Serena berjalan dengan cepat diikuti 3 temannya beserta Alan dan Jake. Mereka ini bertemu waktu mau pisah diperbatasan area kemah putri dan putra. Kebetulan Alan duduk didepan tenda bersama Jake dan Serena sama temennya lewat. Ditergurlah perihal itu. Lain halnya dengan semua teman Serena, mereka mengikuti gadis itu dengan panik.
Sreeettt
"Gue tadi kasih jaket itu disini!" seru Serena keras setelah membuka tenda dan menunjuk tas mini nya yang tergeletak dan tanpa ada jaket navy diatasnya.
"Nggak ada Ser. Coba cari." ucap Nalyss dan kemudian merangsek masuk kedalam tenda dan mengacak mencoba mencari jaket itu.
"Sialan! Cewek anjing." seru Serena.
"Mau apa?" tahan Alan ke tangan Serena. Gadis itu ingin menuju tempat duduk perempuan yang diketahui memakai bukan barangnya.
"Ambil jaket." jawab Serena cepat.
"Dimana kamu taruh jaket itu?" tanya Alan memastikan. Dia kaget waktu duduk sama Jake terus laki laki itu dengan santai menunjuk salah satu teman sekelas kaya memakai jaket yang sama persis dengan milik Serena. Karena setau Jake jaket itu milik Serena bukan milik Alan.
"Diatas tas aku bilang! aku lepas karena gerah dan aku tinggal pergi jalan. Aku bener bener letakin diatas tas didalem tenda!" seru Serena mencoba menjelaskan.
"Aku mau ambil jaket itu, siapa yang izinin dia pake hah? aku nggak ada izinin dia pake dan ambil barangku." balas Serena dengan mata menyalang dan siap menggaruk semua yang menghalanginya.
"Aku yang ambil aja, kamu disini." tolak Alan. Alan tau, Serena itu pasti akan marah marah dan bisa aja kekerasan ada disana. Apalagi Alan tau track record Serena dan Chelsea ini pernah saling block. Haduh.
"Oh, nggak bisa. Yang ada cewek gatel itu kesenengan kamu samperin. Murah!" Serena benar benar emosi.
"Tenang dulu, kamu kalau nggak tenang nggak aku bolehin kesana." tenang Alan lembut sembari mengelus lengan Serena dengan ibu jarinnya.
"Kamu pikir aku bisa tenang? itu jaket kamu! itu jaket aku yang pilihin. Yang boleh pake jaket itu hanya kamu atau orang terdekat kamu. Kalau dia kaya gitu berarti dia pencuri!" balas Serena menggebu, Alan langsung kasih blocking didepan Serena dengan tujuan agar tak semakin menggebu melihat Chelsea diujung sana ngobrol sambil ketawa santai.
"Tenang dulu sayang, kalem. Kita ambil tapi kamunya kalem dulu, nggak bisa kalau menggebu gebu seperti itu ya?" tenang Alan lagi dan lagi. Serena ini selain mudah emosi omongan, anaknya cukup enteng tangan kalau sama yang nggak disuka.
Alan cukup sekali Alan jadi saksi bagaimana Serena mengamuk aka berantem. Itu bahkan baru kejadian beberapa hari lalu di stadion. Tak ada yang menduga Alan dan Serena beserta rombongannya akan bertemu Velea Riandita di stadion besar yang penuh dengan manusia itu. Apa yang terjadi? tanpa aba aba Serena menyaut lengan perempuan itu dan menariknya keras keruangan ganti pemain yang jelas hanya orang dengan id card khusus bisa masuk. Apa yang terjadi? Velea disana habis dikatain Serena berakhir dibanting. Benar benar dibanting.
Tak sungkan sungkan, Serena membuat Velea tak bisa bangkit hingga harus dibantu. Bahkan nama Serena ini langsung nangkring di headline berita bahkan X hari itu. Tapi dengan semua kekuatan Tacenda, entah bagaimana semua bisa dibalikkan. Headline itu berganti judul menjadi pertengkaran saudara dan sparing sebab kesalahpahaman bukan pembulian. Padahal jelas sekali kalau Serena yang membanting, karena Velea benar benar tak bisa berkutik. Alan juga heran Velea bahkan tak berusaha memviralkan Serena. Entah apa sebabnya.
Alan tau juga Serena hanya akan menyerang orang orang yang mengusiknya.
"Janji dulu?"
"Nggak. Aku nggak mau bohong dengan janji ke kamu nggak bakal ngapa ngapain. Dia jelas jelas curi barangku!" benar sih, seharusnya tidak seperti itu yang dilakukan Chelsea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sense Of Rythm
Novela Juvenil[IRAMA'S SERIES 2] Sense Of Rythm adalah sebuah rasa dari sebuah irama. Tak seperti sebelumnya, cinta yang baru saja timbul tanpa alasan. Saling mencari dan berusaha mendapatkan. Hingga menemukan sebuah 'rasa' dalam irama. Rumit, menyebalkan, lelah...