1. Mantan Narapidana

4K 129 13
                                    

Suara nyaring dari jeruji besi yang di buka tentu menyita perhatian semua orang. Layaknya sebuah hiburan yang menjadi tontonan, keluarnya seorang pemuda dengan tato di sepanjang lengan itu juga di definisikan sebagai demikian.

"Selamat, kami harap semua yang anda dapatkan selama di sini akan menjadi bekal untuk hidup yang lebih baik kedepannya," ucap seorang petugas polisi seraya mengulurkan tangan tanda ucapan selamat.

Tangan bertato itu ikut membalas tak kalah erat, wajahnya yang di hiasi kumis tipis itu masih datar seperti biasanya, "Terima kasih."

Pemuda itu juga berpamitan dengan beberapa temannya selama di balik jeruji besi. Para penjahat dengan berbagai latar kriminal inilah yang menjadi temannya selama lima tahun belakangan.

Jordan Rajaksa, seorang pemuda berumur 22 tahun, bertubuh tinggi tegap dengan ciri khas ukiran tato di sepanjang lengan kanannya yang berwarna tan. Rambut hitam legam serta mata tajam yang sedikit sipit itu membuat siapa saja enggan terlalu dekat dengannya.

Jordan membawa langkah beratnya menuju keluar dari tempat yang orang-orang bilang menyeramkan ini, namun, yang Jordan pahami adalah di luar sana jauh mengerikan, dunia dan segala isinya serta hukum yang berjalan di sana begitu menyeramkan.

Nafasnya berhembus panjang saat berhasil menggapai keluar, matanya menatap getir gerbang di ujung sana. Apa ini yang mereka sebut sebagai 'kembali menghirup udara bebas'? Kenapa rasanya masih sama seperti di dalam sana?

Tawa miris berhasil menguar bercampur dengan udara pagi ini. Persis seperti dugaannya, tidak ada siapapun yang menanti kebebasan si pembunuh ini. Memangnya siapa yang mau berdekatan dengan seseorang yang sudah melenyapkan nyawa orang lain?

Mantan narapidana dari sebuah kasus pembunuhan seorang ibu hamil. Setidaknya itu yang orang-orang ketahui tentangnya.

Jordan, yang saat itu baru berusia tujuh belas tahun di temukan di sebuah rumah kontrakan kecil bersama dua mayat yang berbeda jenis kelamin dan juga seorang bayi merah yang menangis bersimbah darah.

Pemuda itu terpejam sesaat, enggan membayangkan momen menjijikkan itu di kepalanya. Sudah lima tahun berlalu ... entah kenapa sang ayah baru menggunakan kekuasaannya untuk membebaskan Jordan setelah lima tahun terlewatkan.

Ayahnya, pria itu jelas memiliki nama belakang yang tidak akan membuatnya kesulitan untuk menutup kasus seperti ini, namun, pria itu benar-benar membiarkannya sendirian selama lima tahun, tanpa sekalipun pernah menjenguk ataupun sekedar memberikan kabar.

Sekarang pria itu membuatnya bebas hanya untuk terlunta-lunta di jalanan. Tidak ada tangan yang menyambut Jordan untuk keluar dari lubang kegelapan ini. Jordan hanya di biarkan bebas untuk kembali terjebak di dunia yang lebih kelam lagi.

Pundak kokohnya terasa sangat berat, kemana dia harus pulang sekarang? Kembali ke rumah orang tuanya? Bukankah sang ibu pernah bersumpah bahwa dia tidak akan menganggap Jordan sebagai anaknya lagi saat dirinya tertangkap?

Sejatinya mereka menghukum Jordan lebih buruk dari semua hal yang terjadi. Jordan di biarkan kehilangan segalanya demi mendapatkan 'hukuman' yang setimpal dari hal yang bahkan tidak pernah Jordan lakukan.

"Gue harus kemana, Ra? Gue harus pulang kemana?"

Langkah kaki Jordan terhenti saat matanya menangkap dua sosok berbeda generasi berdiri membelakanginya tak jauh dari gerbang. Kedua orang itu tampak berdiri di samping mobil berwarna putih.

Jordan ragu untuk kembali melangkah, namun, wanita di depan sana berbalik dan menatapnya penuh rasa benci. Tubuh Jordan bergetar sesaat karena mengingat kembali betapa hancurnya wanita itu lima tahun yang lalu.

BAD PAPA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang