"Sekarang aku akan memotongkan Kakak kue terbesar dari yang lain," ucap Allita dengan ceria.
Dia langsung meraih pisau dan mengiris kue ulang tahun yang sudah tidak lagi lengkap karena sudah dia berikan pada beberapa orang. Dia memotong cukup besar dan menaruhnya pada piring kecil, dilengkapi oleh garpu. Dia mengambil garpu tersebut setelah menaruh kembali pisaunya, memotong kue dalam piringnya.
"Biar aku suapi Kak Theo sebagai balasannya," ucap Allita tersenyum lebar. Sedangkan Theodore bungkam dengan perasaan aneh. "Ayo buka mulutnya, Kak! Aaa," lanjut Allita sambil menunjukkan bagaimana dia membuka mulutnya bak memberi contoh.
Theodore yang hanya diam pun membuka mulutnya, dan menyambut kue yang disuapi Allita ke dalam mulutnya. Dia lantas mengunyah kue yang rasanya begitu manis dan lumer tersebut sangat cocok untuk makanan penutup.
"Bagaimana? Enak?" tanya Allita begitu bersemangat.
"Ya, sangat enak. Terima kasih," ucap Theodore yang kemudian mengambil alih piring kue itu dari Allita, kemudian gadis itu beralih pada Efrain dan memberinya sepotong kue.
"Oh iya Kak, ayo kita bertemu seseorang!" ucap Allita lagi dengan wajah cerah.
"Siapa?" tanya Theodore yang dia kira dia tidak mengenal satu teman pun yang hadir pada pesta ini, dia kira semuanya adalah teman Allita dari sekolah.
"Kak Shiny! Kak Wisley!" seru Allita sambil menarik lengan Theodore pada dua pemuda yang sedang menikmati secangkir minuman dengan meja penuh makanan dan buah-buahan di atasnya. Keduanya melirik pada Allita dengan wajah bingung saat melihat siapa yang Allita bawa.
"Bukankah kamu tadi sedang menyambut tamu?" tanya Shiny yang melihat Allita lebih bahagia dari pada sebelumnya. Atau apa karena pria di sampingnya? Pikir Shiny.
"Lama tidak berjumpa, Shiny, Wisley!" Kedua orang itu seketika tercengang saat sosok berambut putih di samping Allita itu justru menyapa mereka dengan begitu akrab.
"Siapa kamu? Kenapa bisa tahu nama kita?" tanya Wisley kebingungan.
"Benar, apalagi penampilan aneh itu. Apa-apaan dengan rambut putih itu," timpal Shiny yang merasa aneh bersamaan dengan perasaan akrab. Seolah dia pernah berinteraksi dengan pria di depannya itu. "Tapi, rambutmu itu seperti asli berwarna putih? Bagaimana bisa? Sepertinya kamu cukup muda, tidak mungkin rambutnya sudah memutih," lanjut Shiny berkomentar.
"Hemm!!!" Allita justru mengerang dengan wajah cemberut begitu masam wajahnya saat ini. Membuat Shiny dan Wisley langsung merasa tidak cukup nyaman.
"Dia kak Theo!!!" teriak Allita kesal dengan kaki yang dihentakkan pada lantai.
"Theoo!!!" Kedua orang itu justru berteriak penuh kejutan. Sudah lebih dari satu tahun tidak melihat temannya itu. Tetapi, sulit dipercaya jika yang dihadpaannya itu Theodore yang mereka kenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Immortal and The Beast
Fantasy100.000 tahun lalu telah terjadi bencana langit yang mengerikan, seolah kiamat datang menghancurkan bumi, di atas kaki sekumpulan manusia immortal yang sibuk berperang, menodai tanah oleh warna darah mereka. Theodore adalah salah satu immortal di me...