Malam terasa semakin dingin.. suasana terasa sangat sepi di tengah malam seperti ini..
Yoongi masih duduk termenung..di teras depan rumahnya..sejak sore tadi..tidak ada sedikitpun niat yoongi untuk masuk kedalam rumah..
Pikirannya kacau.. hatinya ikut kacau.. rasanya sangat berat jika harus membuat Jimin menangis seperti tadi bahkan Jimin berlutut sambil menggenggam tangannya..
Mengatakan jika itu adalah anaknya..Jimin mengatakan jika anak yg dia kandung adalah anaknya tapi entah kenapa pikiran nya seperti tidak menerima..
Yoongi menghisap rokok nya kembali.. entah sudah berapa banyak rokok yg dia nyalakan sejak tadi.. yoongi tidak perduli..
Jikapun dia mati yoongi tidak perduli..
"Hyung..sudah malam..ayo masuk.." ucap Jimin dengan lembut..
Bahkan setelah yoongi membuatnya menangis pun suara itu masih terdengar lembut..
"Hyung.." Jimin kembali berucap saat yoongi tidak menjawabnya..
"Pergilah bersamanya..kau dan Jungkook akan bahagia.. bahkan anak yg ada di kandungan mu itu akan terjamin hidupnya daripada hidup bersama ku.."
Suara itu terdengar datar.. yoongi sama sekali tidak melihat Jimin saat mengucapkan kata-kata itu..
"Aku tau kau menemui Namjoon bukan..dia bahkan mengantar mu pulang..atau mungkin lebih dari itu sampai kau kembali mengandung anaknya.." yoongi Kembali berucap..
"Harus apa aku agar kau percaya jika ini anak mu yoongi..ini anak mu .."
Jimin hanya menangis.. dadanya kembali sesak mendengar semua ucapan itu..
"Aku sudah tidak punya apapun Jimin..aku bangkrut..aku tidak akan bisa menunjang hidup kalian lagi sekarang..jadi pergilah.."
"Hyung..kau bercanda kan.."
"Tidak..itu kenyataan.. sekarang aku sudah kembali miskin seperti dulu saat kau berselingkuh dengan nya..dan sekarang pun sama..aku kecewa padamu Jimin..kau kembali mengandung anak yg bukan anakku..kali ini..ayo kita berpisah.."
Yoongi melangkah pergi.. meninggalkan Jimin yg menangis..menangis sejadi-jadinya di depan rumah..
Rasanya sangat sakit.. perkataan yoongi membuat nya seakan mati.. bagaimana bisa yoongi mengucapkan kata-kata itu semua dengan santai..
.
.
.
.
.
.
."Kau mau kemana.."
"Tidurlah..aku akan tidur di kamar tamu.."
Bruukk
Pintu itu tertutup dengan keras.. yoongi menutupnya dengan kencang..dia kembali meninggalkan Jimin sendiri..
"Aegi yg sabar yahh..Appa sayang aegi kok..Appa hanya sedang pusing.. suatu saat nanti..Appa pasti akan menerima aegi dengan cinta.. Eomma pastikan itu semua.. aegi yg sabar yahh sayang.."
Jimin mengusap perutnya..dan mencoba untuk terpejam.. rasanya mengantuk tapi entah kenapa matanya sulit untuk terpejam..
"Tetap sehat yahh sayang.. tunjukkan pada Appa jika kau memang darah dagingnya.." Jimin kembali menangis..
Dia harus bisa membuktikan jika anak ini memang anak milik suaminya..dia harus bisa mematahkan semua tuduhan yg suaminya itu tuduhkan padanya..
Dia harus kuat.. untuk Minji dan Jungkook..dia juga harus kuat untuk anak yg menunggu waktu untuk lahir dan melihat indahnya dunia ini..
.
.
.
.
.
.
.Hari demi hari sifat yoongi semakin dingin..
Jimin memakluminya..dia tau.. kesalahannya di masa lalu mungkin menjadi trauma untuk suaminya.. Jimin hanya bisa bersabar..dia yakin suatu saat nanti yoongi akan tau kalau anak itu anaknya..