Bab 23 - Harimau Jadi-jadian

307 35 6
                                    

Mulai bab ini, konflik akan mulai ditampilkan lebih serius. Niat jahat Flora mulai diekspos. Semoga kalian suka!
***

Pak Herman, ayah dari Aris menjadi tak tentram saat tahu bahwa anaknya Aris benar-benar ada di lembah Tarang. Di ruang kerjanya di kantor dinas kehutanan provinsi dia langsung memeriksa berkas-berkas mengenai kampung Adat Lembah Tarang yang memang terletak di sebuah hutan lindung. Setelah dia menemukan apa yang dia cari, dia langsung menelepon seseorang yang terdata sebagai penanggung jawab hutan lindung itu.

"Hallo, dengan Pak Roli, komandan polisi hutan di titik Lembah Tarang?" Sapanya begitu telepon itu diangkat.

"Benar Pak, saya Roli. Ada apa ya Bapak kadinhut menelepon saya?" Pak Roli yang ditelepon saat sedang bersantap siang dengan anak buahnya menjadi kaget. Bagaimana tidak, yang menelponnya Bapak Kepala Dinas Kehutanan Provinsi.

"Begini Pak Roli, apakah di desa adat Tarang ada pengunjung dari kota?" Tanya Pak Hermanto lewat telepon dengan berdebar.

"Benar pak, ada dua pemuda bernama Aris dan Dika. Lalu seorang perempuan yang bertugas sebagai guru relawan"

"Saya minta agar Pak Roli mengawasi Aris dan temannya secara khusus. Jangan sampai mereka melanggar peraturan adat hingga kena hukuman berat!'

Pak Roli semakin heran, "Siap pak, tetapi apakah bapak kenal dengan Aris dan Dika?"

"Aris anak saya" jawab Pak Hermanto diseberang komunikasi.

"Hah!" Kejut Pak Roli.
"Aduh maaf pak, saya tidak tahu. Kalau saja tahu sejak awal pastilah saya akan menjaga anak bapak  dengan baik"

"Tak apa, anak saya juga tidak terlalu suka diperlakukan ekstra manja. Aku cuma minta awasi gerak-geriknya agar tidak terkena masalah disana. Ya sudah saya percayakan keselamatannya padamu"

"Siap!" Seru Pak Roli di ujung panggilan telepon.

"Kenapa, Ndan?" Tanya Akmal dan Nando berbarengan.

Pak Roli mengusap dadanya sebentar yang deg-degan. Dia mengedarkan pandangan matanya memperhatikan anak buahnya, lengkap kecuali Robi dan Flora yang makan berdua di halaman luar di sebuah ayunan.

"Kita tak sadar, kalau Aris ternyata anak pejabat. Dia anak Kepala Dinas Kehutanan Provinsi" beber Pak Roli.

Akmal dan Nando yang paling shock.

"Astaga, bagaimana kalau Aris melaporkan pada ayahnya  kalau aku pernah minta bokep" Nando menepuk jidatnya karena apes.
***

Malam merayap, di pos polisi hutan itu beberapa polisi hutan sudah tertidur, namun ada tiga orang yang sedang berjaga. Di dalam satu kamar yang ditinggali oleh Flora, perempuan itu sedang melakukan ritual aneh, duduk bertelanjang bulat diatas lantai beralas kain putih polos dengan gambar matahari berwarna merah. Tak salah, karena lukisan matahari itu terbuat dari darah seekor harimau dan kain putih itu adalah kain kafan.

Flora bersemedi dengan tangan disilangkan dengan posisi jari seperti sedang memamerkan cakar. Mulut komat-kamit membaca mantra dengan tubuh bugil dibanjiri keringat. Setelah bacaan mantra selesai dia meniup hingga dari mulutnya keluar hembusan hawa aneh yang membawa rasa kantuk begitu berat. Hawa itu membuat tiga polisi yang sedang berjaga di depan barak dilanda kantuk berat dan akhirnya jatuh roboh tertidur.

Sekali lagi Flora membaca mantra, begitu mantra itu selesai mendadak terdengar suara auman harimau menggelegar mengagetkan malam. Flora dengan masih bertelanjang bulat tersenyum senang mendengar suara harimau itu, dengan yakin dia melangkah keluar kamar tanpa sempat berpakaian. Dia langsung menuju halaman depan pos, ketika dia melewati pintu depan, tiga lelaki polisi yang melintang tertidur di depan pintu dengan lelapnya, ketiga polisi itu dilangkahinya.

Ksatria Lembah Tarang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang