pertemuan

6K 407 6
                                    

Keesokan harinya ziel benar benar sibuk dengan kerjaannya, contoh nya saja saat ini dia sibuk menulis nuliskan orang yang memesan makanan di warung tempatnya bekerja.

Keringat membasahi wajahnya, dirinya berjalan kesana keari untuk menulis pesanan sang pengunjung.

" Tunggu sebentar ya kak" ujarnya sedikit sopan setelah menulis pesanan orang tersebut.

Lalu dirinya pergi ke dapur untuk mengambil dan memberikan pesanan kepada sang juru masak yang berada di warung tersebut.

" Teh Nina ini ada yang pesen ya" ucapnya kepada Nina atau tukang masak.

" Iya El sok simpen aja, ini nih anterin ke meja sebelah sana ya" ujarnya sambil menunjuk meja salah satu yang tak berada jauh darinya.

" Iya teh" balas ziel, lalu membawa nampan makanan tersebut.

Setelah aziel mengantarkan makanan tersebut dirinya duduk untuk istirahat sejenak, karna kalo boleh jujur ziel sangat lelah saat ini.

Aziel duduk di salah satu bangku yang memang khusus untuk pegawai, dirinya juga sedikit memijit tangan dan tengkuknya yang pegal.

" Huh cape banget hari ini" keluhnya sambil memejamkan matanya

Andai saja dia masih memiliki sang nenek, mungkin dia masih bisa merasakan kasih sayang.

Harap harap ada yang mengaku sebagai keluarganya saja aziel tak terpikir, jika memang dia masih memiliki keluarga kenapa keluarga tak mencarinya pikirnya.

Hah sudah lah lupakan.

" Kangen nenek" lirihnya

Dirinya mengambil tas yang di bawanya dari rumah, mencari sesuatu yang dari sejak kamarin dia tak melihat dan memegangnya.

Matanya membola kala tak menemukan barang tersebut, perlu kalian ketahui itu adalah barang yang paling berharga di hidupnya.

Barang tersebut adalah peninggalan sang nenek sebelum pergi.

" Gelang gue mana?" Tanyanya pada diri sendiri sambil mengobrak Abrik tas miliknya.

Panik, tentu saja itu yang di rasakan ziel saat ini. Barang peninggalan sang nenek sebelum pergi dan pemberian keluarganya itu hilang.

Di saat paniknya melanda seseorang datang menghampirinya.

" Ada apa el, kenapa kau sangat panik" tanya orang tersebut

" Ah paman, tidak hanya saja barangku ada yang hilang" jawabnya tenang, tentu saja ia tidak ingin orang yang di hadapannya ikut panik

Orang tersebut hanya mengangguk mengerti, lalu dirinya duduk di sebelah ziel

" Barang apa yang hilang El?" Tanya nya lagi

" Gelangku paman dito, gelang pemberian nenek hilang." Lirihnya kecil.

Dito pemilik warung tempat hanya diam dan mengusap punggung kecil milik ziel guna menenangkannya yang sebentar lagi akan menangis.

" El menaruhnya dimana? Mungkin El lupa, coba El cari dahalu" usul dito

" Tidak paman, terakhir kali aku menyimpannya di saku celana ku, tapi itu tidak ada jadi aku pikir aku menaruhnya di tas tapi tak ada juga" jelas ziel yang membuat Dito bingung.

Saat sedang bingung seorang pria paruh baya dengan setelan jas hitamnya menghampiri mereka.

" Dito Alfian?" Ujar orang yang kini di hadapan ziel dan Dito

" Eh yudha? Tumben kesini ada apa nih" canda Dito lalu mempersilahkan Yudha untuk duduk.

Yudha hanya tersenyum tipis ketika melihat aziel yang menatapnya intens.

" Ah gue cuma jalan jalan aja, kebetulan lewat warung Lo jadi mampir" jelasnya

" Oh, btw anak anak Lo mana? Tumben gak ikut?" Tanya Dito, karna jika ada Yudha berarti ada anaknya.

" Ada di depan lagi jajan kayaknya, oh iya ini siapa?" Ucap Yudha penasaran

" Kenalin ini aziel, yang kerja di sini" jawabnya sambil merangkul ziel yang hanya diam

Yudha menelisik wajah ziel, sepertinya ziel ada sedikit kemiripan dengannya. Atau jangan jangan aziel adalah..

" PAPA.." Teriak salah satu anak dengan membawa ice cream.

" Lo " teriak keduanya aziel dan anak tersebut.

__________________________

Haiii nih di lanjut nih

Makasih yang udah nungguin, tadinya gak mau di lanjut🥲 tapi ternyata banyak banget yang neror jadi aku lanjutin

Teror aku terus deh kalo mau lanjut, biar mau nuliss🤭🙏🏻

Vote and komen PLEASEE🥺🥺

PAPAYYYY🐰🫶🏻

AZIEL DIANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang