Bab 29 - Gagal Bersatu

412 37 3
                                    

Upacara Mandi Darah telah dilakukan dua hari yang lalu, karena ada dua orang pemuda yang saling membantu mengalahkan Kerbau Jalang sesembahan, maka salah satu dari dua lelaki itu harus bersedia menikahi orang yang disembuhkan lewat mandi darah kerbau jalang yang telah dikorbankan. Dua lelaki itu adalah Apek dan Ruis dan untuk menentukan siapa di antara keduanya yang paling tepat buat menikahi Aris, maka harus ditentukan lewat ramuan madu penyatu rasa.
Upacara meminum Madu Penyatu Rasa itu akan diselenggarakan senja nanti.

Pagi sekali Apek sudah terbangun, dia menatap pada Aris yang masih tertidur dengan lelap, ada senyum yang mengembang di bibir Apek yang berkumis tipis itu.

"Bang, sebenarnya aku mulai sayang. Tapi untuk menikahimu rasanya aku tak sanggup. Aku lelaki bang, aku butuh keturunan! Jika menikahimu mana mungkin aku bisa memiliki anak? Lagipula aku sudah berjanji pada Flora untuk menikahinya. Maafkan aku bang! Aku hanya bisa menjadikanmu Abang."

Lelaki gagah bergelar Dangraka Utama itu pun bangkit dan bergegas mandi ke sungai belakang rumah. Dengan buru-buru dia menyelesaikan mandi itu lalu berpakaian, kemudian dengan menunggangi seekor kuda Apek menuju barak polisi hutan. Lelaki itu ingin menemui sang pujaan hati, Flora.

Tiba di barak, Flora menyambut kedatangan Apek dengan raut wajah dibuat sedih. Kedua muda-mudi itu duduk di bawah pohon beringin. Flora duduk di ayunan sedangkan Apek bersimpuh di hadapannya.

"Flo," panggil Apek dengan sedikit khawatir karena melihat wajah murung Flora.

Flora memaksa buat tersenyum, "Lukamu sudah sembuh, Dang?"

Apek mengangguk, "Berkat darah kerbau jalang kemarin, lukaku mulai membaik."

"Syukurlah! Dang pasti senang karena calon pendampingnya selamat dan sembuh," lirih Flora.

Apek terhenyak, kata-kata Flora tadi diucapkan dengan nada kecewa dan putus asa
"Flo! Bicara apa kamu?"

Flora mendesah kecewa, "Aku meski bukan penduduk asli Tarang, tapi aku tahu apa itu Upacara Mandi Darah bang. Kerbau jalang itu hanya akan berhasil dibunuh jika yang melakukan adalah orang yang menyayangi si sakit yang ingin disembuhkan."

"Aku memang menyayangi bang Aris, tapi sebatas Abang! Kau tahukan Flo, aku sudah kehilangan abang kandungku, Dang Tala. Melihat bang Aris aku seperti mendapatkan abangku kembali," jawab Apek sesabar mungkin, walau hati kecilnya membantah hal itu. Dia menyayangi Aris sama seperti rasanya saat dia menyayangi Flora, bahkan mungkin lebih.

Flora masih terdiam ragu. Apek lekas meraih tangan perempuan itu, menggenggamnya dengan hangat lalu mengecup jari jemari lentik si wanita.

"Flo, meski di suku kami tidak melarang pernikahan sesama lelaki, namun aku berjanji bahwa hanya kaulah yang kelak akan ku nikahi. Lagipula ada Ruis bukan? Dia pasti bersedia menikahi bang Aris, bukan aku," tegas Apek lagi.

Flora coba tersenyum, meski masih belum tulus. Dia benar-benar masih belum percaya janji manis Apek itu.
"Bagaimana jika di acara minum ramuan madu penyatu rasa nanti malah kau yang terpilih, Dang?"

Apek meneguk ludahnya karena gugup. Benar, bagaimana jika Madu Penyatu Rasa itu malah memilihnya?

Apek menghela nafasnya dengan berat. Kemudian lelaki gagah ini bangkit berdiri dan memegang kedua bahu Flora yang masih saja berduduk santai di atas ayunan.

"Kau tenang saja sayang, aku akan memenuhi janjiku padamu. Hanya kaulah yang akan menjadi pendamping hidupku!" Tegas lelaki ganteng itu.

Apek ingin pamit pulang, sebelum dia pergi dia sempatkan diri buat mencium kening sang kekasih.

"Percayalah padaku, Flo! Aku sayang padamu!"

Mendengar perkataan itu legalah hati Flora.
***

Senja telah tiba. Balai adat ramai dihadiri oleh orang-orang di lembah Tarang. Tua maupun muda, lelaki maupun perempuan. Semua karena mereka ingin menyaksikan acara meneguk Madu Penyatu Rasa yang akan dilakukan oleh Apek dan Ruis. Seluruh penduduk menaruh harap pada salah satu dari Dangraka kebanggaan mereka itu agar sudi menikahi Aris agar bayang-bayang ramalan bencana yang menghantui lembah mereka bisa lebur dan musnah.

Ksatria Lembah Tarang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang