22. Masa Lalu Theodore

8 1 0
                                    

"Tuan Muda Theodore, semuanya sudah siap!" Theodore melirik ke arah pintu kamarnya, pada sosok pelayan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tuan Muda Theodore, semuanya sudah siap!"
Theodore melirik ke arah pintu kamarnya, pada sosok pelayan. Dia menganggukkan kepalanya. Lantas melihat dirinya pada pantulan cermin yang menampilkan tubuh mungil untuk anak berumur 7 tahun, rambutnya sedikit panjang sehingga diikat seperti ekor kuda pendek.

Dia bangkit dari tempat duduknya, dan melangkahkan kakinya meninggalkan kamarnya bersama beberapa pelayan yang ikut menyertainya dari belakang. Dia lahir di keluarga Woolf yang memiliki reputasi baik dan salah satu keluarga terkuat yang tidak bisa diganggu oleh sembarang orang. Ayahnya saat ini adalah kepala keluarga Woolf, dia menikahi dua wanita, dan dia lahir dari istri pertamanya.

Sejak umur 2 tahun Theodore memiliki rumahnya sendiri dengan pelayan dan semua fasilitas tak terbatas yang dimilikinya. Namun, dia begitu jarang bertemu orang tuanya. Dan hari ini adalah hari ulang tahun adiknya. Benar, istri kedua ayahnya melahirkan anak lelaki yang sekarang berumur 5 tahun, dan ini pertama kalinya dia bertemu dengan anak itu.

"Tuan Muda Theodore Woolf tiba!"

Seseorang berteriak saat Theodore sampai di aula keluarga untuk mengadakan pesta ulang tahun tersebut. Semua orang langsung membungkukkan tubuhnya sebagai salam dan tanda hormat pada Theodore.

Dia berjalan meninggalkan pelayannya yang langsung mengambil posisi masing-masing. Dia sekarang memberi salam pada orang tuanya dengan sopan. Pada wajahnya tidak terlihat sedikit emosipun. Selanjutnya dia melihat anak berumur 5 tahun itu memiliki rambut pendek berwarna coklat dengan mata merah yang sama sepertinya. Dia duduk di pangkuan ibunya.

"Theodore, dia Ernest adikmu. Ernest, beri salam pada kakakmu!" ucap ayah pada Ernest yang kemudian bangkit dari pangkuan ibunya, lantas memberi salam serta hormat pada Theodore. Tetapi mata pada anak itu lebih tajam, seolah menantang Theodore.

"Ya, senang bertemu denganmu Ernest," balas Theodore seadanya.

Setelah semua anggota keluarga dan tamu berkumpul, pesta kecil itu berlangsung dengan menikmati berbagai hidangan, sesekali para orang tua membahas banyak hal tentang bisnis dan beberapa masalah. Theodore ditemani pelayannya meneguk minumannya dengan tenang.

"Aku dengar Kakak akan menjadi kepala keluarga selanjutnya, apa itu benar?" Ernest menyapa Theodore dengan ekspresi tidak nyaman.

"Ya," balas Theodore seadanya. " Tapi sepertinya tidak akan semudah itu," balas Ernes yang kemudian meninggalkan Theodore untuk membalas sapaan orang lain.

"Ugh!"
Theodore membuka matanya saat merasakan sinar matahari mengganggu tidurnya, dia bangkit dari tempat tidurnya, lantas menyeka keringat pada dahinya. "Kenapa aku memimpikan itu?" gumamnya sambil bangkit meninggalkan kasur dan membasuh wajahnya, lantas segera mengenakan seragam sekolah.

Immortal and The Beast Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang