Tentu Alan dan Jayden yang ada disampingnya.

"Kayanya cuma ikut pas penilaian ini, soalnya abis ini kayanya tanding." jawab Jayden, dia dapat bocoran kalau yang olahraga hari ini cuma tanding basket.

"Tapi ini lemparan ke 3 udah masuk semua gila. Ini kalau 5 5 nya masuk beneran perfect." ucap Jay memuji Serena.

"Sempurna Jay."

Sense Of RythmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang