Anjayyyy, up cepettt nihh
Targetnya dong tembusin 😍😍Jangan lupa setelah follow akun wpku, follow juga semua sosmed ku ya breyyy 🤏😚
Udah siap di tinggal Algrarez? Next mau dibikinin cerita seperti apa setelah Algrarez end?
.
.
.
.
.
.Pagi-pagi sekali, Elena sudah repot-repot untuk datang ke rumah Algrarez. Tentu saja tujuannya datang kemari untuk menjenguk Zanna. Sudah beberapa hari ini, Elena tidak berkunjung. Dia jadi khawatir Zanna ikut down keadaannya setelah mendapat kabur kebangkrutan perusahaan Mahendra. Jadi, sebagai mertua yang baik memang sudah sepantasnya untuk memberi perhatian penuh kepada Zanna, terlebih sekarang Zanna tengah mengandung calon cucunya.
Niatnya untuk datang kemari ingin menjenguk Zanna jadi gagal karena Algrarez yang tidak berhenti berulah. Belakangan ini, Elena tidak terlalu ketat kepada Algrarez. Memberi kebebasannya, karena Elena percaya Algrarez pasti akan berubah karena ada Zanna. Tapi, yang sekarang dia lihat justru sebaliknya.
Masih dengan masalah yang sama. Yaitu masalah yang semalam, dimana Algrarez pulang larut dengan keadaan babak belur. Pagi ini, saat Elena datang dan melihat wajah bonyok milik Algrarez tentu saja cowok itu mendapat siraman rohani secara dadakan.
"Kamu tuh kapan berubahnya, sih? Gak inget sebentar lagi jadi Ayah apa gimana? Kasian Zanna, nak. Kamu prioritasin Zanna dong, jangan kesenangan sendiri aja yang kamu kejar. Bonyok begitu pasti ikut tawuran lagi kan kamu. Dapet apa coba dari tawuran? Keren enggak sakit iya." Sekarang Elena yang malah merasa bersalah telah menikahkan Zanna dengan Algrarez. Tentu saja merasa bersalah, Zanna perempuan yang baik, kok. Malah harus nikah sama berandalan gak tau aturan kaya Algrarez.
"Kasian Zanna, kan lagi hamil istrimu. Kurangin nakalnya gak bisa emang?"
"Bisa, tapi kan butuh proses Mah."
"Jawab aja terus kamu bisanya! Kalo orang tua lagi ngomong dengerin, jangan jawab mulu."
Algrarez berdecak lirih. Kalau sudah perkara diomelin begini, Algrarez memang jadinya serba salah sekali. Diem juga salah, jawab pun juga salah. Mungkin emang paling benernya lagi ditinggal kabur aja sih.
"Ngerti gak yang Mamah barusan bilang? Jangan sampe cuman masuk telinga kanan keluar telinga kiri." Elena tentu saja sudah paham kelakuan putra semata wayangnya itu. Dari dulu, kalau dinasehatin memang begitu. Bilangnya paham, bilangnya gak bakal ngulangin lagi, tapi besoknya ngulangin kesalahan yang sama.
"Iya, Mah. Ngerti."
•••••
"Ada keluhan lain selain mual gak, nak?"
"Enggak ada, Mah."
Elena bisa bernafas lega setelah mendengarnya. Tentu saja bagi seorang Ibu yang sudah berpengalaman, hal ini baru permulaan saja. Kedepannya banyak hal yang berubah dengan berjalannya usia kehamilan yang semakin bertambah.
"Ini baru permulaan. Nanti kalo usia kandungannya udah trisemester ke dua dan ketiga, banyak perubahan yang bakal kamu alamin. Dulu Mamah pas hamil Algrarez juga gitu." Elena bukan bermaksud menakuti, hanya ingin berbagi cerita kepada Zanna saja.
"Sakit gak, Mah?" Tanya Zanna
"Pas lahirannya?" Tanya Elena membuat Zanna mengangguk.
"Kalo ditanya gitu ya memang sakit, tapi dulu Mamah lahirannya secar. Jadi, kerasa sakitnya pas obatnya udah habis baru deh sakit. Memang katanya sih lebih baik lahiran normal ya. Selain pemulihannya yang cepet, sakitnya juga pas lahirannya doang. Setelah lahiran langsung plong."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGRAREZ || The Devil Husband
Ficção AdolescenteZanna tidak pernah percaya dengan namanya cinta. Dia hanya menganggap bahwa cinta adalah perasaan yang merepotkan dan tidak nyata. Trust issue nya soal cowok justru membuatnya takut berkomitmen dalam hubungan. Zanna tidak percaya, kalau di dunia ini...