Sore hari ini ziel merenung di gazebo belakang rumahnya dengan sebuah gitar yang di petiknya sambil melihat langit yang sebentar lagi akan gelap.
Suara gitar memenuhi gendang telinga miliknya, diiringi dengan suara ziel.
" Kangenn nenek🙁" lirihnya parau.
Aziel itu sebenarnya anak yang sangat manja, tapi ketika sang nenek meninggal kini ia harus mulai bersikap sedikit dewasa untuk kehidupannya.
" Seandainya gue punya keluarga" ucapnya termerenung sambil melihat sunset.
" Apa sebenarnya gue emang anak haram yang tak di inginkan?" Tanyanya pada diri sendiri
Dirinya bahkan selalu berpikir bahwa semua tidak menginginkannya.
Tok tok tok
Suara ketukan pintu dari arah luar membuat ziel beranjak dari duduknya untuk membukakan pintu.
" Siap- " ucapan aziel terhenti ketika ia melihat seorang pria paruh baya di hadapannya.
" Loh om? Ada apa ya?" Tanya ziel dengan sopan
Tiba tiba pria paruh baya itu memeluknya dengan Isak tangis.
" Eh kenapa om nangis? Ziel ada salah ya??" Tanyanya dengan hati hati.
Tapi pria paruh baya itu malah menggeleng dan semakin memeluknya erat, melepaskan rindunya yang selama ini terpendam.
" Papa kangen adik.." ucapnya parau
Ziel mematung sesaat, apa katanya "adik?" Apa maksudnya ini.
Ziel pun melepaskan pelukannya, lalu menatap pria itu dengan seksama. Ada perasaan nyaman ketika melihat matanya.
" Om?" Panggilnya
" Hm, kenapa nak?" Ujarnya tersadar dari lamunannya.
Ziel menggeleng ketika ia berpikir bahwa yang di depan ini adalah orang tuanya, tidak ziel tidak ingin berharap lebih.
" Maksud om apa? Kenapa om nangis??" Tanya ziel.
" Ziel nak, kamu anak papa. Anak yang selama bertahun tahun papa cari, anak bungsu papa" jelasnya sambil memegang lengan aziel.
Deg..
Jantung aziel berdebar lebih cepat, apakah ini mimpi dia bertemu orang tuanya? Ah tapi ziel tidak langsung percaya begitu saja.
" Tidak.. tidak.." geleng aziel sambil berjalan mundur.
Bagaimana bisa? Ketika aziel sudah pasrah dengan kehidupannya dan tidak berharap apa apa dengan keluarganya, tiba tiba dia di pertemukan..
" Nak.." lirihnya panggil saja YUDHA DIANDRA
" pasti om bohongkan?" Geleng aziel sambil memegang menggempalkan kedua tangannya.
Yudha menggeleng.
" Tidak nak, Papa punya buktinya" ujar Yudha lalu dia mengambil sesuatu dari sakunya.
" Ini, ini adalah gelang milik kamu dan juga ini adalah photo kecil mu" ujar Yudha sambil memberikan itu kepada ziel.
Ziel mengambilnya dan meneliti gambar dan juga gelang yang memang ternyata miliknya.
" Kamu ikut papa pulang ya nak, kasian mama mu dia sudah sangat merindukan mu" ujar Yudha
Ziel diam dia tidak tau harus apa.
****
Setelah drama panjang aziel yang tidak ingin ikut pulang, tapi akhirnya Yudha berhasil membujuknya agar ia kembali ke rumah dengannya.
" Anjir gila, bisa bisanya gue luluh. Huaaa nenekk tolongin El" batinnya teriak
" Nah sudah sampai, ayok turun" ucap Yudha lembut.
Ziel hanya menurut dan mengikutinya dari belakang dengan membawa tas miliknya.
" Gila ini rumah gede amat anjir" gumamnya
Ketika aziel dan yudha masuk ternyata banyak sekali orang yang melihat dirinya dan tersenyum hangat padanya.
" Akhirnya papa pulang" pekik anak ke 6 nya yudha
" Papah ini adik?" Tanya anak ke 5 nya
Yudha hanya mengangguk dan tersenyum,
" Adikkk" teriaknya sambil berlari ke arah ziel yang hanya menatapnya cengo.
" Siapa lagi ini.." lirihnya capek
___________________________
Haiiii kembali lagi bersama ren
Vote and komen nya tolong🙁🙁🙁
Papayy🐰🩷
KAMU SEDANG MEMBACA
AZIEL DIANDRA
RandomAZIEL si Remaja nakal maniak permen yang tinggal sendiri dalam keadaan sebatang kara tiba tiba ada sebuah keluarga yang mengaku sebagai keluarga kandungnya?, dan dia di hadapkan dengan semua Abang abangnya yang posesif?! " di pikir gue boneka apa di...