Anna Croft hanya diam selama perjalanan ke Oro Castle. Terkadang dia menampilkan senyum aneh ketika mata kami bertemu tapi dia tidak pernah bicara lebih dulu.
Aku berharap bisa membaca pikirannya, tetapi pemahamanku tentang Anna Croft sangatlah rendah. Jadi, aku tidak bisa mengaktifkan Omniscient Reader's Viewpoint tahap dua.
Aku tidak menyukai Anna Croft dalam novel aslinya. Aku bahkan tidak bisa menghitung berapa kali dia membunuh atau menikam Yoo Joonghyuk dengan kedua tangannya sendiri.
Suasana di gerbong itu menjadi begitu canggung karena aku dan Anna Croft sama-sama tidak mau bicara. Dan itu membuat Selena Kim berkeringat.
"... Jadi, kita pergi bersama. Inkarnasi Asgard juga diundang."
Sifat baik dari dalam diri Selena Kim membuatnya tidak tahan dengan suasana semacam ini dan dia terus mengatakan hal-hal yang tidak diminta. Bagaimanapun juga, tindakannya itu cukup menguntungkanku karena aku bisa mendengar banyak informasi.
"Aku mengerti. Apakah kau bagian dari Asgard?"
"Iya. Semuanya sudah diatur oleh Anna."
"Kau memilih nebula yang bagus."
"Ahaha, aku hanya beruntung. Berkat itu, aku dapat menikmati kemewahan yang luar biasa ini. Inkarnasi lain tidak diundang..."
Selena Kim tampak sedikit bersemangat. Yah, undangan ke Asosiasi Gourmet berbeda dengan perjamuan konstelasi beberapa waktu yang lalu. Jika perjamuan konstelasi adalah pertemuan untuk seluruh bangsawan, Asosiasi Gourmet mirip dengan pertemuan bangsawan kelas atas.
Tapi tetap saja, yang terlihat mewah tidak selalu baik. Aku bertanya-tanya apakah Selena Kim bisa terus berpikir seperti ini begitu dia tiba di sana.
"Iris, kenapa kau tidak mengatakan apa-apa? Katanya kau ingin bertemu Dokja-ssi lagi."
"Блин! (Sial!) Sejak kapan aku mengatakan itu?"
"Anak ini ... bukankah kau terus membicarakan Kim Dokja sejak perjamuan waktu itu? Kalian sudah cukup lama tidak bertemu, jadi katakanlah sesuatu."
Wajah Iris memerah karena dijahili oleh Selena Kim. Iris memperhatikan tatapanku dan lantas membuka mulutnya dengan hati-hati. "Kau adalah Demon King of Salvation ... kan?"
Mendadak aku sangsi dan bertanya-tanya apakah dia benar-benar anak yang kutemui di perjamuan, tapi aku memutuskan untuk tetap bersikap sopan. "Benar."
"... Apakah kau tidak nyaman karena harus berada di kereta yang sama dengan kami?"
"Kenapa aku harus merasa tidak nyaman?"
"Kami hanya inkarnasi. Demon King of Salvation adalah ...."
Ekspresi Selena Kim juga berubah. Aku sempat lupa, tapi ucapannya memang benar. Aku berbeda dengan mereka. Kesenjangan antara inkarnasi dan konstelasi itu seperti langit dan bumi.
Konstelasi lain pasti akan berkata, "Serangga kecil ini akhirnya menyadari dengan siapa mereka berbicara." Tentu saja aku tidak seperti itu.
"Tidak apa-apa. Aku juga pernah menjadi inkarnasi."
Selena Kim tampak menghela napas lega begitu mendengar perkataanku. Iris berusaha mengumpulkan keberaniannya dan membuka mulut, "Kalau begitu ... apakah aku boleh mengajukan satu pertanyaan?"
"Silakan tanyakan saja."
"Apakah kau sudah punya inkarnasi yang menandatangani Kontrak Sponsor denganmu?"
"Kenapa kau menanyakan hal itu?"
"Uh, itu ...."
Selena memberi petunjuk pada Iris yang tampak. "Iris. Apakah kau sudah memiliki sponsor?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sudut Pandang Pembaca Maha Tahu [Volume 2]
FantasyTerjemahan Bahasa Indonesia dari Novel Omniscient Reader's Viewpoint Volume 2 (Chapter 189-284) karya Singshong Kim Dokja hanyalah pekerja kantoran biasa yang memiliki hobi membaca web novel favoritnya, 'Three Ways to Survive in the Ruined World'. N...