41. Kebangkitan Kembali

0 0 0
                                    

Gumpalan api menyelimuti seluruh tubuh Theodore, hingga tidak ada satu anggota tubuh pun yang terlihat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gumpalan api menyelimuti seluruh tubuh Theodore, hingga tidak ada satu anggota tubuh pun yang terlihat. Perlahan api itu mengikis tubuhnya, membakarnya dengan perlahan. Dan Theodore terus berusaha memberikan perlawanan dengan segala kemampuan yang dia miliki.

Namun, dia tidak begitu kuat untuk melindungi tubuhnya. Hingga dengan perlahan tubuhnya mulai terbakar habis dalam kobaran api. Hingga dirinya hanyalah segumpap cahaya putih yang dikelilingi oleh sebuah tameng transparan yang warnanya nyaris tidak terlihat.

Perlahan api yang melahap Theodore hilang dengan. Saat itulah, semua orang dibuat panik oleh Theodore yang hancur, bahkan klan Zie sudah bersorak ria akan kemenangan tersebut. Namun, tidak dengan Howard yang justru terlihat sedikit frustasi saat melihat Efrain justru dalan keadaan baik-baik saja.

"Efrain! Apa kau tidak memiliki kontrak darah?" tanya Howard berharap pertanyaannya benar, sehingga dia bisa tenang jika Theodore sudah mati.

"Tentu saja kontrak darah. Dan aku bisa merasakan jika tuanku belum mati, dan aku yakin kau akan segera mati, Tuan Howard Zie!" balas Efrain dengan tegas, membuat Howard terlihat memucat.

Tentu saja Howard tahu jika Efrain bukan hanya sedang menggertaknya dengan ekspresi serius dan percaya diri seperti itu. "Katakan dengan benar! Efrain!" hardik Howard untuk memperjelas sebuah kemungkinan terburuk yang bisa terjadi padanya.

Belum sampai Howard memperjelaskan apa yang terjadi saat ini, gumpalan cahaya putih kecil terbang pelan di udara, yang kemudian ukurannya menjadi lebih besar seiring waktu dengan begitu cepat. Mereka dibuat tercengang olehnya, terlebih benda itu memiliki energi yang melimpah dan energi kehidupan yang menyatakan adanya sosok hidup di dalam benda tersebut.

Efrain membulatkan matanya, wajahnya cerah dengan kedua sudut bibirnya yang tersenyum. Sedangkan Howard tampak memucat dengan rahang yang mengeras. Dia menggunakan pedangnya lurus ke depan dengan tubuh melesat terbang ke arah gumpalan putih di udara.

Efrain pun bergerak cepat melebarkan tangannya untuk menjaga gumpalan putih itu. Darah dalan dirinya terasa begitu hidup yang menandakan keberadaan tuannya di dalam sana. Sehingga dia bergerak untuk melindungi tuannya.

"Minggir dari sana!" hardik Howard.

"Kau perlu membunuhku dulu, maka aku akan tetap di sini!" balas Efrain dengan tegas.

Wajah Howard menjadi merah padam oleh amarahnya, dia mengeratkan tangan kanannya pada gagang pedangnya, hingga urat-urat pada tangannya itu terlihat sedikit menonjol.

"Baiklah, karena kau yang memintanya!" seru Howard langsung menyerang Efrain dengan keras. Dia juga menggerakkan anak buahnya untuk menyingkirkan Efrain dari hadapannya, sehingga dia bisa menghancurkan gumpalan putih yang begitu mengganggunya tersebut.

Sehingga Efrain dibuat kewalahan dengan segala gangguan dan serangan tiada henti, tubuhnya pun terluka parah, beberapa luka pada tubuhnya mengeluarkan darah merah yang begitu kental, sesekali dia terbatuk dan terlempar oleh serangan. Namun, dia tidak membiarkan tubuhnya berhenti. Lantas terus berusaha dengan cepat menghalangi siapa saja yang berani menyentuh gumpalan putih tersebut.

Immortal and The Beast Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang