Alan langsung menuju keluar gerbang tanpa mikir panjang harus ambil motor dulu. Dia benar benar berlari di sela jauhnya jarak gedung ke gerbang utama yang lebih jauh lagi. Gerbang utama itu juga jaraknya lumayan dengan jalan raya nya, jadi makin makin ini jauhnya.
"MIKIR ANJIR LAN, MOTOR WOI MOTOR MAKIN CEPET HAH." seru Jay disela nafasnya yang ngos ngosan. Jake sih langsung berpikir tenang, anak itu langsung cepat belok kala temannya lari lari an.
"NAIK." kali ini Jake tepat waktu datang dengan mobilnya. Jauh gerbangnya.
"Cepet Jek!" seru Alan. Ngos ngosan nya kalah dengan rasa khawatir akan keadaan Serena. Kenapa anak itu bisa kecelakaan.
"Tenang cuk, kalem. Ini pasti anaknya juga udah mulai ditangani didepan." jelas Jake menenangkan.
"ANJIR.. SEPARAH ITU?!" seru Jay ketika melihat dari seberang kondisi mobil putih Serena. Ini Alan tanpa mikir langsung keluar dan berlari menyebrang tanpa liat kanan kiri.
"WOI. Parkir Jake parkirr." seru Jay. Temannya goblok banget hampir kesrempet juga.
Ketika Alan mendekat yang dia lihat diluar bayangannya. Serena berada dikursi kemudi mobil. Dan sendirian. Digaris bawahi, gadis itu sendirian di mobil. Sedangkan biasanya yang ada dikursi kemudi jelas Hadden atau supir.
"Sayang. Heii Seii." panggil Alan saat itu. Ketika melihat kondisi Serena yang bahkan belum dikeluarkan dari mobil. Tapi sudah mendapatkan pertolongan pertama dan tentu ditemani dokter darurat.
"Sakit." rintihnya.
"MINGGIR! KAK NOLA. KAK.. SORRY." seru Hadden dan langsung menggenggam tangan Serena dengan bergetar. Tangannya bergetar hebat.
"Rumah udah dikabarin belum Den?" tanya Alan mencoba tenang walau tangannya juga tak kalah gemetar dengan Hadden. Hal itu dibalas gelengan lemas Hadden, Alan tau anak itu menangis.
"Gue telfon dulu, dok ini belum bisa dikeluarkan?" tanya Alan.
"Maaf kak, kondisi belum pas, kakaknya sudah dibantu penanganan pertama dan tentu ini harus menunggu derek, kalau kita ambil dengan kondisi mobil masih seperti ini takutnya akan semakin parah, tenang ya kak, ini 2 menit lagi ambulance dari rs sudah sampai. Setelahnya kita lakukan pemeriksaan lanjutan, untuk sementara selain leher dan rusuk belum ada keluhan lain." ujar Dokter darurat tersebut.
"Kak maaf."
"Ssstt." desis Serena.
Alan memilih meminggir dan akan menghubungi kontak papa Serena. Ia tahu pihak sekolah pasti sudah mengirim pesan, tapi ia khawatir kenapa belum ada susulan dari pihak Serena.
Om Andrew ( Papa Sei) Calling...
"Halo?"
"Halo om, izin mengabari. Serena kecelakaan didepan sekolah." ucap Alan to the point.
"Antar ke rs terdekat, saya berangkat sekarang. Hadden? gimana dengan Hadden?"
"Hadden aman om, hanya Serena dalam mobil."
"Oke, pegang anak itu dulu. Saya kirim ajudan terdekat dari sekolah. Saya minta tolong."
"Iya om."
tuut
Tak lama kemudian ambulance datang. Alan langsung menarik Hadden mundur bersama Jayden dan Jake. Setelah mengamankan Hadden, Alan kembali mendekat ke mobil Serena yang ringsek depannya. Ia tak tau kenapa bisa mobilnya menabrak pohon dibagian kiri, tapi kanannya juga ringsek. Tapi mobil lain yang menjadi lawan duelnya tak kalah parah. Tapi supirnya dalam kondisi luka ringan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sense Of Rythm
Ficção Adolescente[IRAMA'S SERIES 2] Sense Of Rythm adalah sebuah rasa dari sebuah irama. Tak seperti sebelumnya, cinta yang baru saja timbul tanpa alasan. Saling mencari dan berusaha mendapatkan. Hingga menemukan sebuah 'rasa' dalam irama. Rumit, menyebalkan, lelah...