Sejak hari itu, Yoo Joonghyuk sibuk berlatih dengan Breaking the Sky Sword Saint.
Breaking the Sky Sword Saint terus mempertahankan ekspresi serius sejak mendengar bahwa ia bisa bertemu dengan klannya. Yoo Joonghyuk tahu apa yang gurunya pikirkan, tetapi dia lebih memilih untuk fokus pada meditasi daripada menghibur gurunya.
'Awalnya aku berencana untuk menemui dewa-dewa raksasa kuno secara pribadi, tapi...'
Yah, menyerahkan masalah itu pada Kim Dokja tidak buruk juga. Yoo Joonghyuk harus melewati 40 skenario untuk bertemu dewa raksasa kuno jika dia mengikuti rencana aslinya.
'Orang itu ... aku tidak pernah berpikir bahwa dia akan memiliki hubungan dengan Underworld."
Kim Dokja benar-benar memiliki banyak sisi yang tidak bisa ditebak. Bagaimana dia bisa memikat para konstelasi itu...
[Konstelasi 'Demon-like Judge of Fire' tertawa,]
Lihat saja malaikat agung ini. Demon-like Judge of Fire bukanlah konstelasi yang berperilaku seperti ini selama putaran kedua. Dia adalah malaikat yang keras dan agung serta memiliki rasa keadilan yang tinggi. Yoo Joonghyuk tidak bisa mengerti kenapa eksistensi seperti dia bisa menjadi begitu berbeda.
"Apakah kau benar-benar berpikir untuk berpartisipasi dalam kompetisi?"
Yoo Joonghyuk hanya mengangguk untuk menjawab pertanyaan Breaking the Sky Sword Saint.
"Kau mungkin akan mati. Skenario kompetisi tidak pernah mudah dilalui."
"Aku sudah jauh lebih kuat daripada diriku di regresi sebelumnya, bahkan meski pada periode waktu yang sama."
"Tapi kekuatanmu masih belum mencapai tingkat yang mampu untuk menghadapi 10 Grand Master."
Yoo Joonghyuk sangat mengetahui kekuatan 10 Grand Master Murim. Salah satunya adalah Ice Flower Goddes yang tekniknya dijual oleh pedagang yang ia temui saat baru tiba di Murim. Ada pula grand master dari Keluarga Namgung, kerabat jauh dari Breaking the Sky Sword Saint. Mereka akan muncul ketika kompetisi seni bela diri dibuka.
Selain itu, kompetisi seni bela diri merupakan acara perebutan komoditas. Jadi, dia harus berhati-hati terhadap inkarnasi dari konstelasi terkenal yang mungkin akan ikut berpartisipasi.
[Beberapa konstelasi menaruh harapan besar pada kompetisi seni bela diri.]
[Beberapa konstelasi bosan dengan kompetisi seni bela diri.]
Untungnya, konstelasi kuat sudah bosan dengan skenario ini. Karena kompetisi seni bela diri adalah acara tahunan, tidak banyak konselasi yang menaruh perhatian pada skenario ini.
Breaking the Sky Sword Saint membaca isi hati Yoo Joonghyuk dan membuka mulutnya. "Kau harus sudah bisa membuka transcendence tahap dua."
"Aku sudah pernah membukanya, jadi tidak akan sulit."
"Ini berbeda dengan tahap satu."
"Aku pasti bisa melakukannya. Aku sudah mencapai tahap tiga di regresi sebelumnya."
"... Tahap tiga?"
Mata Breaking the Sky Sword Saint bergetar. Tahap ketiga transcendence bukanlah langkah yang bisa dicapai hanya dengan bakat saja. Butuh banyak sekali 'waktu' untuk melewati tahap ketiga. Di sisi lain, Yoo Joonghyuk seharusnya tidak mungkin memiliki waktu sebanyak itu di regresi sebelumnya...
Yoo Joonghyuk memahami apa yang ingin ditanyakan oleh gurunya dan berkata, "Aku menggunakan kesalahan waktu dalam Dark Dimension."
Kesalahan waktu dalam Dark Dimension. Itu sering disebut juga sebagai 'cemetery of Murim' atau makam Murim. Ada dua jenis orang Murim yang pergi ke tempat itu. Di dalam penjara waktu raksasa itu, ada orang-orang yang menubruk tembok bakat dan menjadi gila, lalu ada orang-orang yang mampu melampaui tembok. Yoo Joonghyuk masuk ke dalam kelompok yang kedua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sudut Pandang Pembaca Maha Tahu [Volume 2]
FantasyTerjemahan Bahasa Indonesia dari Novel Omniscient Reader's Viewpoint Volume 2 (Chapter 189-284) karya Singshong Kim Dokja hanyalah pekerja kantoran biasa yang memiliki hobi membaca web novel favoritnya, 'Three Ways to Survive in the Ruined World'. N...