TDH - 40

52.4K 1.3K 103
                                    

Kaya biasa aja yaa, follow dulu sebelum baca biar aku tambah semangat nulisnya 😍😍😍

Pokoknya stay disini terus sama Algrarez ya!! Jangan sampai bosen
😀😀😀

Selamat baca semua 🙌🙌

.
.
.
.

Setelah pertengkaran tanpa akhir yang terjadi diantara Algrarez dan Kenzo yang saling tonjok, tentunya itu berakhir membuat wajah mereka berdua sama-sama babak belur. Beruntungnya mereka langsung bisa dipisahkan karena kedatangan Jane dan Zanna. Akhirnya Algrarez berhasil dihentikan hanya dengan satu panggilan dari Zanna. Memang bucin sekali Algrarez itu, giliran sama pawangnya aja langsung berhenti. Giliran tadi, mau ditarik sama Gabriel atau yang lain tetap saja tuh tidak mau berhenti melawan Kenzo yang menghajarnya habis-habisan.

Sambil mengobati muka Algrarez yang babak belur, tentunya Zanna masih diam tak bergeming. Meskipun sebenarnya dia bertanya-tanya dengan apa yang terjadi diantara mereka sampai mereka adu jotos seperti itu. Padahal pas berangkat kemarin masih baik-baik saja, maksudnya masih akur. Tapi, malah mendadak jadi adu jotos gini. Zanna kan jadi dibuat bingung oleh ulah Algrarez kali ini.

Sementara itu, Kenzo ada di ruang tengah bersama yang lainnya. Tentu saja yang lain bertugas menjaga Kenzo. Soalnya sekalinya emosi, Kenzo sama sekali tidak bisa dihentikan. Bisa saja tuh, sekarang Kenzo datang ke kamar Algrarez dan memberi serangan yang sangat brutal untuk Algrarez.

Setelah selesai mengobati Algrarez, Zanna pun menata kembali kotak p3k yang memang digunakan untuk mengobati cowok itu.

Zanna yang seja tadi diam saja membuta Algrarez menghela nafasnya berat. Sudah pasti Zanna marah padanya. "Gue kelepasan tadi," Dan akhirnya Algrarez membuka suaranya, tentu saja tidak mau memperumit masalah ini. "Gue minta maaf." Lalu, Algrarez akhiri semua ini dengan kata maaf.

"Jangan diemin gue gini, gue lebih milih lo nyakar gue lagi kaya semalem."

Zanna memejamkan matanya erat. Sebenarnya otak Algrarez itu ada dimana, sih? Pikiran sama omongannya kaya bukan orang yang berotak.

"Yang," Akhirnya Algrarez menyerah berbicara baik-baik. Karena sudah tidak tahan, tentu saja cowok kampret itu langsung menarik tangan Zanna sampai perempuan itu duduk di pangkuannya. Sedikit meringis karena Algrarez menariknya terlalu kasar, tidak tahu saja bagian bawahnya masih sakit. "Gue lagi gak mau ngeliat lo marah."

Zanna berdecak pelan. Sudah tahu tidak mau melihat Zanna marah, malah membuatnya marah. "Kalo gitu ngapain berantem?"

Algrarez menggigit bibir bawahnya, "Kelepasan Yang', lagian Kenzo mulutnya kaya cewek. Lemes banget." Memang benar, kok. Sudah tau Algrarez orangnya emosian juga, malah dipancing pake omongan.

"Ya udah, harusnya kamu diem aja lah. Ngapain juga coba berantem pagi-pagi buta gini? Gangguin orang tidur aja." Sebenarnya ada dua hal yang membuat Zanna marah. Yang pertama tentu saja karena setelah melakukan hubungan itu bukannya tidur bersama melainkan Zanna malah ditinggal sendirian, seharusnya sebagai suami yang bertanggung jawab kan menemani istrinya yang sedang tidur, apalagi habis minta jatah gitu, kan. Nah ini malah ditinggal, mana ditinggalnya ditinggal berantem. Kan jadi double marahnya.

"Orang udah emosi mana mikirin orang lain?"

"Oh, jadi kamu gak mikirin aku gitu?"

Ck. Ya elah. Salah lagi, heran jadi Algrarez. Sepertinya serba salah. Memang cowok itu ditakdirkan untuk menanggung kesalahan sepertinya.

ALGRAREZ || The Devil HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang