[Baat! Baaat! Baaaaat!]
Pipiku sakit.
[Baaaaat!]
Rasanya semakin bertambah sakit. Aku merasakan sesuatu yang bergerak brutal di lenganku. Aku membuka mataku berbarengan dengan bumi yang mengeluarkan suara yang luar biasa keras. Aku refleks mengangkat kepalaku dan mendapati sebuah kilatan cahaya yang begitu terang. Percikan probabilitas menyambar seluruh penjuru dunia iblis layaknya petir.
"Dokja-ssi?"
Aku benar-benar tersadar setelah mendengar suara Yoo Sangah. Layaknya arus terputus yang dihubungkan kembali, berbagai macam pikiran mulai mengalir ke dalam kepalaku.
Ada banyak tubuh inkarnasi yang terluka dan terkoyak di berbagai tempat. Dari sisi manapun aku melihatnya, ini jelas bukan Mythical Battlefield. Semua mayat yang tergeletak di berbagai tempat itu adalah manusia hidup. Aku bisa melihat mompleks industri yang terkoyak oleh Thunder Eating Bird.
"Apakah para konstelasi datang?"
Yoo Sangah, yang tampak seperti ingin mengatakan sesuatu, mengusap pipinya yang berdarah dan mengangguk. "... lya."
Pesan sistem melayang di udara, menemani para anggota party terluka di sana-sini.
"Pemenangnya masih belum diumumkan."
Setelah melihat pesan terakhir Yoo Joonghyuk di perpustakaan, aku sudah menduga bahwa situasi ini akan terjadi. Namun, aku tidak berpikir bahwa situasinya akan seserius ini
"Keuk..."
Lee Hyunsung menderita cedera serius di pinggangnya dan terhuyung-huyung. Aku segera turun dari punggung Lee Hyunsung dan membeli beberapa item pemulihan dari Dokkaebi Bag.
Aku memberikan Great Return Pill kepada Lee Hyunsung dan Yoo Sangah, yang menderita cedera paling serius. Shin Yoosung tidak terluka, tapi kekuatan sihirnya sudah terkuras habis. Jadi aku memberinya advanced magic power recovery medicine. Han Myungoh, Breaking the Sky Master, dan Jang Hayoung menerima obat trauma. Harganya lebih dari 400.000 koin, tetapi sekarang bukan waktunya untuk mengkhawatirkan hal itu.
"Ahjussi..."
Shin Yoosung meminum potion itu dan menatapku sambil bersandar pada batu. Aku menatap Shin Yoosung sejenak sebelum berkata, "Kau harus beristirahat di sini. Ngomong-ngomong..."
Dari kejauhan, raungan konstelasi yang memekakkan telinga mengguncang bumi. Jika melihat skala status yang dikeluarkan, sepertinya jumlah mereka sekitar 12. Tiba-tiba aku merasakan firasat yang tidak menyenangkan.
Jika konstelasi sebanyak itu datang ke tempat ini, bagaimana anggota party-ku bisa melarikan diri sampai ke tempat ini?
"Yoo Joonghyuk..."
Tidak ada satupun orang yang menjawab perkataanku. Aku menoleh ke sekeliling medan pertempuran ketika sebuah ledakan terdengar kembali. Semua orang kecuali Yoo Joonghyuk ada di sini. Selain itu, ada seseorang yang sedang melawan para konstelasi itu.
['Fourth Wall' bergetar lemah.]
"Bajingan bodoh itu ...."
"Ahjussi! Tidak!" Shin Yoosung segera memeluk pinggangku ketika aku mencoba berlari ke arah sumber pertarungan. "Ahjussi akan mati. Kau akan mati jika pergi ke sana."
Dia adalah anak yang selalu berpikiran maju dan berani. Tapi saat ini ketakutan yang dalam tampak bersemayam di matanya. Shin Yoosung menangis saat aku menjauh darinya. Di medan pertempuran yang keras ini, air matanya bercucuran layaknya debu. Mungkin anak ini sudah melihatnya. Itu adalah ketakutan akan giant story yang tidak pernah bisa diatasi oleh seorang manusia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sudut Pandang Pembaca Maha Tahu [Volume 2]
FantasyTerjemahan Bahasa Indonesia dari Novel Omniscient Reader's Viewpoint Volume 2 (Chapter 189-284) karya Singshong Kim Dokja hanyalah pekerja kantoran biasa yang memiliki hobi membaca web novel favoritnya, 'Three Ways to Survive in the Ruined World'. N...