43. Alberen

1 0 0
                                    

Theodore berjalan mendekati Alberen yang masih berlutut, lantas menyentuh keningnya dengan lembut yang justru membuat Alberen terkejut karena Theodore menaruh ukiran kontrak pelayan dan tuan padanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Theodore berjalan mendekati Alberen yang masih berlutut, lantas menyentuh keningnya dengan lembut yang justru membuat Alberen terkejut karena Theodore menaruh ukiran kontrak pelayan dan tuan padanya.

"K-kau!" pekik Alberen tidak terima.

"Tenang, ini hanya untuk kebaikan kita berdua. Selain itu, kontrak ini tidak akan membuatmu mati saat aku mati," balas Theodore membuat Alberen menghela napas lega.

"Aku lelah, dan akan beristirahat. Kerjakan tugasmu dengan baik, Nak!" Setelah mengatakan itu, Theodore langsung berjalan meninggalkan aula yang diikuti oleh Efrain dari belakang.

Dia memasuki kamar utama yang dimiliki oleh Howard, dan membawa tubuhnya duduk di atas kasur besar nan empuk juga mewah. Dia melirik ke beberapa sudut lemari, lantas melirik Efrain.

"Cari beberapa barang yang berguna untukku," titah Theodore yang langsung dipatuhi Efrain.

Setelah beberapa saat Efrain membuka lemari di kamar, dia mendatangi Theodore dengan benda yang memiliki energi cukup banyak. Theodore melihat benda itu dengan tanpa ekspresi. "Sepertinya klan Zie tidak memiliki lebih banyak barang bagus," ucapnya lalu mengambil salah satu benda tersebut dan meleburnya dengan kepalan tangan dan menyerap energinya.

Theodore bangkit dari tempat duduknya, dia tidak merasa puas dengan energi yang diserapnya. Dia membutuhkan lebih banyak energi untuk tubuh barunya ini, atau dia akan kembali hancur karena tubuhnya belum sempurna. Dia membawa kakinya meninggalkan kamar tersebut.

"Bawa aku ke ruang harta," ucap Theodore yang menatap beberapa orang yang ditemuinya dari klan Zie.

"Silahkan Tuan, biar aku tunjukan jalannya!" balas Alberen yang muncul dari balik tikungan ruang. Dia tersenyum sopan dan membimbing Theodore ke ruang harta miliknya.

Lain Lagi dengan Theodore yang hanya menganggukkan kepalanya, mengikuti langkah Alberen memasuki kedalaman dengan ruang tertutup dan hanya dapat dibuka oleh darah dari klan Zie. Sehingga, setelah Alberen meneteskan darahnya pada pintu hitam nan besar menjulang tinggi itu langsung terbuka dengan sendirinya.

"Silahkan Tuan, ruang harta sudah terbuka," lanjut Alberen mempersilahkan Theodore masuk.

"Kunci yang hebat," gumam Theodore yang langsung memasuki ruangan tersebut. Kebanyakan ruang harta akan dibuka dengan kunci khusus, atau dengan memasukkan energi, dan membuka formasi. Tetapi klan Zie cukup hebat dengan menggunakan darah sebagai kunci, sehingga membuat orang asing tidak bisa memasukinya.

Theodore mengedarkan pandangannya pada ruang yang begitu luas tanpa jendela, memiliki lampu menggantung yang cantik dan cukup terang dengan beberapa lampu kecil di setiap sudut ruangannya. Sedang dindingnya dihiasi oleh rak-rak yang tertutup rapat yang entah apa isinya. Namun, energi di ruangan ini cukup kental yang berasal dari beberaa barang dengan energi melimpah.

Selanjutnya dia melihat Alberen membukakan satu ruangan kecil, memperlihatkan tumpukan emas dan perhiasan yang membuat ruangan itu berkilauan. Tentu tidak mengejutkan jika klan kuno akan memiliki sejumlah besar harta.

Immortal and The Beast Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang