2. Tubuh Baru

6 3 0
                                    

"Hahaha dasar lemah!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hahaha dasar lemah!"

"Itulah kenapa kamu selalu gagal pada ujian hunter!"

"Rasakan ini!"

Anak-anak muda itu terus menendang anak muda yang tidak berdaya, bahkan tidak bisa memberikan perlawanan sama sekali. Kedua tangannya menangkup kepala, demi melindunginya dari tendangan mereka. Sesekali dia memuntahkan darah, sambil terus meringis tanpa meminta ampun, menahan sakit pada tubuhnya.

"Malang sekali," ucap Theodore menatap iba anak itu.

"Ah, membosankan sekali! Dia sudah sekarat! Ayo kita tinggalkan!" ucap salah satu anak itu berhenti menendang.

"Benar, dia akan segera mati di sini. Ayo!" Dengan begitu mereka langsung meninggalkan pemuda yang sekarat itu. Lengan anak itu terulur pada Theodore yang berdiri tidak jauh di dekatnya.

"Apa kau malaikat? Tubuhmu bersinar, tolong aku!" lirih anak muda itu memelas.

"Kau bisa melihatku?" tanyanya memilih berjongkok di hadapan anak muda itu.

"Ya, tolong aku. Aku mohon, aku harus menjaga adik dan ibuku," ucap anak muda itu lagi penuh permohonan, dia seolah tahu jika hidupnya akan segera berakhir.

"Anak muda, sayangnya kau tidak bisa hidup setelah ini. Kecuali kau bersedia memberikan tubuhmu padaku, aku akan membalaskan ketidakadilan yang kau alami, dan melindungi adik dan ibumu." Anak muda itu terperangah, dia batuk darah untuk kesekian kalinya, lantas tersenyum kecil.

"Ya, jika hanya itu pilihannya. Aku bersedia," balas anak muda itu menyerahkan tubuhnya pada sosok yang dia lihat bak malaikat di matanya.

"Siapa namamu?" tanyanya yang kemudian membuatnya tersenyum mendengar nama anak muda itu begitu sama dengannya. Dia pikir inilah takdirnya, untuk memiliki tubuh anak muda tersebut.

"Baiklah, Theodore, kau milikku sekarang!" Theodore tersenyum kecil, menyaksikan napas terakhir anak muda itu, lantas dia bisa memasuki tubuhnya yang penuh oleh memar. Rasa sakit yang luar biasa langsung dapat dia rasakan.

"Ini menyakitkan sekali," gumamnya penuh oleh rintisan.

"Sialan, kenapa tubuh anak ini begitu lemah!"

Meski senang bisa mendapatkan tubuh, tapi dia pun begitu kesal dengan tubuh lemahnya.

Theodore memilih untuk duduk bersila, dia mencoba menyerap energi alam dan menyembuhkan lukanya. Beberapa menit kemudian tanpa hasil, dia kembali menyumpah serapahi tubuh lemahnya. Tapi, dia bisa melihat seluruh ingatan anak muda malang ini sebelum mati, ingatan itu cukup membuatnya marah.

"Sial, bahkan kekuatanku saat ini tidak bisa berfungsi! Benar-benar menyebalkan!" Theodore begitu frustasi dibuatnya, sehingga dia tidak memiliki pilihan lain selain pulang.

Dia dengan tertatih memasuki sebuah gang kecil hingga mendapati rumah kecil yang tidak begitu bagus itu, lampu di dalamnya masih menyala. Dia menghela napasnya pelan, lantas mengetuk pintu tersebut.

Immortal and The Beast Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang