TDH - 49

45.3K 1.4K 145
                                    

Karena dari kalian minta buat namatin nih cerita dulu, oke aku turuti deh apa mau kalian.

Btw makasih ya yang udah menyempatkan buat baca ceritaku 😍😍😍

Author boleh ngelunjak dikitt gak, bisa yukkk tembusin sampe 300 followers 😭😭

.
.
.
.
.
.

"Bangsat!" Algrarez membanting pintu kamarnya cukup keras. Emosinya langsung naik setelah mendengar jawaban dari Anya.

Sahabat yang selama ini Algrarez jaga dan bela mati-matian, siapa sangka akan menghancurkan hidupnya sedalam ini?.

Setelah perdebatan panjang di ruang tamu bersama Anya dan orang tuanya, Algrarez malah tidak diperbolehkan untuk pergi kemana-mana. Sementara dia harus mencari keberadaan Zanna secepatnya.

"Anjing!"

"Ah, brengsek lo, Nya!!"

Kalau saja kondisi sekarang memungkinkan untuk membunuh Anya. Maka sudah sejak tadi Algrarez membunuhnya. Perempuan itu, lama-kelamaan justru keluar juga sifat aslinya. Yang ia kenal Anya sebagai sosok yang baik dan lugu. Perlahan malah menghilang digantikan sifat keras kepalanya.

Sementara itu, orang tuanya masih berdiskusi dengan Anya. Jangan sampai orang tuanya memutuskan untuk meminta Algrarez menikahi Anya. Demi apapun Algrarez tidak sudi. Selama ini dia sudah melakukan yang terbaik. Setidaknya dia berusaha mempertnaggungjawabkan kebrengsekannya di masa lalu, meskipun hal itu tidak cukup bagi Anya.

Karena bagi Anya, bertanggung jawab itu sama artinya dia harus menikahinya.

Tidak bisa hanya diam saja begini, akhirnya Algrarez memutuskan untuk menelfon salah satu temannya.

"Apaan nyet?"

"Kerahin semua anak Aodra buat nyari Zanna. Gue gak peduli mereka mau nyari sampe ke mars pun gue gak peduli. Bilangin, yang berhasil nemuin gue kasih giveaway iphone sama motor gue lah yang itu ambil aja."

Setidaknya Algrarez sudah mengorbankan motor kesayangannya demi menemukan Zanna.

Kenzo yang sedang berada di markas itu pun sontak terkejut. Ya, dia tau temannya ini memang royal. Tapi, kok bisa ngomongnya seenteng itu. Bagi-bagi iphone udah kaya bagi-bagi gorengan aja. "Anjir! Palingan pada maunya Lamborghini punya lo."

"Ambil aja udah, lah. Yang penting istri gue ketemu dulu." Algrarez tidak berpikir panjang soal memberi Lamborghini yang merupakan hadiah dari Eyangnya. Yang terpenting sekarang Zanna bisa pulang kembali.

"Buset bro! Lo waras, nih?"

"Alah, bacot lo. Gimana gue bisa waras? Udah sehari Zanna ngilang njing."

"Santai, sat. Nih setengahnya lagi nyari, setengahnya lagi baru dateng. Ntar gue sampein ke anak-anak, deh." ucap Kenzo yang sedang santai menikmati rokoknya.

"Oke, gue bentar lagi nyusul."

Setelah mematikan sambungan telefon secara sepihak itu. Algrarez langsung membanting ponselnya ke kasur.

"Ah, sialan. Kenapa gak lo bawa aja sih nih hape Yang? Kan gue gak sepusing ini jadinya." Gumamnya sambil mengeceki ponsel milik Zanna yang tadinya tergeletak di atas meja nakas.

Kalau ponsel milik Zanna dibawa, hal itu malah memudahkan pencariannya. Ya, meskipun dia yakin kalau seandainya di telfon pun pasti tidak akan cewek itu jawab. Tapi, setidaknya Algrarez sudah memasang GPS di ponselnya.

ALGRAREZ || The Devil HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang