TDH - 34

34.2K 951 73
                                    

Awas ya lo semua kalo masih kurang!!
Ini aku udah nulis teramat banyak loh anjoyyyy 🙃🙃

Jadi, simpelnya kalo pada follow aku dulu kayanya aku bakal rajin up deh 😌😌

Makanya follow dulu sebelum baca biar aku makin semangatttt gitu loh nulisnya

Selamaat baca ya sayangkuhhhh
😍😍

.
.
.
.
.

Keadaan markas sekarang sedang sepi. Membuat Algrarez jadi lebih leluasa untuk rebahan di sofa. Hanya ada Kiran dan Benji, sementara Kenzo sepertinya cowok itu sedang bekerja. Dan Gabriel masih belum sembuh total, tentu saja jadi membuat aktivitasnya sedikit terganggu.

Akibat Algrarez yang semalam baru bisa tidur nyenyak pukul tiga pagi, membuat dia sudah mengantuk sekarang. Padahal jam masih menunjukan pukul sebelas siang. Perlahan matanya pun mulai terlelap tenang. Sebelum akhirnya dua kurcaci datang mengganggunya yang hampir terlelap.

"Bngst! Lo bisa pelan sedikit gak sih, Zo?!" Gabriel berdecak kasar kala kakinya yang patah terasa ngilu saat tersenggol sedikit.

"Lah bangsul! Lain kali lo minta anter bodyguard lo aja lah, udah gue tolongin tetep aja lo marahin!" Kenzo mendengus sinis. Dia menyebutnya sebagai orang yang tidak tahu terimakasih, siapa lagi kalau bukan Kenzo. "Ngaku Sultan tapi pas lo sengsara gini aja gak ada yang nolongin." ucap Kenzo dengan pedas.

"Lo ikhlas dikit, kek!" Gerutu Gabriel kesal,

"Bangsat!" Gabriel teriak histeris saat Kenzo melempar tubuhnya di sofa, membuat kakinya tersenggol sedikit. Dan itu rasanya sangat sakit luar biasa. "Lo pengin gue lumpuh selamanya, hah?!"

Kenzo menghela nafas lelah, dia pun berangsur duduk di sebelah Kiran, setelah mendudukan anak Sultan itu di sebelah Benji.

Algrarez berdecak lirih, dia yang tadinya tiduran di sofa pun kini berangsur untuk duduk. "Lo semua diem, kek! Bacot banget kaya kembang api." Ini lagi satu, tidak ada hujan tidak ada petir tiba-tiba sewot sendiri sudah seperti cewek sedang PMS.

"Kaki gue sat, tolongin!" Pinta Gabriel membuat Benji menghela nafas lalu menaruh kaki Gabriel yang dipasang gips di atas meja.

"Lo berdua kenapa bisa barengan?" Tanya Kiran

"Nih anak nih! Maksa gue buat jemput dia." Seloroh Kenzo menunjuk Gabriel yang hanya memutar bola matanya malas.

"Bangsat! Beneran gue cari tuh orang sampe dapet." Gabriel tentu saja masih dendam dengan orang yang tega mengeroyoknya. Karena mereka, dia jadi cacat sementara seperti ini. Mana dia yang seharusnya menikah hari ini jadi tertunda.

"Lo sih! Udah tau mau merit malah keluyuran. Kan katanya kalo mau merit gak boleh keluyuran cok! Takut kenapa-napa." ucap Benji

"Halah! Tahayul itu mah." Buktinya dulu Algrarez satu hari sebelum menikah, malamnya dia balapan tuh. Allhamdulilah tidak kenapa-napa.

"Serius gue," Benji berdecak lirih, merasa sedikit kesal karena Algrarez tidak percaya.

"Gue udah ngubek-ngubek informasi sampe ke titik terdalam." ucap Kiran membuat mereka semua menatapnya, menunggu ucapan cowok itu selanjutnya. "Tapi, ya gitu. Enggak nemu." Membuat Gabriel berdecak kasar.

"Ya elah! Gue pikir lo nemu sesuatu gitu," Kenzo padahal sudah menyiapkan kata-kata untuk membanggakan Kiran. Tapi, akhirnya tidak jadi.

"Jangan-jangan ini perbuatannya hantu." Dengan gamblangnya Benji berucap seperti itu membuat Algrarez berdecak.

ALGRAREZ || The Devil HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang