Sick

2.4K 216 50
                                    

"Key, panas banget! Jaki demam."

-----------------------------------------------------------------------------------

"Emh .. K-krow.." Gumam Jaki saat dirinya masih tertidur, ia terus menerus menyebutkan nama Krow.

"Aku panggilin Krow dulu." Ucap Key, Echi mengangguk dan memilih untuk menjaga Jaki, lalu Key dengan segera berlari kebawah memanggil Krow.

"Krow, Jaki manggil!" nafas Key sedikit tidak beraturan dikarenakan berlari, Elya yang melihat pun kebetulan sedang membawa minum, ia memberikannya kepada Key dan diterima oleh Key.

"Hah?! Manggil gua??" Krow cukup terkejut, begitu pula dengan anggota keluarganya yang mendengar itu. Pasalnya, kemarin-kemarin Jaki takut untuk bertemu laki-laki di rumah ini.

"Iya, dia juga demam."

Semuanya menghampiri kamar Jaki, tetapi mereka hanya diam didepan pintu. Echi keluar ruangan tersebut lalu Krow masuk, pintunya memang sengaja ditutup oleh kepala keluarga, untuk memberikan kenyamanan terhadap Krow. Mereka semua paham dan memutuskan untuk diam diluar sementara.

"Mh .. Krow .. K-krow.." Masih, Jaki masih terus menggumamkan nama Krow.

"Hm?" jawab Krow singkat, ia sengaja tidak membangunkan agar Jaki menyelesaikan perkataan yang ia ingin sampaikan, ia mengelus lembut pria bersurai merah muda tersebut.

"Krow .. K—.. mh.." Badan Jaki tidak mau diam, tubuhnya lebih banyak mengeluarkan keringat sekarang.

"Maaf .. i'm sorry .. d-don't leave me .. aku bakal jauhin kamu .. jangan tinggalin aku.." Jaki mulai menangis dalam tidurnya, ntah apa yang ia mimpikan, tetapi yang pasti ia memimpikan Krow.

Krow terdiam. Ia mematung mendengar perkataan Jaki, hatinya cukup tergores mendengarkan itu. Tetapi apa boleh buat, dirinya memang benar-benar risih jika Jaki flirting dirinya.

"S .. sakit.. eg—" Jaki terbangun dari tidurnya, Krow dengan segera menjauhkan tangannya dari kepala Jaki.

Jaki membuka matanya, dan yang pertama kali ia lihat adalah Krow. Ia merasakan basah di pipinya dan memalingkan wajahnya sambil mengelap pipinya yang dibasahi oleh air matanya.

"Gua .. ga ngomong aneh-aneh, kan?" tanya Jaki, suaranya terdengar begitu serak karena kurang minum. Ia menatap kearah Krow dan Krow menjawab dengan gelengan kepala.

Jaki menghela nafas lega, lalu perlahan ia duduk sambil memegangi kepalanya yang terasa sakit, Krow membuka pintu dan menyuruh yang lainnya untuk masuk.

Tidak ada yang berisik, mereka semua masuk dengan tertib, dan para lelaku masuk belakangan. Mereka takut jika trauma Jaki kambuh.

Setelah itu, Caine mulai memberanikan diri untuk bertanya kepada Jaki, berdoa agar Jaki tidak takut pada dirinya.

"Jaki, gimana perasaan kamu? Feel better?" tanya Caine dengan lembut, berhati-hati agar tidak mengganggu Jaki.

"Better than yesterday, mami.." Suara Jaki melemah, yah walau begitu syukurlah perasaan Jaki sedikit membaik.

"Syukurlah, makan dulu ya? Nanti makin sakit." Sambung Key yang sedari tadi khawatir mendengar suara Jaki dan melihat kondisinya.

"Engg—"

"Makan." Krow memotong perkataan Jaki, Jaki diam sejenak dan melirik ke arah Krow lalu setelah itu ia mengangguk. Hanya Krow yang bisa membuatnya seperti ini.

"Jakii.." Riji mencoba untuk berinteraksi dengan Jaki, mengetes apakah Jaki masih takut atau tidak.

"Kenapa, Ji?" bingung Jaki sembari melirik kearah Riji, Riji menghela nafas lega. Jaki sudah lebih baik dari sebelumnya.

Jaki Chen ft TNFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang