"Maaf Grand Master, di luar! Kami diserang!" balas Pian lagi sambil memberanikan diri dalam mengganggu pertemuan ini.
Theodore yang mendengar itu justru melirik Efrain, tampaknya dia mematikan hologram yang ada di rumah untuk membuat nyaman pertemuan ini. Efrain sendiri langsung menyalakan hologram di ruangan itu setelah mendapatkan tatapan dari Theodore.
Pada layar hologram yang sudah menyala, mereka dapat melihat kekacauan pada perusahaan hingga lantai tiga telah berhasil mereka kuasai. "Efrain, pergi dan hancurkan mereka!" titah Theodore masih melihat kekacauan pada perusahaan ini.
"Ya Master!" Setelah mengucapkan itu, Efrain langsung menghilang meninggalkan kediaman.
"Osbest! Pergi bantu Black Hunter, hancurkan mereka!" titah Dariel pada sosok pelayan yang sedari tadi berdiri tanpa bersuara di belakangnya.
"Ya, Master!" Pria yang dipanggil Osbest itu langsung hilang dengan cepat. Begitu juga dengan Pian yang langsung mengundurkan diri untuk kembali memimpin bawahannya untuk menangani semua ini.
Lain lagi dengan Theodore dan Dariel yang menonton kekacauan itu pada layar hologram yang masih menyala di hadapan mereka. "Sangat disayangkan, kunjunganmu ini sedikit kacau Junior Art," lirih Theodore menyayangkan hal itu.
"Tidak masalah Senior Woolf. Kita bisa bersenang-senang kembali setelah ini bukan?" balas Darriel dengan santai.
"Kau benar," timpal Theodore yang kemudian menampilkan wajah berpikir. "Art, maukah kau bersenang-senang bersama Hunter Perak?" Theodore melirik Darriel sambil mengucapkan tawaran peperangan dengan perusahaan lain, dan Darriel yang mendengar itu langsung tertawa olehnya.
"Ya, tentu saja. Itu pun adalah salah satu dari cara bersenang-senang bukan?" timpal Dariel yang kemudian berhenti tertawa. "Sudah cukup lama aku tidak menyapa Tuan Blade Zie," imbuhnya yang kemudian menampilkan wajah menyeringai.
Theodore tersenyum canggung saat mendapati Darriel demikian. Dia ingat jika Blade pernah mengambil kekasihnya, dan membuatnya menjadi istrinya dengan terpaksa, yang kemudian tidak lama setelahnya gadis itu mati oleh di tangan Blade sendiri demi keselamatannya. Sehingga, sampai saat ini Blade masih mendendam padanya.
"Art? Aku pikir kau belum melupakan itu!" lirih Theodore membuat Darriel tertawa pelan.
"Senior!" pekik Darriel sedikit mengejutkan Theodore. "Bagaimana aku bisa melupakannya! Dia mengambil kekasihku! Dia pria kurang ajar yang mengambil keuntungan saat aku pergi. Hatiku benar-benar sakit mendapati kekasihku menikahinya, yang kemudian Blade sialan itu membuatnya terbunuh hanya demi keselamatannya!" lanjut Darriel masih meluapkan emosinya, sekaligus memeluk tubuh Theodore yang langsung Theodore dorong menjauh.
"Berhenti merengek! Bukankah masih banyak gadis lain yang bisa kau nikahi Art! Ayo kita pergi!" ucap Theodore menatap malas akan remehkan Darriel tersebut.
"Seperti biasa, kau selalu terlihat dingin," gerutu Darriel sambil melihat Theodore yang beranjak dari tempat duduknya, dan dia berangsur mengikuti langkah Theodore meninggalkan kediaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Immortal and The Beast
Fantasy100.000 tahun lalu telah terjadi bencana langit yang mengerikan, seolah kiamat datang menghancurkan bumi, di atas kaki sekumpulan manusia immortal yang sibuk berperang, menodai tanah oleh warna darah mereka. Theodore adalah salah satu immortal di me...