17. Hukuman

6 1 0
                                    

Sepeninggal Theodore dan Sasaki dari ruang klub kekuatan, keduanya dipanggil untuk mendatangi ruang hukuman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepeninggal Theodore dan Sasaki dari ruang klub kekuatan, keduanya dipanggil untuk mendatangi ruang hukuman. Ruang hukuman adalah sebuah kantor yang diisi beberapa guru untuk menangani kesalahan murid dan memberinya hukuman.

Dan sekarang Theodore bersama Sasaki berdiri di hadapan pria berumur sekitar 40 tahunan, memiliki tubuh kekar dengan wajah garang yang menatap tajam muridnya. Bahkan Sasaki sudah dibuat ketakutan oleh guru tersebut.

"Aku mendapatkan laporan jika kalian menghancurkan pintu ruangan klub kekuatan. Apa itu benar?" tanyanya menatap Theodore tajam.

"Ya, benar."
Tanpa terlihat takut sedikit pun, Theodore menjawab dengan jujur. Pria itu tertawa pelan, lantas kembali menatap Theodore begitu tajam.

"Anak muda, kamu tidak terlihat takut padaku. Lihat temanmu itu sedang menahan gemetar. Tapi, kalian sudah merusak fasilitas academi. Mulai besok kalian akan dihukum untuk berdiri di lapangan dari jam pelajaran pertama berlangsung, hingga jam kegiatan klub selesai. Aku tidak mengijinkan kalian untuk istirahat!" Dia begitu tegas dan garang.

Theodore yang mendengar itu tidak menampilkan emosi apa pun, itu membuat pria besar itu mengernyit. Baru pertama kali dia melihat ada murid seperti ini. "Menghancurkan sebuah pintu bukanlah masalah, tapi apa kau tidak akan menghukum mereka yang menindas Sasaki sesukanya, bahkan mencoba menahan kita di dalam klub saat ingin meninggalkan klub?" Ini adalah kalimat terpanjang yang pernah Sasaki dengar, dan dia tidak menyangka jika Theodore berani mengatakan itu pada guru tanpa sopan santun.

"Murid yang berani dan tidak sopan, hukuman sudah ditetapkan! Kalian hanya perlu melakukannya, tidak ada komentar. Pergi dari ruanganku!" Pria itu tidak menerima komentar.

Sasaki dengan gemetar melangkahkan kakinya keluar dari ruangan itu yang diikuti oleh Theodore yang menampilkan wajah menyeringai saat dia membalikkan tubuhnya, sehingga meninggalkan kesan aneh pada guru tersebut.

"Theo, maaf ini semua karenaku," lirih Sasaki dengan wajah menyesal.

"Kau tidak melakukan apa pun. Sudah begitu lama, aku kira sudah berubah. Tetapi kenyataannya tidak sama sekali," gumam Theodore yang berhasil membuat Sasaki menampilkan wajah bingung.

"Apa maksudmu?" tanyanya.

"Bukan apa-apa, aku akan pergi ke kamar. Kau juga pergilah," ucap Theodore yang kemudian melangkah lebih dulu dari Sasaki memasuki gedung perunggu dan memasuki kamar masing-masing. Theodore langsung bersila, kemudian memejamkan matanya dan merasakan energi alam di sekitarnya yang kemudian langsung dia tarik dan serap ke dalam tubuhnya.

Keesokan harinya, usai sarapan. Theodore dan Sasaki tidak mengikuti pelajaran. Mereka berdiri di tengah lapangan membuat murid lainnya memberikan ejekan pada keduanya. Namun, Theodore tidak menunjukkan ekspresi apa pun. Hanya Sasaki yang bertarung dengan perasaannya sambil menundukkan wajahnya.

"Hahaha! Aku puas sekali!" Seseorang berseru saat melihat dua orang dalam hukuman tersebut. Bahkan dia menghampirinya dengan sebotol soda dalam genggamannya, kemudian menaburkan botol itu pada kepala Theodoee dan Sasaki yang hanya diam.

Immortal and The Beast Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang