TDH - 43

31.9K 846 165
                                    

Ayoo dong tembusin sampe 200 followers 😍😍

Wajib banget follow sebelum baca
Biar apa? Biar aku makin rajin+semangat nulisnya ✌😇

Btw aku udah sembuh total nih, siapa tau besok² aku bisa sering up kaya gini hehe 😇😇

Selamatttt baca teman-teman semua 🙌🙌

.
.
.
.
.
.


Sekarang arena balap sedang ramai-ramainya. Seperti biasa, cowok yang hanya bisa bertahan kalem anteng di rumah sehari kemarin, kali ini tentu saja setelah memastikan Zanna tertidur. Cowok dengan predikat berandal paling brengsek sejagat raya itu langsung cabut untuk menyusul teman-temannya yang sudah ready.

Malam ini, agenda mereka bukan tawuran. Terpaut lelah karena adu jotos terus, maka mereka memutuskan untuk ikut balapan. Balapannya pun bukan balapan seperti para pembalap di area sirkuit. Melainkan malah di jalan raya. Mereka berkumpul di sebuah jalan yang memang sepi. Jalan ini sudah biasa dijadikan tempat berkumpulnya para geng yang ingin adu kecepatan. Dari zamannya SMA hingga sekarang, walaupun beberapa kali wilayah mereka ini didatangi polisi. Hal itu tidak membuat mereka merasa takut atau bahkan ragu.

Perkumpulan geng Aodra ada di pinggir jalan sebelah kiri, sementara geng savior tentu saja ada di sebrang jalan sana.

Keempat pilar kehidupan tentunya sudah berkumpul, tinggal menunggu satu personilnya lagi yang masih belum kunjung datang.

"Anjir, si Gabriel lama amat. Coba telfon, Rez." Perintah Benji kepada Algrarez. Lagian, takut juga kalau Gabriel malah jadi korban pengroyokan seperti dulu yang pelakunya sampai saat ini masih belum ketemu.

Algrarez yang sedang menyebat itu pun berdecak lirih, "Enggak ada pulsa gue sat!"

"Ck! Alah! Gayanya aja elit, pulsa sulit." Algrarez tidak membalas perkataan Kenzo. Cowok itu justru menikmati sebatang rokoknya yang dihisap sangat kasar.

Fyi. Sudah dua hari Algrarez tidak merokok, tentu saja itu karena ulah Zanna yang selalu saja rese menyembunyikan rokoknya entah kemana. Jadi, sekarang mumpung dia bebas, Algrarez mau menghabiskan setidaknya satu bungkus rokok malam ini. Memang cowok itu sukanya kalo gak cari masalah ya cari penyakit.

"Nah, ini nih baru dateng!" Kiran menggeleng heran saat sebuah motor yang dinaiki oleh Gabriel baru saja tiba. Anak konglomerat itu tanpa merasa bersalah turun dari motornya. Padahal Gabriel sudah telat selama tiga puluh menit.

"Lo perjalanan dari rumah ke Cendana udah kaya dari sabang sampai merauke! Lama amat!" Sarkas Kenzo membuat Gabriel menyukar rambutnya beberapa kali. Merapikan rambutnya yang terlihat sedikit berantakan. Alih-alih terlihat jelek karena berantakan, justru malah sebaliknya. Semakin berantakan semakin sexy kesananya.

"Ya sabar, gue harus nungguin si Jane tidur dulu." Sebagai seorang suami sekaligus calon bapak, tentu saja Gabriel harus bertanggung jawab. Menunggu Jane sampai tertidur pulas, baru saat itu dia langsung pergi.

Kiran pun melirik jam yang melingkar di tangannya, "Jam segini baru tidur?" Terlihat kalau sudah menunjukan hampir pukul satu pagi.

"Lah! Ini mah bukan nungguin Jane tidur, nungguin puas dulu mainnya." Setidaknya Benji tidak sebodoh itu untuk dibodohi seoonggok manusia seperti Gabriel ini.

Gabriel malah berdecak sinis, "Ya, udah, sih. Yang penting kan dateng."

Algrarez menjatuhkan rokoknya di tanah, "Albara yang maju lagi kali ini?"

ALGRAREZ || The Devil HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang