34. Hunter Perak VS Black Hunter

1 0 0
                                    

Efrain langsung menghilang dalam bayangannya, meninggalkan Theodore sesuai printah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Efrain langsung menghilang dalam bayangannya, meninggalkan Theodore sesuai printah. Sekarang Theodore membawa Allita meninggalkan rumah kosong itu, menuju mobil ditaruh. Sedangkan di luar sana sangat banyak manusia yang mati, sehingga Theodore menutup kedua mata Allita dengan tangannya.

"Aku tidak bisa melihat Kak!" rengek Allita memberontak.

"Diamlah, aku tidak ingin kau melihat apa yang aku lihat!" balasnya dengan lembut.

Dia membawa Allita memasuki mobil, tidak membiarkannya membuka matanya hingga dia membawa pergi kendaraan itu dari sana, hingga pemandangan mayat penuh darah itu tidak lagi terlihat.

"Sekarang kau boleh buka mata," ungkap Theodore yang membuat Allita langsung membuka matanya dan melihat pemandangan sekitarnya yang merupakan jalanan yang penuh oleh para pengendara yang berlalu lalang.

"Bukankah Kakak seharusnya pergi dengan Tuan Efrain?" tanya Allita yang melirik Theodore yang begitu tenang mengendarai mobil.

"Dia tidaklah lemah. Selain itu, urusan perusahaan bukanlah hal yang harus kau khawatirkan," balas Theodore tanpa melirik Allita sedikit pun.

"Omong-omong Kak, sejak kapan Kakak bisa mengendarai mobil?" tanya Allita yang heran. Bagaimanapun keberadaan Theodore yang memang tidak mungkin bisa melakukan itu.

"Entahlah, ini pertama kalinya aku mengendarai mobil. Tapi, diingatan kakakmu, dia pernah belajar mengendarai mobil diam-diam. Jadi, aku cukup mampu," lirih Theodore sambil sedikit berpikir akan kata-katanya itu.

"Aku pun tidak tahu itu." Allita diam sejenak, dia melirik Theodore di sampingnya, kemudian beralih pada pemandangan jalanan di depannya, lalu kembali pada wajah Theodore.

"Katakan jika ingin bertanya," tegur Theodore yang tentu menyadari kegelisahan Allita.

"Aku ingin tahu tentang kakakku. Bisakah Kakak menceritakan beberapa hal yang ada di ingatannya?" tanya Allita dengan suara sedikit terputus-putus karena sambil berpikir.

"Tentu, tapi dari mana aku harus bercerita?" lirih Theodore yang menampilkan wajah berpikir. Kemudian dia membuka mulutnya, dia menceritakan semua yang dia lihat dari ingatakan Theo dan perasaannya yang begitu besar pada keluarganya, hingga membuat Allita menitikkan air mata.

"Terima kasih, aku tidak tahu jika kakakku begitu baik," lirih Allita sambil terisak, dia menyeka habis air matanya dan tersenyum kecil.

"Kita sampai," ucap Theodore menghentikan laju mobilnya, dan keluar dari mobil itu yang diikuti oleh Allita.

Bailey yang melihat kedatangan mobil mewah Efrain langsung berlari keluar, mendapati anaknya telah kembali. Dia kembali menangis histeris memeluk Allita sambil memutar tubuh gadis itu, khawatir adanya luka di sana.

"Ibu, aku baik-baik saja. Lihat! Aku sama sekali tidak terluka!" ucap Allita berusaha ceria agar tidak membuat ibunya khawatir atau takut. Bailey tersenyum lebar sambil menitikkan air mata. Dia melirik Theodore yang hanya diam. "Tuan Immortal! Terima kasih sudah menyenangkan putriku!" seru Bailey, lantas bersujud di kaki Theodore yang membuat Theodore reflek berjongkok dan mengangkat tubuh Bailey agar tidak bersujud.

Immortal and The Beast Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang