Again and again..

2.3K 228 49
                                    

Karena nama yang ada di nisannya adalah nama..

-----------------------------------------------------------------------------------

"Hah.. Eh serius, cok?!" Krow terkejut bukan main, dirinya menatap kearah Garin yang hanya diam sembari memalingkan wajahnya. Mau bagaimana pun, tidak ada yang bisa diubah lagi.

Keheningan menyelimuti mereka bertiga, tidak ada yang bersuara. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing sampai akhirnya Jaki membuka suara.

"Exu, kakek, mama, Jaki kangen.."

Krow menutup mulutnya, ia benar-benar terkejut karena dugaannya ternyata benar. Nama yang ada di nisannya adalah nama mama nya Jaki.

"Kenapa.. Kalian ninggalin Jaki? Harus ke siapa lagi Jaki berpulang?" dirinya menatap pilu ketiga nisan yang ada dihadapannya. Sungguh, tuhan mengambil orang yang ia sayangi untuk kesekian kalinya, lagi, lagi, dan lagi.

Jaki ingin marah pada keadaan, tetapi dirinya tidak bisa karena semua yang terjadi sudah menjadi takdirnya. Sayangnya, takdir yang Jaki dapatkan cukup miris untuk diterima.

Garin menarik Krow untuk menjauh dari area Jaki karena ia tahu, Jaki ingin mengeluarkan isi hatinya yang selama ini ia pendam. Krow yang mengerti juga hanya mengikuti arahan Garin.

Mereka terdiam sesaat, saling bertatap tatapan satu sama lain seolah tahu apa yang ada dipikiran mereka masing-masing.

"Rin, kenapa bisa jadi kayak gini?" heran Krow, bukannya.. mereka baru saja bertemu seminggu sebelum mereka pulang?

"Gua ceritain, tapi kata Jaki jangan kasih tau siapapun."

"Aman."

"Kejadiannya seminggu sebelum gua ama Jaki pulang ke mansion, tepat dimana lu Echi ketemu sama mama Jaki. Jadi ceritanya sesudah ketemu kalian, mama Jaki seneng kan bisa kenal gitu. Nah terus Jaki tuh liat di sebrang gitu ada tukang es krim."

"Nah, Jaki bilang ke mama nya suruh tunggu aja sama gua ditempat, Jaki yang beliin. Tapi waktu Jaki lagi beli es krim, dan gua lagi ditelepon, mama Jaki nekat buat nyebrang sendirian."

"Naas nya, ada truk yang lewat kenceng banget, terus nabrak mama nya Jaki. Jaki yang posisinya lagi ngeliat ke jalan otomatis ngeliat persis pake mata kepalanya sendiri kalo mamanya ditabrak. Jaki langsung lari nyamperin mama nya terus meluk sambil nangis."

"Mama nya menghembuskan nafas terakhirnya dipelukan Jaki sambil megang pipi Jaki."

Jelas Garin panjang lebar kepada Krow, tak disangka hari itu adalah pertemuan terakhir Krow dengan mama Jaki. Krow juga terkejut karena mama Jaki meninggal dengan cara yang cukup tragis.

"Gila, gua gabisa bayangin gimana rasanya jadi Jaki, sumpah, ngeliat mama sendiri ditabrak depan mata.." Ucap Krow yang ikut turut prihatin setelah mendengar cerita dari Garin, Garin mengangguk setuju.

"Gua yang ada di sana aja kaga kuat Krow, apalagi Jaki.." Garin menghela nafasnya kasar, dirinya tidak mengerti, kenapa harus Jaki? Kenapa ini semua terjadi pada sahabatnya?

"Pantes pulang-pulang Jaki langsung sakit." Ucap Krow mengingat Jaki yang besoknya langsung sakit sepulang dari luar.

"Iya, dia jarang makan, banyak ngelamun, juga kurang istirahat. Gua ga mungkin ninggalin dia dalam keadaan begitu, jadi gua juga ikut diem di sana nemenin dia."

-----

Disisi Jaki, dirinya sedang mengelus nisan milik mantannya, Exu Wolfenshire. Dia sedang merindukan rumah keduanya yang sudah berpulang itu. Ia menatapinya sembari tersenyum. Senyuman itu terlihat bahagia, tetapi juga terlihat menyedihkan.

Jaki Chen ft TNFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang