Bab 39 - Gairah Putra (18+)

735 36 10
                                    

Adegan sex, kalau tidak nyaman silahkan di skip.
*****
--------

Ranjang kapuk itu dinaiki oleh dua orang remaja pria. Putra yang telah bugil selonjoran dengan punggung bersandar di kepala ranjang dengan beralaskan sebuah bantal, sedangkan Maman, lelaki baru gede itu duduk di samping pinggang Putra. Tangan kanan Maman masih begitu lihai dan terampil mengocok-ngocok satu benda tumpul nan panjang dan besar berwarna kehitaman, kelamin Putra.

Putra sesekali menggigit bibir bawahnya dengan mata merem melek, bahkan beberapa kali suara desah jantannya terdengar halus. Tangan Putra masih setia menggenggam ponsel Maman yang sedang memutar sebuah video panas. Bokep itu menampilkan adegan seronok seorang wanita yang sedang mengocok kejantanan pria yang besarnya minta ampun.

Karuan saja tontonan cabul membuat pikiran Putra melayang-layang entah kemana. Remaja itu terus berimajinasi liar sambil menikmati kocokan Maman.
Tatkala adegan bokep beralih jadi oral seks, pikiran Putra pun semakin tak karuan. Dia meresapi ekspresi si aktor bokep yang tampak begitu kenikmatan saat kont*lnya disedot-sedot oleh sang wanita. Kelamin Putra pun semakin keras dan semakin tegak.

Putra melirik Maman yang masih dengan patuh mengocok-ngocok batang hidup berwarna gelap itu.
"Kelihatannya dihisap itu enak. Aku ingin merasakannya juga. Tapi maukah Maman?" Suara hati Putra berkata-kata, terjadi perang batin yang akhirnya dimenangkan oleh bisikan nafsu. Putra ingin merasakan sensasi dioral.

"Man..." Panggil Putra dengan suara bergetar.

Maman tak menjawab, cuma wajahnya beralih dari benda yang dikocok menuju wajah Putra yang sudah memerah karena dipanggang nafsu.

"Man...kau mau tidak?" Putra bingung bagaimana caranya meminta Maman agar mau menghisap kelaminnya.

"Mau apa?" Bingung Maman, tangannya jadi berhenti mengocok, kenikmatan yang dirasa Putra pun terhenti sejenak.

Putra tak rela kenikmatan itu putus, dia gerakkan pinggul sebagai isyarat agar Maman harus lanjut mengocok. Maman pun menurut, tangannya kembali sibuk mengusap-usap batang kehitaman itu, sesekali dia mengelus-elus sarang berkerut di bawahnya, atau bahkan menarik mempermainkan bulu jembut.

"Kau mau kan melakukan ini?" Tanya Putra, Putra menunjukkan layar handphone di tangannya. Layar yang sedang menyajikan adegan seorang aktris porno berambut pirang sedang menyedot-nyedot dengan rakus perkakas aktor lawan mainnya.

Gleg! Maman menelan ludah, jujur dia bingung. Sebenarnya dia hanya menganggap Putra sebagai seorang kakak, dia memang marah saat beredar foto-foto Putra bersetubuh dengan Ririn yang ternyata palsu, tapi bukan karena dia cinta pada Putra, melainkan karena dia kecewa melihat sahabat yang sudah seperti kakak kandungnya itu berbuat zinah.

"Tapi Put.." Maman ingin menolak.

"Bantu aku sekali ini, Man. Aku penasaran!" Mohon Putra dengan wajah memelas.

Maman tak tega melihat wajah Putra yang memohon-mohon itu, maka dengan menindih rasa keberatannya, Maman pun merundukkan wajah mendekati kont*l Putra yang sudah menjulang nyaris menyentuh pusar.
Maman ragu sejenak, matanya memandang nanar akan daging berdenyut halus itu.

"Ayo, Man!" Ucap Putra, dia terus membujuk Maman sambil mengelus-elus sayang rambut Maman. Akhirnya Maman pun nekat, hupp..

"Arghhh!" Putra menggerung, tubuhnya tersentak laksana kesetrum, bukan karena sengatan listrik, melainkan karena sengatan rasa geli yang luar biasa nikmat. Untuk sesaat pinggul Putra terangkat ke atas, membuat kelaminnya semakin dalam menerobos rongga mulut Maman.

Maman pun tersedak, dia lepas benda yang sedang dikulum buat mengatur nafas.

Namun Putra yang begitu takjub akan kenikmatan yang tadi membuainya jadi tak sabar. Putra meletakkan ponsel dengan disandarkan pada sebuah bantal. Putra menarik tubuh Maman dan menidurkannya, Putra naik mengangkangi wajah Maman, dia menyodorkan pinggang hingga kelaminnya menyentuh wajah Maman, dia mau dihisap lagi.

Ksatria Lembah Tarang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang