Pedagang itu mengerutkan kening ketika melihat si pemilik suara yang datang dari arah belakang. Seperti dugaanku, Yoo Joonghyuklah yang berdiri di sana. Ekspresiku berubah ketika memperingatkannya, "Hei, jangan seenaknya berbicara seperti itu."
Kehancuran First Murim yang Yoo Joonghyuk sebutkan itu adalah skenario yang belum terjadi. Dalam novel aslinya, tragedi itu akan terjadi dalam beberapa tahun lagi. Tentu saja, Yoo Joonghyuk sudah pernah menyaksikan terjadinya peristiwa tersebut dalam regresi sebelumnya dan sekarang masa depan telah menjadi 'masa lalu' baginya.
"Jangan membuang-buang waktu untuk hal yang tidak diperlukan. Kau sendiri juga tahu bahwa seseorang tidak mungkin bisa jadi lebih kuat hanya dengan sampah itu."
"Aku hanya membiarkan mereka untuk melihat-lihat."
"Kita ke sini bukan untuk menjadi turis. Apakah kau lupa?"
Ketika dia berbicara, aku melihat sesuatu di tangan Yoo Joonghyuk. Sebuah kertas pembungkus yang menguarkan wangi manis dan panas.
... Pangsit? Yoo Joonghyuk memakan pangsit tersebut tanpa rasa bersalah dan terus melanjutkan perkataannya, "Ada tiga hidden piece yang dapat ditemukan di First Murim saat ini. Annihilation Emperor's Martial Art Book, Black Demon Spirit's Black Demon Sword dan Blood Demon School's Demon Spirit Bead."
Pedagang itu segera menyela setelah Yoo Joonghyuk menyelesaikan ucapannya.
"Hahaha! Annihilation Emperor's Martial Art Book dan Black Demon Spirit's Black Demon Sword? Blood Demon School's Demon Spirit Bead? Masih ada seseorang yang mencari hal-hal semacam itu...!"
"..."
"Sadarlah! Benda-benda itu hanyalah legenda! Benda itu sudah menghilang sejak zaman dahulu sekali!"
Yoo Joonghyuk tak goyah sedikit pun meski mendengar tawa si pedagang. Yoo Joonghyuk tahu bahwa benda-benda itu benar-benar ada. Dia bahkan tahu bagaimana cara mendapatkannya. Dia bisa mengatakan hal semacam itu di hadapan orang lain karena dia tahu bahwa mereka tidak akan mempercayainya.
Aku menjawab perkataannya, "Blood Demon School's Demon Spirit Bead memiliki nilai guna yang rendah, bahkan meski kita berhasil mendapatkannya. Kau mungkin bisa menyerapnya, tapi jika aku atau anggota party lainnya melakukannya dengan cara yang tidak tepat, kemungkinan besar penyimpangan qigong akan terjadi."
Yoo Joonghyuk menampilkan ekspresi yang aku inginkan. Di sisi lain, pedagang itu tampak malu karena melihat kami yang terus mendiskusikan legenda itu dengan tenang. Aku terus berbicara, "Annihilation Emperor's Martial Art Book sangat sulit diperoleh. Kau memang bisa mendapatkannya, tetapi kau tidak bisa tinggal di sini terlalu lama."
"Aku mengerti."
"Terakhir, Black Demon Spirit's Black Demon Sword ... mungkin kau mencoba untuk mendapatkannya karena sekarang pedangmu rusak, tetapi apakah kau lupa bahwa ada senjata dengan performa yang sama, tapi lebih mudah diperoleh?"
Raut wajah Yoo Joonghyuk berubah karena perkataanku. Dia menyadari apa yang sebenarnya ingin kukatakan. "... Apakah kau benar-benar berniat untuk pergi ke sana?"
"Iya. Kali ini, kekuatan Breaking the Sky Sword Saint sangatlah penting."
"Aku tidak akan pergi."
"Terserah. Tapi bisakah kau membimbingku ke akademinya?"
Yoo Joonghyuk menampilkan ekspresi muram dan sang pedagang itu menyela lagi. "Apakah kau akan pergi untuk mencari Breaking the Sky Sword Saint?"
"Benar."
"Hah..." Pedagang itu memperhatikan kami dengan ekspresi yang sedikit lelah. Kemudian dia menggelengkan kepalanya dan menarik produknya. "Itu dia. Berikan itu padaku. Aku tidak akan menjualnya kepadamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sudut Pandang Pembaca Maha Tahu [Volume 2]
FantasiaTerjemahan Bahasa Indonesia dari Novel Omniscient Reader's Viewpoint Volume 2 (Chapter 189-284) karya Singshong Kim Dokja hanyalah pekerja kantoran biasa yang memiliki hobi membaca web novel favoritnya, 'Three Ways to Survive in the Ruined World'. N...