Tanah dan langit bergetar layaknya roda gigi. Sesuatu berukuran raksasa turun dari langit, sementara seseorang mencoba menghalanginya. Kekuatan sihir yang bertabrakan dengan giant story menyebabkan ledakan kilat yang sangat menyilaukan.
[Tersisa 40 detik hingga dimulainya skenario kehancuran.]
Lawannya adalah outer god. Sedikit demi sedikit, batas tertinggi yang ada di langit semakin mendekat. Breaking the Sky Sword Saint tidak mundur meskipun tekanan itu membebani seluruh area kastil. Tidak, dia tidak bisa mundur. Dia tidak pernah mundur dari keyakinannya. Ini merupakan gaya dari seorang transcendent yang hanya berjalan pada satu cerita.
"Lawan mereka!"
Breaking the Sky Sword Saint menghidupkan kembali semangat orang-orang Murim yang sempat putus asa.
[Banyak konstelasi yang tertarik pada pengembangan skenario ini.]
[Beberapa konstelasi memperhatikan transcendent 'Namgung Minyoung'.]
Bintang-bintang berkumpul di langit malam. Layaknya piranha yang mencium bau darah, konstelasi menerangi langit dengan cahaya merah. Para dokkaebi juga muncul, seolah ini adalah momen yang telah mereka tunggu-tunggu.
[Konstelasi sekalian, ini saatnya untuk kehancuran datang!]
Beberapa konstelasi menyaksikan kematian dunia ini dengan ekspresi sedih, sementara yang lain menontonnya dengan penuh semangat. Perasaan setiap orang berbeda, tetapi kejatuhan satu dunia tidak lebih dari sebuah hiburan bagi mereka.
... Sama seperti aku. Saat ini kepalaku dikacaukan oleh emosi yang berlebihan. Mungkin sebenarnya emosi ini telah menumpuk sejak Asosiasi Gourmet. Jika aku meninggalkan Murim di sini, apakah aku akan menjadi konstelasi yang berbeda dari mereka?
"Breaking the Sky Sword Saint! Aku...!"
Aku menarik statusku dan terjadi perubahan suasana di antara para konstelasi.
[Konstelasi 'Prisoner of the Golden Headband' menantikan pilihan Anda.]
[Banyak konstelasi yabg memperhatikan kehadiran Anda!]
Perhatian mereka teralihkan dari Breaking the Sky Sword Saint ke aku.
[Ka u...?]
Jika menarik perhatian outer god, aku tidak akan bisa melarikan diri dari tempat ini. Breaking the Sky Sword Saint mengetahui hal itu dan menghentikanku. "Ini bukan medan perangmu."
Seolah kisah pada halaman ini adalah sesuatu yang tidak boleh kubaca.
"Serahkan dunia ini kepada orang-orang yang ada di sini."
Aku tidak tahu apa arti Murim bagi Breaking the Sky Sword Saint. Ini adalah tempat di mana ia disanjung-sanjung sebagai dewa, tapi juga menjatuhkannya pada saat yang bersamaan. Meski demikian, saat ini Breaking the Sky Sword Saint sudah memutuskan untuk membela Murim.
[Kisah-kisah dari area skenario ke-29, First Murim menumpuk.]
Kemudian Murim menanggapi Breaking the Sky Sword Saint.
[Area skenario ke-29 telah menemukan pelindungnya.]
[First Murim menatap 'Breaking the Sky Sword Saint Namgung Minyoung'.]
[Kemungkinan 'giant story' sedang berkembang.]
Breaking the Sky Sword Saint berkedip karena terkejut. Mungkin itu adalah pertama kalinya dia mendengar pesan semacam ini. Jika seseorang ingin menghancurkan dunia, dunia akan merespons kehancuran tersebut.
「Di dunia ini, segala sesuatu yang telah membuat sebuah sejarah memiliki kemauannya sendiri.」
Tempat ini merupakan tanah yang terbuat dari darah, daging, keringat, dan upaya orang-orang Murim. Kisah-kisah yang diukir pada tanah ini bergerak berbondong-bondong menuju ke arah Breaking the Sky Sword Saint. Sosok Breaking the Sky Sword Saint memancarkan aura keagungan ketika kisah-kisah Murim bersemayam di tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sudut Pandang Pembaca Maha Tahu [Volume 2]
FantasyTerjemahan Bahasa Indonesia dari Novel Omniscient Reader's Viewpoint Volume 2 (Chapter 189-284) karya Singshong Kim Dokja hanyalah pekerja kantoran biasa yang memiliki hobi membaca web novel favoritnya, 'Three Ways to Survive in the Ruined World'. N...