20. Master Hunter

3 1 0
                                    

"Aku harus kembali," ucap seorang pria berambut hitam panjang, dia memiliki iris mata berwarna kuning bak mata kucing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku harus kembali," ucap seorang pria berambut hitam panjang, dia memiliki iris mata berwarna kuning bak mata kucing. Dia menutup sebuah leptop setelah melihat sesuatu yang terjadi di negerinya.

Orang itu tengah berkumpul bersama beberapa orang di meja panjang dengan setiap dari mereka memiliki leptop terbuka, ditemani segelas minuman. Namun, perkataannya itu seketika mengejutkan semua orang, apalagi mereka belum memulai pembicaraan.

"Master, kita tidak bisa pulang secepat ini, kita belum menyelesaikan urusan di sini," ucap sosok pria berambut pendek pirang itu mengingatkan pria itu. Dia adalah asisten dari sosok yang dipanggil master, berusaha membujuk untuk tetap tinggal.

"Kenapa terburu-buru, kita semua belum memulai pembicaraan!" timpal salah satu dari kumpulan orang di sana menegurnya.

"Jangan pergi dengan mudah, ini negara kami, kami menghormatimu. Tapi apa yang membuatmu harus kembali secepat ini?" timpal yang lainnya.

Pria itu diam, asistennya pun ikut membujuk agar tetap tinggal untuk menyelesaikan bisnis mereka. Namun, sayangnya dia tidak bisa dibujuk lagi. Bahkan dia sudah memasukkan barangnya ke dalam tas kembali.

"Hei Master Efrain! Jangan semena-mena! Apa kamu bisa pergi sesuka hatimu begitu saja!" Seketika ruangan tersebut dipenuhi oleh keributan, tidak terima dengan keputusannya yang tiba-tiba.

"Kita akan lakukan nanti!" ucapnya penuh tekanan yang kemudian langsung melangkah, meninggalkan ruangan tersebut, meninggalkan orang-orang di dalamnya dalam keadaan marah padanya.

Dia mengambil gadget dari kantong sakunya, setelah menyentuhnya beberapa detik, dia menghubungi seseorang. "Siapkan penerbangan sekarang juga," ucapnya.

"Master, apa ada hal yang mendesak?" tanya pria berambut pirang itu mengejar langkahnya.

"Aku harus menemui Masterku!" Ucapannya itu cukup membuat bawahannya langsung tercengang, dia tidak pernah mendengar jika Master akan menyebut orang lain sebagai masternya.

"Master?" Asistennya itu justru menampilkan wajah kebingungan. Siapa yang dia panggil master itu? Apakah dia memiliki sosok master? Bukankah dia sendiri adalah master itu?

"Jangan banyak bertanya, bagaimana mungkin aku baru sadar jika tuanku sudah kembali," ucapnya menggerutu.

Dia langsung memasuki mobil saat keluar dari gedung tinggi yang mewah. Asistennya langsung mengambil kemudi dan mengendarai dengan cukup cepat atas titah Master.

Sesampainya di bandara, sosok pilot langsung menyapanya. "Penerbangan sudah siap, Master!" Itu katanya yang membukakan pintu pesawat pribadi yang langsung dimasukinya.

Ini adalah Air yang bersebelahan dengan negara Api yang saat ini menjadi rumah baginya. Jaraknya tidak jauh dengan menggunakan pesawat pribadi. Setelah semuanya siap, pesawat itu langsung melesat di langit bak mengendarai angin, kembali ke tempat mereka berasal, di negara Api.

Immortal and The Beast Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang