Stupid

1.5K 223 65
                                    

Mereka semua masuk dengan tatapan sedih melihat tubuh Jaki yang dibalut oleh banyaknya perban seperti mumi.

-----------------------------------------------------------------------------------

Semua sudah masuk, dengan Krow yang ada dibelakang. Ia hanya bersandar dipinggir pintu, sedangkan yang lainnya duduk dibawah, Krow menatap Jaki dengan tatapan bersalah, sedangkan Jaki tidak menatap Krow sama sekali. Sempat hening, tidak ada yang berbicara, mereka hanya saling bertatap-tatapan satu sama lain.

Sampai akhirnya, pak Sui mencoba membuka pembicaraan agar tidak begitu canggung, "Jaki perlu istirahat untuk beberapa minggu kedepan, bahkan mungkin beberapa bulan. Kondisinya bener-bener parah."

"Iya.. Jaki gabakal gua biarin buat ngelakuin aktivitas apapun untuk beberapa bulan." Balas Rion dengan nada sedih, sangat jarang mendengar Rion berbicara dengan nada seperti ini.

"Mhm, dan bakal ada satu atau dua orang yang bakal jagain Jaki." Lanjut Caine, nada Caine juga terdengar sangat sedih, mereka berdua sedang merasa gagal menjadi orang tua yang bertanggung jawab untuk Jaki.

"Satu lagi.. Jaki.. harus latihan jalan lagi, dan selama beberapa bulan, dia harus pake kursi roda." Jelas pak Sui yang membuat semuanya melirik kearah dirinya.

"HAH?!" balas seluruhnya secara bersamaan, bahkan Jaki juga ikut terkejut dengan perkataan pak Sui.

"Ga.. ga mungkin, boong, kan?" Jaki tidak percaya, dirinya menatap Garin yang ada disisinya.

"Garin.. ga mungkin, kan.. aku ga lumpuh, kan?"

Perkataan itu membuat semuanya terdiam, tidak ada yang berani menyela, Jaki terdiam lalu menyandarkan dirinya kebelakang, menghela nafas dalam-dalam. Sedangkan Garin, ia mengepalkan tangannya erat.

"Ngga, Jaki.. kamu hanya perlu latihan aja.." Celetuk Key, berusaha menenangkan Jaki. Elya mengangguk setuju kemudian membalas, "Bener, kamu hanya perlu latihan lagi aja. Bukan berarti kamu lumpuh, okay?"

"Bener tuh! Latihan ajaa, latihan. Inget!" lanjut Mako, lalu mereka semua mulai menyemangati Jaki dan berusaha membuat Jaki tersenyum kembali.

"Semangat bonuskuh!" Echi menghampiri Jaki dan memeluknya, mengelus lembut kepala Jaki.

"Timakaci anomalikuh!" balas Jaki, keduanya saling tertawa, suasana disana mulai menghangat, tetapi ada satu orang yang sedari tadi hanya diam dan menunduk. Tak lain tak bukan adalah Krow.

Jam sudah menunjukkan pukul 22.00, mereka semua menghabiskan waktu berjam-jam diruang treatment.

"Udah malem, pada tidur yuk." Ajak pak Sui, mereka semua mengangguk karena beberapa sudah mengantuk.

"Hari ini tidur, besok gua sama Caine bagiin tugas buat jagain Jaki." Caine hanya mengangguk, mereka berdua terlihat cukup diam malam ini.

"Emm.. Mami.." panggil Jaki, Caine sontak menoleh kearah sumber suara.

"Mhm? Kenapa, Jaki? Butuh sesuatu?" tanya Caine, Jaki menggelengkan kepalanya, sempat terdiam beberapa saat.

"Mm.. aku boleh pindah kamar sementara, ngga?" ucapan Jaki membuat semuanya menoleh kearahnya, terutama Krow. Matanya terbelalak kaget.

"Mau tuker sama siapa, Jaki?"

"Mau tuker sama Funin, aku pengen sekamar sama Garin.." Garin menoleh kearah Jaki dan tersenyum.

"Bebas aja gimana kalian, Funin keberatan ga?" semuanya melirik kearah Funin secara bersamaan.

"Ngga masalah kok, aku bisa sekamar sama Krow untuk sementara." Balas Funin. Jaki, Garin, Caine, dan Key tersenyum lega mendengar jawaban Funin.

Jaki Chen ft TNFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang