Hari itu, semua orang di Seoul Dome tenggelam dalam cahaya yang menyilaukan.
[Seseorang telah menyelesaikan skenario utama kesepuluh.]
[Selamat. Anda telah melewati skenario kesepuluh.]
Orang-orang yang bersembunyi di sudut-sudut Seoul Dome untuk menghindari manusia iblis dan mereka yang nyaris tak selamat dari skenario lantai pertama dan kedua Dark Castle. Semua inkarnasi yang masih bertahan hidup dari ancaman skenario menerima pesan yang sama.
[Anda telah mencapai 'Pembebasan Seoul Dome']
Pembebasan. Awalnya para inkarnasi itu tidak mengerti, tapi tubuh mereka bereaksi lebih cepat daripada otaknya. Seluruh tubuh mereka gemetar, pupil melebar, dan bibir bergetar.
[Anda dapat melarikan diri dari Seoul Dome.]
Harapan panjang mereka akhirnya menjadi kenyataan. Para inkarnasi yang berada di lantai pertama dan kedua Dark Castle ditransfer keluar menuju kota.
Lantas semua orang melihat pemandangan yang sama.
Dark Castle runtuh bersama suara yang sangat keras. Mimpi buruk mengerikan yang mencengkeram seluruh Seoul runtuh layaknya istana pasir. Bagian-bagian yang rusak itu segera berubah menjadi bubuk. Semua merasakan emosi yang tak bisa dijabarkan tatkala menyaksikan adegan itu.
"Sudah selesai," ujar seseorang.
"Aku bisa keluar ... sekarang aku bisa hidup ...."
"Neraka sudah berakhir!"
Beberapa orang merasa bahwa itu adalah akhir dari semua tragedi ini.
Kompensasi berjatuhan dari udara. Semua orang menampilkan ekspresi gembira di wajah masing-masing. Mungkin tragedi lainnya akan segera dimulai, tapi untuk sekarang, mereka memilih untuk menikmati rasa dari kebebasan. Meski demikian, tak semua orang merasakan kebahagiaan itu.
"... Apa yang terjadi dengan Dokja ahjussi?"
Kelompok Kim Dokja juga terbebas dari Dark Castle. Jung Heewon, Lee Hyunsung, Lee Jihye, Gong Pildu, Lee Gilyoung, Shin Yoosung, Han Sooyoung ... mereka semua berkumpul di satu tempat. Mereka adalah orang-orang yang selamat berkat Kim Dokja dan mereka telah berhutang pada pria itu.
"Siapa pun, apakah ada seseorang yang tahu? Tolong katakan sesuatu! Master! Apa yang akan terjadi pada Dokja ahjussi?"
Anggota party mengandalkan intuisi mereka untuk menemukan seseorang yang mungkin dapat menjelaskan situasi. Namun, satu-satunya orang yang dipercaya bisa menjawab malah tetap diam. Yoo Joonghyuk menatap Dark Castle yang runtuh dengan bibir terkatup rapat.
Dark Castle runtuh, layaknya sejarah yang menghilang ditelan masa. Kim Dokja ada di sana. Dia tewas di sana.
Yoo Joonghyuk menatap Dark Castle yang runtuh sembari terus mengkonfirmasi fakta itu berulang-ulang.
Kim Dokja sudah mati. Bagaimana hal seperti itu bisa terjadi? Yoo Joonghyuk tak terbiasa dengan ketidaktahuan ini.
"Yoo Joonghyuk-ssi! Tolong katakan sesuatu! Kumohon!"
Yoo Joonghyuk menatap Lee Hyunsung yang mengguncang bahunya dengan sorot mata kosong. Regresi pertama dan regresi kedua ... dia belum pernah melihat Lee Hyunsung menampilkan ekspresi semacam ini.
Yoo Joonghyuk kesulitan mengingat ekspresi seperti apa yang pernah ditampilkan oleh anggota party-nya saat mereka kehilangan seseorang yang sangat berharga. Karena selama ini dirinyalah yang selalu menampilkan ekspresi semacam itu. Yoo Joonghyuk selalu menjadi satu-satunya orang yang selamat hingga akhir dari semua tragedi dan keputusasaan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sudut Pandang Pembaca Maha Tahu [Volume 2]
FantasiTerjemahan Bahasa Indonesia dari Novel Omniscient Reader's Viewpoint Volume 2 (Chapter 189-284) karya Singshong Kim Dokja hanyalah pekerja kantoran biasa yang memiliki hobi membaca web novel favoritnya, 'Three Ways to Survive in the Ruined World'. N...