Taktik si cantik

638 118 7
                                    

🕵️‍♀️👨‍💼

Gerald merupakan saksi yang dihadirkan penuntut umum. Klarisa menyimak sejak tadi jawaban yang diberikan Gerald saat ditanyai hakim anggota, pengacara pihak pelapor dan timnya yang diwakilkan Fransisca.

Reaksi Klarisa satu, diam menatap lekat tanpa tersenyum. Semua jawaban Gerald menyepelekan Hilman. Bukti yang disiapkan lawan bagi Klarisa cukup memberatkan Hilman karena ditemukan chat obrolan jika Hilman merespon niatan mereka memberikan 'pelicin.'

"Kla," bisik Hilman.

"Ya, Pak?" Klarisa memiringkan tubuhnya ke arah Hilman.

"Maksud saya membalas chat itu bukan soal pelicin. Saya hanya merespon sebagai candaan. Kamu udah cek rekening saya, anak dan istri, kan? Nggak ada indikasi uang masuk dari rekening mencurigakan?" Hilman menjelaskan.

"Iya, Pak. Tenang aja. Bukti chat kayak gitu bias, Pak. Banyak arti. Bapak jangan khawatir." Klarisa menenangkan Hilman.

Keterangan Gerald selesai. Dilanjutkan dengan menghadirkan saksi dari pihak Klarisa. Ini dia ... yang Ijal tunggu sejak tadi.

Klarisa dan tim menunggu, kemudian muncul tiga orang berpakaian batik, terlihat wajah gusar, takut juga kecewa.

Billy memulai bertanya. "Saudara saksi satu, Bapak Erwin. Betul pekerjaan Bapak diperkebunan sawit ini?"

"Betul, Pak pengacara."

"Juga dua rekan Bapak lainnya?"

"Betul."

"Baik." Billy menjeda. Ia menatap tiga saksi. "Apakah benar, jika pemimpin atau bos pabrik sawit ini memberikan gaji atau upah kepada pekerja tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan juga anda bertiga sering mewakilkan para buruh memprotes?"

"Benar sekali, Pak." Erwin menjawab tegas. Ia begitu terlihat berani.

"Sejak kapan?" cecar Billy.

"Saya dan teman-teman bekerja sebelas tahun lalu. Kami bersuara karena memang itu hak kami, Pak."

Billy manggut-manggut. "Lalu kenapa bertahan? Kenapa tidak cari pekerjaan lain?"

Kali ini Bahri yang menjawab. "Bapak, di daerah kami sudah turun temurun bekerja sebagai buruh perkebunan sawit. Lahan tersebut tumbuh subur dan juga tanah milik masyarakat lokal. Sebelum kepemimpinan dipegang bos yang sekarang, kami semua terjamin kehidupannya. Bahkan mandor kebun pun diperhatikan kelayakan hidupnya. Semua berubah semenjak dikuasai anak pemilik sebelumnya."

Billy mengangguk lagi. "Apakah salah satunya Pak Albert Gerald yang tadi menjadi saksi?"

"Betul, Pak pengacara."

"Apa ada bukti?" cecar Billy.

"Ada," jawab Erwin lantas izin membuka map yang ia bawa. Klarisa memperhatikan, padahal ia sudah tau itu apa.

Erwin maju ke meja hakim bersama Billy juga penuntut umum. Hakim membuka isi map, ia baca setelah mempersilakan ketiga orang tadi kembali ke tempat semula.

"Hm ... di sini, saksi memberikan bukti surat perjanjian yang ditangani karyawan selaku pemilik tanah juga." Hakim menatap semua orang yang hadir hingga berhenti di kedua saksi.

"Berapa lama kalian, termasuk warga masyarakat di sana yang tanahnya dikuasai perusahaan tersebut tidak mendapat pembayaran sesuai perjanjian?" kata hakim lagi.

Erwin bersiap menjawab. "Lima tahun, yang mulia. Kami sudah protes, tapi mendapat ancaman. Kami hanya rakyat kecil yang butuh bekerja, yang mulia. Pada akhirnya hanya bisa menerima walau hati gundah."

Magnetize Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang