"Kak Theo! Syukurlah Kakak sudah bangun!"
Tepat saat Theodore membuka matanya Allita ada di depan wajahnya dengan wajah cemas, bahkan dia dapat melihat sisa air mata yang menggenang di sana. Theodore justru mengernyit melihatnya.
"Kau menangis?" tanya Theodore justru membuat Allita menunjukkan raut wajah marah.
"Benar! Itu karena Kakak! Lihat sekarang Kakak ada di mana?! Selalu saja buat kami cemas!" seru gadis itu begitu keras sampai Theodore terpaksa menutupi satu telinganya.
"Oh aku terluka saat bertarung ya," gumam Theodore baru mengingat pertarungan di misi pertamanya. "Maaf membuatmu cemas. Tapi, Allita! Kau tidak seharusnya meninggalkan ibu yang sedang sakit!" lanjut Theodore justru menghardik adiknya yang meninggalkan sang ibu yang sakit di rumah.
"Itu karena Kakak terluka! Ibu cemas sekali! Jadi memaksa aku untuk menemui Kakak!" seru Allita tidak mau kalah.
Namun, ketukan pada pintu menghentikan pertengkaran mereka. Empat orang memasuki ruangan Theodore. Mereka adalah Griss yang sekarang lengannya diperban, Vincent kepalanya diperban, begitu juga dengan Fana, dan myla memiliki luka ringan.
"Kamu sudah bangun ternyata, maaf mengganggu!" ucap Griss melangkah memasuki ruangan Theodore.
"Oh tidak juga, terima kasih sudah datang," ungkap Theodore langsung bangkit untuk menyapa keempatnya.
"Tidak perlu berdiri, kamu butuh istirahat, lukamu lumayan serius," ucap Vincent menghentikan Theodore dengan menyentuh kedua pundaknya. Tetapi Theodore justru menggelengkan kepalanya, lantas menyingkirkan lengan Vincent dengan pelan.
"Aku baik-baik saja sekarang, lihat!" balas Theodore menunjukkan tubuhnya yang memang terlihat cukup bugar, bahkan seolah dia bukan baru saja bangun dari pinsan.
"Oh, bagus kalau begitu. Aku kira kamu membutuhkan bantuanku," ungkap Myla terlihat cukup lega dengan Theodore yang sudah pulih. "Maaf sudah menghubungi keluargamu, aku kira kamu akan baik-baik saja jika mereka tahu," lanjut Myla dengan jemari yang bergerak gelisah.
"Tidak apa, terima kasih. Adikku ini memang sedikit cerewet, wajar saja, aku selalu membuatnya cemas," ungkap Theodore sambil terkekeh pelan.
"Adik! Kamu tahu! Theodore sangat hebat!" seru Fana sambil merangkul tubuh Allita dan menceritakan sekilas pertarungan Theodore.
"Theo, kamu datang kemari untuk mengajakmu menjadi bagian dari anggota kelompok kami. Bagaimana? Apa kamu mau?" Kedatangan Griss dan teman-temannya ternyata untuk mengajak Theodoee menjadi bagian dari timnya.
"Tentu aku menerimanya." Itu adalah kesempatan yang bagus, sehingga Theodore tidak bisa melewatinya. Lagi pula mereka adalah orang yang baik, cukup menyenangkan untuk berteman dengan mereka.
"Baiklah, sekarang kamu adalah adik kami! Panggil kami 'Kakak'!" seru Fana dengan riang. Bahkan dia begitu cepat menenangkan suasana hati Allita yang terus marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Immortal and The Beast
Fantasy100.000 tahun lalu telah terjadi bencana langit yang mengerikan, seolah kiamat datang menghancurkan bumi, di atas kaki sekumpulan manusia immortal yang sibuk berperang, menodai tanah oleh warna darah mereka. Theodore adalah salah satu immortal di me...