"Besok .. anterin aku kerumah."
Garin dan Krow sontak menatap ke arah Jaki secara bersamaan. mereka terkejut bukan main.
"Hah?!"
-----------------------------------------------------------------------------------
⚠️ WARNING, harsh words, trauma, warn trigger.
song : jiwa yang bersedih - ghea indrawari (kalau gabisa dari wp, saranku sambil puter ini biar tambah ngefeel)-----------------------------------------------------------------------------------
"Jangan gila!" balas Garin, ia benar-benar tidak habis pikir oleh Jaki, kenapa dia ingin pergi ke neraka itu?
"Gua di call tadi, intinya anterin gua." Ucap Jaki kekeh, ia masih bertekad untuk pergi ke rumahnya.
"Jangan jangan yang tadi..?" lanjut Krow, ia berfikir bahwa tadi yang menelpon Jaki di mobil adalah mamanya.
"Iya." Jawab Jaki singkat.
"Huftt .. gausah kesana, Jak." Ucap garin yang masih menahan Jaki, ia sungguh tidak ingin sahabatnya pergi ke neraka itu lagi.
"Kalau gamau nganter, aku sendiri yang kesana." Yah bagaimana pun, Jaki selalu keras kepala.
"Keras kepala as always. Yaudah nanti dianter." Pasrah Garin, daripada sahabatnya sendiri kesana, lebih baik diantar.
Setelah itu, Jaki dipanggil untuk masuk ke ruangan treatment dan diobati oleh pak Sui. Saat sudah diruangan, pak Sui mulai memeriksa Jaki. pak Sui sempat diam beberapa saat.
"Jaki, ini kamu beneran gapapa?" tanya pak Sui, wajahnya terlihat sangat khawatir.
"Memang kenapa, pak Cui?" ah, apa mungkin ini saatnya pak Sui tau? Pikirnya.
"Akhir-akhir ini ada mimisan or something ga? Sakit kepala gitu?" pak Sui bertanya kembali, masih dengan nada yang sangat khawatir.
"I know, pak. Tolong sembunyiin aja, ya? Penyakit ringan kok." Jaki pasrah, ternyata benar, pak Sui mengetahuinya.
"Ringan muatamu!" tak habis pikir, ringan katanya?
"Ya .. bawaan, yang penting ga bikin mati." Ucap Jaki dengan santainya sembari berdiri.
"Heh ngomongnyaa!" omel pak Sui sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Setelah itu, Jaki keluar dari ruangan tersebut, terlihat Garin dan Krow masih setia menunggu disana.
"Kok lama? Sedangkan yang down bentaran?" tanya Krow sembari beranjak dari duduknya.
"Justru karna aku ga down jadi lama." Jawab Jaki, ia dibantu jalan oleh Garin.
"Oh iya."
Lalu mereka pergi ke kamar masing-masing, Jaki digendong kembali oleh Garin menuju kamar Krow dan Jaki. Jaki langsung merebahkan dirinya begitupun dengan Krow, Krow mengira Jaki sudah tertidur pun ikut tertidur.
Nyatanya, Jaki belum tertidur, ia bangun lalu pergi ke balkon kamar seperti biasanya. Ia menatap langit malam yang gelap dan hanya diterangi oleh bulan juga bintang. Tak disangka air matanya tiba-tiba mengalir begitu saja saat ia terus menatap ke arah langit.
'Tuhan, apakah aku berhak bahagia?'
'Apakah anak haram sepertiku tidak berhak bahagia?'
'Apakah aku yang kotor ini tidak berhak bahagia?'
'Laki-laki juga boleh menangis kan?'
Itulah yang selalu tersirat dipikirannya setiap malam hari.
Malam pun berlalu dengan begitu pilu bagi dirinya yang tidak punya siapapun untuk bercerita. Paginya, ia terbangun dan melihat orang disampingnya sudah tidak ada.
"Buruan mandi, mau dianter kaga?" suara itu berasal dari pintu kamar mandi, ternyata Krow baru selesai mandi. Jaki mengangguk lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya, matanya sedikit bengkak akibat menangis.
Setelah selesai, Garin, Jaki dan Krow pergi menuju 'rumah' Jaki. Sepanjang jalan mereka bercanda dan tertawa bersama. Begitu isi mobil jika ada Garin, si bahan bully-an.
Saat sampai disana, Jaki ragu, ia meneguk saliva nya sembari mengatur nafasnya. Sungguh, rumah ini adalah kenangan terburuknya.
"Jangan keluar mobil. Apapun yang terjadi, jangan keluar mobil." Ucap Jaki, ia menekan setiap perkataannya, seolah itu benar-benar serius. Krow dan Garin pun mengangguk paham.
"Garin, i give u my headphone. please use this. Aku ngerti." Lanjut Jaki dengan nada lembut sambil memberikan headphone miliknya yang sedari tadi ia bawa.
"Aku selalu gakuat broww denger kamu dikata-katain, thanks."
Belum ada dua langkah Jaki berjalan, Garin sudah memakainya. Dirinya sangat tidak tega mendengar cacian dan makian yang dilontarkan dari orang tua Jaki. Sedangkan Krow hanya diam dan menatap ke arah Jaki yang mulai memasuki rumahnya.
--------
"SIALAN KAMU, ANAK GA GUNA! SAYA BILANG BERIKAN SAYA UANG!"
"Kamu nantangin saya, kamu terima konseknya."
"DASAR ANAK HARAM! NYUSAHIN AJA BISANYA!"
"BEBAN LU, ANJING."
"BEBAN, ANAK HARAM, JALANG KAYA KAMU GAPANTES IDUP!"
"MATI AJA SEKALIAN!"
Makian dan cacian dilontarkan oleh kedua orang tua Jaki, dari luar juga terdengar suara pukulan ntah memakai tangan maupun benda seperti gantungan, sabuk, dan lain sebagainya.
'Tunggu .. j-jalang..?' batin Krow, ia yang mendengar semuanya cacian dan makian dari orang tua Jaki pun sangat terkejut, jalang katanya? Apa yang dimaksud kedua orang tua Jaki?
------------
Jaki sudah memasuki mobil, ia kembali dengan kondisi yang pipi memerah akibat dditampa, mata dan juga hidung yang ikut memerah akibat menangis.
"Jak .." Ucap Krow dan Garin secara bersamaan, ia sangat tidak tega melihat kondisi Jaki yang seperti ini, hati mereka begitu sakit melihatnya, terutama Garin. Karena Garin sudah kenal cukup lama dengan Jaki.
Jaki tersenyum kearah mereka berdua, senyuman itu seolah memperlihatkan bahwa ia baik-baik saja, "Aman, hehe," suaranya begitu serak, "Ayo jalan-jalan." Lanjutnya.
Krow mengurungkan niatnya untuk menanyakan tentang hal itu dan memutuskan untuk melupakannya.
TBC.
-----------------------------------------------------------------------------------
hellourr, maaf ya kalo bagian ini sedikit terbawa emosional, tapi maaf juga kalau ga nge-feel dan akhirnya jadi cringe.
aku up sedikit dulu ya, just 750+ words, lagi kurang mood buat ngetik + bagian ini cukup menyayat hati aku yaa karena sedikit relate, so yeahh enjoy!
semangat readers, mari nangis bersama
tapi selalu ingat warning dan hastag ya
author pecinta angst, jadi jangan heranbtw jangan lupa di vote yaa! thank you!
kalau ada saran or something bilang ya, nanti
aku perbaiki. maaf kalau ada typo dan sebagainya.see u on the next chapter!
KAMU SEDANG MEMBACA
Jaki Chen ft TNF
Разноеmenceritakan perjalanan dan penderitaan yang dialami seorang pemuda bernama jaki chen saat berada di keluarga mafia yaitu Tokyo Noir Familia. ⚠️ warn bxb! please be wiser. ⚠️ krojaki slight krowchi & ginchi ⚠️ angst area! author cinta kesedihan. ⚠...