Simpel aja, yang suka silahkan baca. Yang gak suka tinggal pergi gak usah nge hate karya orang.
Camatttt baca semuanyaaa
🙌🙌.
.
.
.
.Algrarez memasuki markasnya dengan langkah yang tegap. Sementara itu kedua jarinya mengapit sebatang rokok yang baru saja ia hisap saat masuk tadi. Markas Aodra, bangunan yang menjadi perkumpulan para anggota Aodra. Sebuah geng besar yang cukup berpengaruh, diketuai oleh Algrarez sendiri tentunya. Sudah lama berdiri, sekiranya semenjak Algrarez masih duduk di bangku SMA dulu.
Saat memasuki ruangan yang ramai penghuni ini, semua tentu saja atensinya hanya tertuju pada Algrarez.
"Rez?! Waras, lo? Baru nikah, harusnya lo malam pertama anjir. Ngapain kesini, cok?" Suara itu datang dari seorang cowok yang duduk paling pojok, yang tidak lain adalah Kiran.
Kenzo tahu jika sahabatnya itu memang gila. Buktinya, baru nikah bukannya di rumah menikmati malam pertama mereka, malah keluar seperti ini. "Tau lo! Harusnya lo lagi nikmatin malam pertama njir."
Algrarez berdecak, dia langsung bergabung duduk dengan mereka, tepatnya di sebelah Gabriel. "Kenapa, lo?" Tanya Gabriel
Algrarez menggeleng, "Enggak ada, emang salah kalau gue kesini?"
"Enggak salah, sih. Cuman kan ini malam pertama kalian, harusnya menikmati gitu." ucap Benji
Kenzo mengangguk pelan, "Bener tuh!"
"Lupa? Nanti jam dua belas malem kita kan harus ke gudang buat ngelawan Savior." Algrarez menatap mereka satu-persatu. Sepenting-pentingnya urusan pribadi Algrarez, dia tidak akan melepaskan tanggungjawabnya sebagai seorang ketua dan membiarkan anggota berperang tanpa pemimpin.
"Anjir! Itu urusan gampang, elah. Lo raguin kita? Tuh! Si Gabriel udah pasang strategi." Kiran dengan bangga menunjuk Gabriel. Gabriel bisa dibilang sebagai otak pintarnya Aodra. Karena di saat-saat seperti ini, tawuran atau balapan antar geng, Gabriel selalu pasang strategi. Karena semua tahu, kalau di dunia geng seeprti ini tidak ada yang murni jujur. Mereka semua kotor, termasuk Aodra sendiri tentunya.
Gabriel mengangguk mengiyskan ucapan Kiran, "Lo santai aja, gue udah bilang tadi. Biar ini jadi urusan gue."
"Tau lo, Rez! Mentang-mentang udah ada istri lo jadi gak takut dikunciin diluar sama emak!" Kalau nongkrong malam seperti ini, apalagi ikut tawuran. Taruhannya cuman satu, tidur di luar. Dan Benji sudah sering mengalaminya. Bahkan karena Markas sudah ditutup dan kuncinya dibawa Algrarez, Benji rela jauh-jauh datang ke rumah Gabriel untuk menginap.
"Kalo gue jadi lo, udah gue lupain dulu nih urusan. Nomer pertama tetep malam pertama, iya gak?!" Kenzo tersenyum lebar, membayangkan jika dia juga punya istri seperti Algrarez. Apalagi istrinya secantik Zanna.
Orang kaya itu memang beda ya. Kalau nikah gak usah nyari jodoh, tinggal terima beres aja.
Algrarez terkekeh geli mendengar penuturan mereka semua. Tidak tahu saja jika pernikahannya itu tidak seindah yang mereka bayangkan. Ini baru hari pertama menikah, Algrarez yakin kedepannya pasti akan ada banyak masalah lagi.
"Kalo ntar malem kita menang, besok gue traktir kalian ke bar."
"Wuih! Gini dong! Baru gue suka!"
*****
Sesuai dengan janji yang mereka sepakati, kini sekitar pukul satu pagi mereka melakukan aksi tawuran besar-besaran di gedung bekas pabrik minyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGRAREZ || The Devil Husband
Подростковая литератураZanna tidak pernah percaya dengan namanya cinta. Dia hanya menganggap bahwa cinta adalah perasaan yang merepotkan dan tidak nyata. Trust issue nya soal cowok justru membuatnya takut berkomitmen dalam hubungan. Zanna tidak percaya, kalau di dunia ini...