11. Shiny Menghilang

7 0 0
                                    

Libur sekolah sudah habis, Theodore pagi itu beranjak dari tempat tidur dengan malas, menghampiri Allita yang seorang diri di meja makan sambil membaca buku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Libur sekolah sudah habis, Theodore pagi itu beranjak dari tempat tidur dengan malas, menghampiri Allita yang seorang diri di meja makan sambil membaca buku.

"Cepat makan! Atau kita akan terlambat!" Gadis itu memiliki sikap yang cukup keras, bahkan tanpa sungkan meneriaki kakaknya.

Theodore tanpa mengatakan apa pun, duduk dan menatap makanan tersebut. Dia melirik ke beberapa sudut rumahnya, tidak mendapati kehadiran sang ibu. Tetapi, dia tidak perlu bertanya lagi, sudah dipastikan wanita itu pergi ke tempat kerjanya.

"Allita, apa ibu sudah sembuh? Seharusnya istirahat dulu kan?" tanya Theodore sambil melahap makanannya.

"Benar, itulah kenapa aku sedikit kesal pagi ini. Ibu tidak bisa dihalangi, aku sudah berusaha menghentikannya, tapi tidak berhasil. Tapi lihat kakak, bahkan masih tidur!" Justru Thtidore langsung terkena omelan Allita sampai dia tidak memiliki niat untuk berbicara lagi.

"Baiklah, ayo berangkat!"

Selesai makan Theodore langsung meninggalkan Allita yang justru semakin membuat gadis itu marah, bahkan terus mengontrol sepanjang jalan sampai mereka berpisah.

Hari ini, Theodore kembali pada kegiatan sekolahnya. Seperti biasa Wisley selalu menjadi orang pertama  yang menyapa Theodore pagi itu. Pria gendut itu begitu ramah dan ceria, dia selalu tersenyum, dan kerap kali menceritakan banyak hal.

"Theo, apa kamu dengar kabar Shiny?" tanya Wisley tiba-tiba saat mereka batu saja duduk di bangku masing-masing.

"Apa urusannya denganku?" Balasan Theodore yang acuh itu justru membuat Wisley mendekat sampai menarik kursinya untuk duduk di sampingnya, bahkan matanya menatap tajam Theodore yang tidak bisa dipahami akan arti dari itu semua.

"Ya, atau tidak?" tanyanya lagi mendesak Theodore sampai dia mendorong tubuh Theodore ke belakang. Theodore menghela napas pelan, kemudian mendorong tubuh Wisley menjauh darinya.

"Tidak tahu. Memangnya kenapa aku harus tahu," gerutu Theodore dengan wajah tenang, bahkan saat ini dia terlihat sedikit dingin.

"Astaga, bagaimana bisa! Semua orang tahu jika Shiny telah menghilang sejak kemarin! Media ramai oleh kabar itu!" Theodore mengernyit mendengar informasi tersebut. Tetapi tetap saja, dia tidak memiliki apa pun untuk gadis kaya seperti Shiny.

Dia salah satu anak orang kaya di sekolah ini, apalagi dengan ayahnya yang bekerja di grup black hunter. Sedikit yang berani menyinggungnya, apalagi dia gadis cantik yang menjadi primadona sekolah, sekaligus idaman para pria. Ini memang kabar tidak baik, sayangnya apa yang harus Theodore lakukan dengan Wisley yang memberikannya info.

Apakah Wisley ingin dia menjadi pahlawan untuk menyelamatkan sosok gadis cantik, atau sebagainya? Justru bayangan tersebut sangatlah jauh dari pandangannya. Selama hidupnya dia menjalani kehidupan yang penuh darah.

"Lalu apa yang harus aku lakukan?" tanya Theodore terlihat tidak peduli.

Wisley yang melihat reaksi Theodore menunjukkan wajah kecewa, seolah dia tidak pernah mengira Theodore akan meresponnya seperti itu. Dia menepuk pelan keningnya, lantas berbicara, "Ada apa Theo? Harusnya kamu merasa cemas bukan? Bagaimana jika terjadi sesuatu pada Shiny? Bagaimana jika dia-" Wisley menghentikan kalimatnya lantaran tangan Theodore menutup mulutnya sampai nyaris tidak bisa bernapas.

Immortal and The Beast Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang