[Hidden Scenario - Escape the Demon World telah dimulai!]
Pada saat yang bersamaan, semua dokkaebi biro berkonsentrasi pada layar.
"Apakah kau bercanda? Skenarionya sudah dirilis, tapi kenapa tidak ada dokkaebi yang turun tangan?"
Bihyung sedang berdebat dengan dokkaebi lain yang memblokir jalannya. Setelah Pemilihan Raja Iblis berakhir, semua dokkaebi yang mengoperasikan channel mendadak ditarik dari Dunia Iblis ke-73.
"Di mana Baram? Sial, si Dokgak brengsek itu!"
"..."
"Apa yang kau lakukan di sini? Kenapa saluran Dunia Iblis lepas kendali? Jika tidak mau mengelolanya, biarkan aku yang pergi ke sana!"
"Bihyung, kau pikir kita bisa melakukan siaran di saat semacam ini?"
Bahkan Dokgak yang sombong pun menyerah pada skenario ini. Biro telah menghabiskan semua probabilitas yang tersedia untuk menyiarkan Pemilihan Raja Iblis. Tentu saja, itu bukan satu-satunya masalah yang ada.
-Baat!
Terdengar tangisan bayi dokkaebi yang tidak tahu apa-apa. Beberapa dokkaebi menghela nafas dan memalingkan wajah, sementara yang lain tidak bisa mengalihkan pandangannya dari layar hingga akhir.
Suatu aura kehadiran yang terasa sangat jauh telah melintasi Star Stream dan menutupi langit Dunia Iblis ke-73.
Tidak semua makhluk tercipta dan hidup di dalam skenario ini. Jika konstelasi hidup dalam 'cerita', para outer god bersandar pada ketidakteraturan 'cerita'. Mereka adalah makhluk yang lahir dari alam bawah sadar cerita. Monster yang bersemayam jauh di dalam palung skenario dan tidak mungkin bisa dikendalikan oleh para dokkaebi.
'Ini bukan skenario yang tepat.'
Bihyung memandang 'sosok' yang sedang membuka mulut besarnya dan berdoa dengan hati yang gundah.
"Larilah, Kim Dokja."
***
"Apa ini?"
Jung Heewon menyadari keberadaan makhluk 'itu' beberapa menit yang lalu. Tiba-tiba bulu kuduknya berdiri dan keringat dingin mulai mengalir. Dia melihat sekeliling dan memandang warga yang telah kehilangan kesadaran atau memuntahkan darah. Lee Jihye berdiri di sampingnya dan meremas bahunya dengan sorot mata redup.
"Jihye! Sadarlah!"
Bahunya bergetar beberapa kali dan Lee Jihye mengangkat kepalanya. "U-Uh, uhhh ... eonni ..."
Kukunya tertancap di bahu dan darah mulai mengalir.
Jung Heewon melihat sekeliling alun-alun. Yoo Sangah sudah mulai bergerak. "Semuanya, berkumpul ke arah sini!"
Suaranya dipenuhi oleh kekuatan sihir. Satu persatu anggota party berhasil sadar dari ketakutannya.
"A-Apa itu?"
Lee Hyunsung dan anak-anak menatap langit. Lee Gilyoung terhuyung-huyung sementara Shin Yoosung bergetar sembari berpegangan pada Lee Hyunsung
Pada saat itu pula, semua anggota party yang ada di alun-alun itu memikirkan hal yang sama. Tak peduli seberapa banyak buku yang mereka baca atau berapa banyak kalimat yang mereka pahami...
'Situasi ini tidak bisa dijelaskan.'
Yoo Sangah, Lee Hyunsung, dan Jung Heewon memikirkan hal yang sama. Semua manusia akan menjadi tak berdaya di hadapan eksistensi yang sedang datang ini. Seluruh langit ditutupi oleh kegelapan makhluk itu.
Anggota party tidak tahu makhluk macam apa yang sedang mereka lihat. Karena itu, mereka kehilangan kemampuan untuk mengatasinya.
Jika ada angin topan yang melintasi kota, mereka bisa menempelkan lembaran koran di jendela. Jika terjadi tsunami, mereka bisa memasuki gedung-gedung tinggi yang kokoh. Jika terjadi jatuhan debu radioaktif, mereka bisa bersembunyi di ruang bawah tanah dan memasang penghalang tebal. Tapi ini ... bagaimana mereka bisa menghentikannya? Apakah mereka memiliki peluang untuk menghentikannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Sudut Pandang Pembaca Maha Tahu [Volume 2]
FantasyTerjemahan Bahasa Indonesia dari Novel Omniscient Reader's Viewpoint Volume 2 (Chapter 189-284) karya Singshong Kim Dokja hanyalah pekerja kantoran biasa yang memiliki hobi membaca web novel favoritnya, 'Three Ways to Survive in the Ruined World'. N...